"Gak ada target, semua RS yang melayani masyarakat kita kerja sama. Karena terkadang masyarakat suka lupa begitu lahir sudah saja pulang, begitu masuk SD baru ingat belum ada akta," katanya.
Direktur RS Budi Asih Tajus Ibrahim berharap rumah sakitnya terus bisa mendukung program pemerintah.
Sebab pemerintah butuh data, dan selama ini diketahui jika banyak data tumpang tindih karena masyarakat awam terkejut pentingnya identitas kependudukan baik KIA maupun kK.
"Jadi kegiatan ini didukung karena positif," ujarnya.
Ia mengatakan, alasan memilih kerja sama karena RS Budi Asih walau ada di Kota Serang namun beririsan dengan Kabupaten Serang.
Bahkan pasien yang masuk pun lebih banyak dari Kabupaten Serang.
Sementara untuk angka kelahiran di RS Budi Asih tidak sebanyak di Hermina atau RS pemerintah yang mencapai 200-250 per bulan, di Budi Asih hanya 20 persennya.
"Sebab bed di Budi Asih hanya ada 112 tidak sebanyak Hermina.
Angka kematian disini rendah, tidak seperti RS yang ada di jalan raya, sebulan paling satu kasus," ucapnya. ***