Situs dan Petilasan Makam Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten, Ada Keraton yang Dibumihanguskan

- 26 Oktober 2023, 13:49 WIB
Situs dan Petilasan Makam Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten, Ada Keraton yang Dibumihanguskan
Situs dan Petilasan Makam Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten, Ada Keraton yang Dibumihanguskan /YouTube /Eru Wahyudi

KABAR BANTEN - Cagar budaya di Serang Banten salah satunya adalah Situs Tirtayasa yang berbatasan dengan makam Sultan Ageng Tirtayasa.

Situs Tirtayasa yang terletak di Desa Tirtayasa, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, ini diperkirakan merupakan bekas salah satu keraton sebagai tempat tinggal Sultan Ageng Tirtayasa pada akhir abad ke-17.

Dugaan ini bukan hanya didasarkan pada catatan sejarah, tetapi juga didasarkan kepada hasil penelitian yang dilakukan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Serang, pada tahun 1993.

Baca Juga: Situs Batu Ranjang di Cipeucang Pandeglang Jadi Bukti Otentik Peninggalan Megalitikum

Seperti dikutip Kabar Banten dari kanal YouTube Eru Wahyudi, berikut Situs Tirtayasa dan patilasan Sultan Ageng Tirtayasa Bante.

Menurut sejarahnya, pada saat mulai berkurangnya perang Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah dalam menjalankan tugas, Beliau memilih tinggal di Keraton Tirtayasa.

Sejak saat itu pula dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa.

Pada masanya letak Keraton Tirtayasa cukup strategis, karena terletak di tepi pantai dan Jalan Raya Kuno dekat perkampungan penduduk.

Selain itu, dari Keraton ini Sultan Ageng Tirtayasa dapat mengawasi gerak-gerik putranya yang berdiam di Keraton Surosowan.

Di sepanjang jalan kuno dibangun kanal yang digunakan sebagai jalur lalu lintas air.

Sultan Ageng Tirtayasa adalah Sultan Banten yang menjadi raja ke-enam.

Dalam masalah politik kenegaraan, Ia dengan tegas menentang segala bentuk penjajahan bangsa asing atas negaranya.

Mengembalikan Jayakarta kedalam kekuasaan Banten adalah cita-cita utama, dan karenanya Ia tidak pernah berkeinginan untuk berkompromi dengan Belanda.

Pada tahun 1642, hubungan Banten dengan Belanda semakin panas, dan pada tahun 1656 pasukan Banten bergerilya di sekitar Batavia.

Dan tahun 1657 Belanda menawarkan perjanjian damai, namun perjanjian itu hanya menguntungkan Belanda sehingga ditolak.

Sultan menugaskan salah seorang Putra Sultan Ageng Tirtayasa, yang bernama Pangeran Gusti atau dikenal dengan Sultan Haji sebagai utusan Kerajaan Banten.

Namun Sultan Haji memiliki sifat yang mudah dipengaruhi oleh Belanda, dan bahkan tidak segan untuk memihak pada kompeni.

Bila terjadi satu masalah, sifat Sultan Haji inilah yang pada akhirnya menyulut konflik antara ayah dan anak.

Dan akhirnya pada tanggal 28 sampai 29 Desember 1682, daerah Tirtayasa dapat dikuasai oleh Belanda.

Namun kompeni Belanda tidak mendapatkan rampasan perang yang berarti, karena Sutan telah memerintahkan agar Keraton Tirtayasa dibumihanguskan.

Dan pada tahun 1683, Sultan Ageng Tirtayasa ditahan oleh kompeni Belanda dan dibawa ke Batavia tahun 1692.

Sultan Ageng Tirtayasa meninggal dunia dan sejak saat itu pengaruh politik Kesultanan Banten mulai surut.

Secara politis Kesultanan Banten dan kekuasaan pemerintahannya beralih dari pihak Keraton Surosowan ke tangan Belanda.

Perkiraan masa berlangsungnya situs ini sebagai keraton yang didiami oleh Sultan Ageng Tirtayasa dapat dilihat dari klasifikasi secara kronologis terhadap temuan keramik yang ditemukan di Situs Tirtayasa.

Secara arkeologi Situs Tirtayasa didirikan di atas lahan kosong yang memang sama sekali belum pernah digunakan sebagai daerah pemukiman.

Baca Juga: Situs Banten Girang, Purbakala Peninggalan Sunda yang Berkaitan Erat Dengan Suku Baduy

Itulah sekilas sejarah Situs Tirtayasa yang awalnya terdapat keraton yang dibumihanguskan Sultan Ageng Tirtayasa agar tidak dikuasai oleh Belanda.***

 

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Eru Wahyudi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah