Dorong Tingginya Penularan Covid-19, Banyak Warga Positif Tak Tertib Jalankan Isolasi Mandiri

- 18 September 2020, 10:18 WIB
ilustrasi-virus-corona
ilustrasi-virus-corona /

"Petugas kesehatan pemantauannya tidak 24 jam. Ketika dia tidak disiplin dia tetap kontak sama keluarganya akhirnya menimbulkan klaster keluarga," ujarnya.

Sisi keuntungan lain, ketika warga terkonfirmasi positif tanpa gejala sampai ringan isolasi mandiri, maka dia tak akan membuat rumah sakit penuh. Sehingga warga positif dengan gejala berat tetap bisa dirawat di rumah sakit.

"Dikhawatirkan ketika yang benar-benar sedang berat sampai berat membutuhkan, dia penuh," ujarnya.

Baca Juga : Pertama Kali di Provinsi Banten, Kenaikan Covid-19 Lebih dari 100 Kasus Dalam Sehari

Dalam KMK revisi buku lima juga terdapat proses penanganan yang berbeda terhadap pasien Covid-19. Sebelum revisi pasien yang ingin pulang harus terlebih dahulu dinyatakan negatif dua kali tes swab. Sementara yang terbaru hanya cukup gejala umumnya menghilang.

"Meskipun masih positif dia boleh dipulangkan setelah 10 hari lebih mereka dirawat. Inilah yang kelemahannya yang tadi, ketika dia pulang dia merasa kondisi baik. Tapi belum disiplin terhadap tata cara isolasi mandiri," ucapnya.

Perpanjang WFH

Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, peningkatan kasus di Banten memang disertai dengan munculnya klaster baru penularan yaitu perkantoran di wilayah Tangerang Raya. Untuk mengantisipasi lebih lanjut, pihaknya akan tetap memperpanjang work from home (WFH) bagi ASN di lingkungan Pemprov Banten.

"Tangerang itu kantor-kantor jadi klaster baru bahkan Puskesmas. Makanya tetap diterapkan WFH, toh selama ini program tetap berjalan," ucapnya.

Baca Juga : Kasus Covid-19 Banten Meningkat, Penerapan Protokol Kesehatan Dinilai Belum Maksimal

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x