BTNUK Gunakan 3 Metode Hitung Populasi Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang

- 14 Januari 2024, 16:40 WIB
Petugas BTNUK memantau Badak Jawa atau Badak Cula Satu di Taman Nasional Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang melalui CCTV pemantau.
Petugas BTNUK memantau Badak Jawa atau Badak Cula Satu di Taman Nasional Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang melalui CCTV pemantau. /Kabar Banten /Aldo Marantika

KABAR BANTEN - Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) menggunakan 3 metode untuk menghitung populasi Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Kabupaten Pandeglang.

Menurut informasi yang diterima Kabar Banten, ketiga metode yang digunakan untuk menghitung populasi Badak Jawa itu diantaranya yaitu metode album, metode CMR dan metode SECR.

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon Ardi Andono menjelaskan, bahwa metode album merupakan data yang diperoleh dari hasil identifikasi individu. Data individu tersebut mencakup waktu dan lokasi individu tersebut saat tertangkap kamera, sedangkan data seri meliputi data setiap periode waktu individu tersebut terdeteksi kamera dan periode tersebut bisa setiap bulan, triwulan, semester atau setiap tahun.

"Data individu tersebut akan terus tercatat di dalam album selama individu tersebut belum ditemukan mati sehingga catatan individu akan terus melekat di dalam album meskipun selama bertahun tahun tidak tedeteksi," kata Ardi kepada awak media, Minggu 14 Januari 2024.

Dikatakan Ardi, selain menggunakan metode album, pihaknya juga menggunakan metode Capture Mark Recapture (CMR), CMR merupakan konsep dasar dari sebuah ide dengan menangkap sejumlah kecil individu, memberi tanda yang tidak berbahaya dan melukai pada objek atau individu, kemudian melepaskan mereka kembali ke populasi.

"Di kemudian hari, kita menangkap kembali pada kelompok kecil lainnya, dan mencatat berapa banyak yang memiliki tanda. Teknik Mark-Recapture digunakan untuk memperkirakan ukuran suatu populasi secara keseluruhan sehingga tidak praktis untuk menghitung setiap individu," ungkapnya.

"Yang terakhir metode Spatially Explicit Capture Recapture (SECR), adalah seperangkat metode untuk memodelkan data CMR (Capture Mark Recapture) individu yang dikumpulkan dengan rangkaian alat deteksi. Detektor tersebut dapat berupa perangkap hidup (live-capture), Individu yang ditandai secara unik, pembeda individu dengan DNA, atau kamera yang mengambil foto dari mana individu dikenali dengan tanda khusus seperti cacat," sambungnya.

Lebih lanjut Ardi menyampaikan bahwa penempatan alat deteksi dapat berbentuk suatu areal (poligon) atau transek untuk mencari tanda satwa yang dicari.

"Data utama untuk SECR meliputi koordinat lokasi alat deteksi (detector), dan koordinat deteksi individu satu atau lebih kesempatan pengambilan sampel (riwayat deteksi)," tandasnya.***

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x