Kurangi Intensitas Curah Hujan di Banten, Garam Disemai di Awan

- 15 Januari 2024, 08:52 WIB
Ilustrasi modifikasi cuaca.
Ilustrasi modifikasi cuaca. /Foto/Ilustrasi/freepik.com/

KABAR BANTEN - Provinsi Banten menjadi salah satu lokasi yang menjadi sasaran untuk penerapan modifikasi cuaca. 

Modifikasi cuaca dilakukan untuk mengurangi intensitas curah hujan yang bisa saja berpotensi bencana hidrometeorologi.

Baca Juga: Diterpa Cuaca Ekstrem, Satu Rumah Roboh di Ciwandan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebut Tim Modifikasi Cuaca (TMC) menyelesaikan operasi menyemai garam di angkasa pada 10 Januari lalu.

Hal ini guna mencegah hujan turun di tiga wilayah daratan, yakni Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

"TMC tanggal 3 sampai 10 Januari beroperasi dengan dua pesawat dari posko Bandar Udara Pondok Cabe. Diupayakan untuk mengurangi curah hujan di wilayah Banten, Jakarta, dan Jawa Barat," kata Perekayasa Ahli Utama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tri Handoko Seto saat dikonfirmasi di Jakarta, dilansir Antara.

Seto memperkirakan area operasi tersebut efektif untuk menjangkau antara satu sampai dua wilayah daratan provinsi yang menjadi sasaran. Namun total luasnya belum dihitung secara terperinci.

Mantan Kepala Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BB-TMC BPPT) itu menjelaskan, operasi menyemai garam dilakukan pada angkasa sekitar wilayah perairan laut yang luas

Agar awan yang terbentuk dari kondensasi air laut dan bergerak menuju daratan, bisa segera menjadi hujan sebelum memasuki daratan.

Belum dijelaskan secara terperinci mengenai biaya untuk satu kali sortie atau penerbangan yang dilakukan oleh pesawat udara untuk misi tersebut.

BMKG juga telah merilis prakiraan cuaca di wilayah Provinsi Banten pada 15-16 Januari 2024.

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II memprakirakan hujan lebat terjadi di sejumlah wilayah Banten. Tiga daerah terdampak dan masuk kategori waspada, yakni Kabupaten Pandeglang, Kota Serang, dan Kabupaten Lebak.

BMKG mengimbau masyarakat dan stakeholder untuk mewaspadai dampak yang bisa ditimbulkan akibat hujan lebat.

Di antaranya jembatan yang rendah tidak dapat dilewati, terjadi longsor, guguran bebatuan atau erosi tanah dalam skala menengah, hingga banjir.

Sebelumnya, Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat (DSDD), Kedeputian Bidang Penanganan Darurat BNPB, Agus Riyanto mengatakan bahwa upaya TMC ini dapat dimaknai sebagai bentuk ikhtiar bangsa dalam meminimalisir dampak risiko bencana hidrometeorologi, dengan menggunakan teknologi yang ada.

“Operasi TMC ini merupakan bentuk ikhtiar bersama demi meminimalisir dampak risiko bencana yang dapat dipicu oleh cuaca," ucapnya 

Bukan berarti kita yang menurunkan hujan, namun ini adalah upaya untuk mengurangi intensitas hujan yang diprediksi akan turun di satu tempat dengan menurunkannya di tempat lain,” kata Agus menambahkan.

Operasi TMC menurut Agus merupakan salah satu alternatif yang sudah beberapa kali dilakukan BNPB, BMKG, BRIN, TNI AU dan lintas stakeholder lainnya untuk mitigasi bencana hidrometeorologi kering maupun basah. 

Baca Juga: Banjir di Kota Serang, Berikut Ini Analisis BMKG

Pada kasus kekeringan, TMC dilakukan untuk menurunkan hujan ke wilayah terdampak maupun titik-titik kebakaran hutan dan lahan. 

Sedangkan untuk kondisi seperti saat ini, TMC dilakukan untuk redistribusi curah hujan, sehingga hujan diharapkan dapat turun di wilayah lain dan tidak terfokus di satu daerah.***

Editor: Rifki Suharyadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x