FKUB Kabupaten Serang Tangani 5 Orang Diduga Penganut Aliran Ahmadiyah di Pulo Tunda

- 24 April 2024, 09:15 WIB
FKUB Kabupaten Serang bersama muspika dan kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Serang Epi Priatna saat melakukan musyawarah dengan lima orang yang diduga penganut Ahmadiyah di Kecamatan Tirtayasa, Selasa 23 April 2024.
FKUB Kabupaten Serang bersama muspika dan kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Serang Epi Priatna saat melakukan musyawarah dengan lima orang yang diduga penganut Ahmadiyah di Kecamatan Tirtayasa, Selasa 23 April 2024. /Dok FKUB Kabupaten Serang

 


KABAR BANTEN - FKUB Kabupaten Serang menangani lima orang yang diduga menganut aliran Ahmadiyah di Pulo Tunda Desa Wargasara Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang, Selasa 23 April 2024.

Kelima orang yang diduga menganut aliran Ahmadiyah di Pulo Tunda tersebut merupakan pendatang dari berbagai daerah berbeda.

Kelima orang tersebut beralasan hanya melakukan silaturahmi dengan keluarganya di Pulo Tunda, namun masyarakat merasa terganggu dengan keberadaan lima orang diduga penganut Ahmadiyah tersebut.

Ketua FKUB Kabupaten Serang Hamdan Suhaemi membenarkan pihaknya menangani lima orang yang diduga menganut aliran Ahmadiyah di Pulo Tunda. Dimana salah satunya berasal dari Cipondoh Kota Tangerang.

"Mereka pendatang," ujarnya kepada Kabar Banten, Selasa 23 April 2024.

Ia mengatakan kelima orang tersebut tidak mengatasnamakan Ahmadiyah namun tidak meyakini Nabi Muhammad Saw sebagai nabi terakhir, melainkan nabi terakhirnya adalah Mirza Ghulam Ahmad.

Berdasarkan informasi kelima orang itu sejak Senin 22 April 2024 tiba di Pulo Tunda. Pihaknya mengetahui karena sebelumnya sempat ada pemberitahuan dari masyarakat di Pulo Tunda yang merasa terusik dengan kelima orang tersebut.

Oleh karena itu pihaknya bersama forkompinda dan ormas keagamaan bertindak cepat untuk antisipasi agar tidak terjadi konflik sosial.

"Karena masyarakat merasa resah dan kita tertibkan masyarakat di Pulo tunda terkait masalah Ahmadiyah masuk sana, karena walau mereka bicara ormas tapi berbeda ibadahnya dengan kebanyakan masyarakat disana. Intinya mereka punya dua muka, pertama mengatakan Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi terakhir, muka kedua mengatasnamakan Ahmadiyah ormas keagamaan," katanya.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x