KABAR BANTEN - Di tengah pandemi corona virus disease 2019 atau Covid-19, dunia pendidikan sedikit terhambat. Namun demikian kata Politisi Partai Nasdem yang juga anggota DPRD Pandeglang, Dadi Rajadi menilai sistem pembelajaran jarak jauh yang sudah diterapkan oleh Kementerian Pendidikan merupakan salah satu formula pembelajaran dalam rangka menghindari penyebaran virus corona.
Namun saja sisi kelemahannya siswa tidak bisa mengekspresikan kemampuannya jika tidak ada komunikasi dua arah atau tatap muka dengan tenaga pendidik. Selain itu, memang tidak semuanya siswa mendapatkan kuota Covid dan itu sedikit membebani orang tua.
"Jadi saya berpendapat bahwa pembelajaran tatap muka sangat perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran , karena tidak semua siswa memiliki telepon genggam, sehingga pelajaran yang dilakukan melalui daring agar terhambat, " kata Dadi Rajadi kepada Kabar Banten, Selasa 27 Oktober 2020.
Baca Juga: Terkait Aksi Penolakan Omnibus Law Cipta Kerja, Pimpinan DPRD Pandeglang Lakukan Ini
Selain itu, lanjut Dadi, kemampuan orang tua siswa juga berbeda-beda , sehingga orang tua sedikit terbebani kalau harus membeli kuota sebagai sarana pembelajaran daring. Selain itu faktor lokasi siswa yang jauh dan terganggu jarungan signal dapat menghambat proses pembelajaran daring.
"Jadi pembelajaran tatap muka sangat diperlukan. Tetapi harus dilakukan sesuai pembagian jadwal yang ditentukan pihak sekolah," ujarnya.
Proses pembelajaran tatap muka, kata Dadi, tetap tidak mengesampingkan anjuran pemerintah soal protokol kesehatan Covid-19, seperti memakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer," ucapnya.***