Menjaga Kelestarian Kemerdekaan

- 28 Juli 2017, 22:10 WIB
seminar-kemerdekaan
seminar-kemerdekaan

Kemerdekaan Republik Indonesia yang telah mencapai 72 tahun memasuki usia tua. Menurut sebagian orang, 72 tahun dianggap memasuki usia rawan sebagai sebuah bangsa besar. Sebab jika mengacu kepada usia Uni Soviet atau Soviet Bersatu yang sejak berdiri hingga terpecah menjadi negara-negara kecil di Slovakia hanya berumur 70 tahun. Demikian antara lain terungkap dalam seminar kemerdekaan yang digagas Ikatan Alumni Program Pemantapan Nilai Kebangsaan (TAPLAI) Lemhanas Provinsi Banten, Kamis (27/7/2017). Dengan mengambil tema "Menjaga Kelestarian Kemerdekaan Indonesia", seminar kemerdekaan berlangsung di Kota Serang tersebut diikuti sekitar 150 peserta. "Tujuan seminar ini adalah untuk membangunkan kesadaran kita selaku anak bangsa agar memiliki semangat mempertahankan dan mengisi kemerdekan bangsa," ucap Ketua pelaksana seminar Moch Fikri Tanzil Muttaqin. Kekhawatiran Fikri adalah mulai maraknya perilaku intolerasi yang dianggap dapat mengganggu keutuhan, persatuan, dan kesatuan bangsa. Sementara I Putu Gita, perwakilan IKKAL TAPLAI, menyampaikan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Sebab, bangsa ini memiliki ragam budaya, suku, adat, bahasa, bahkan agama. Sehingga tanpa adanya rasa memiliki yang kuat, maka tidak mungkin bangsa besar ini bisa bersatu lebih lama. Kegiatan tersebut menghadirkan tiga narasumber, yakni Adam Ma'rifat (Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa/ GEMASABA), Makmun Muzakky (ICMI Banten), dan Nyi Mas Diane (perwakilan Alumni Lemhannas). Secara kompak ketiga narasumber menyatakan bahwa perlu usaha bersama secara gotong royong dan bersungguh-sungguh dilakukan oleh semua elemen bangsa untuk menghormati dan menghargai nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara yang berperan sebagi pemersatu dan pengikat seluruh anak bangsa. "Jika ada elemen bangsa yang memiliki ideologi bertentangan dengan Pancasila, seperti pihak yang mengusung gagasan khilafah atau semacamnya, sebaiknya tidak tinggal dan menetap di bumi Indonesia. Sebab, pihak tersebut bisa dianggap makar dan akan merusak kesatuan bangsa," tutur Adam Ma'rifat yang diiringi tepuk tangan peserta seminar. Pada seminar tersebut juga dibagikan formulir isian untuk menyerap pendapat, aspirasi dan inspirasi para peserta seminar terhadap kondisi sosial kemasyarakatan yang dirasakan.(Sutisna)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah