Internet Mengubah Hidup Manusia

- 14 Agustus 2017, 04:30 WIB
internet ilustrasi
internet ilustrasi

Gencarnya penggunaan teknologi informasi dalam bentuk internet di abad ini, telah berdampak signifikan terhadap perubahan hidup manusia. Seperti pada pola hidup dan pola pikir manusia itu sendiri. Internet telah melekat dan turut menjadi kebutuhan tersendiri bagi sebagai manusia. Hal tersebut disampaikan akademisi dari Kyoto Univercity Japan, Prof Okamoto Masaaki saat menjadi narasumber dalam seminar internasional dengan tena "Technology and Governance, Trend and Impact" yang diselenggarakan Magister Adminitrasi Publik Untirta, di Auditorium Untirta, Sabtu (12/8/2017). Kata dia, setiap hari manusia di belehan dunia, termasuk Indonesia selalu berhubungan dengan internet. "Semua berhubungan dengan internet, bangun pagi yang dilihat internet," katanya. Gencarnya perkembangan teknologi informasi juga membuat kabur pemikiran manusia, kadang tidak bisa membedakan mana manusia mana mesin. "Ada manusia di Jepang yang tidur dengan boneka. Bahkan di suatu negara ada prostitusi yang perempuannya diganti boneka. Ada juga laki-laki yang berpacaran dengan perempuan di dunia maya," ucapnya. Dalam makalahnya bertajuk "The ambivalent impacts of emerging infosphere in South Asia" ini, ia menuturkan, pengguna internet di Indonesia terus mengalami pertambahan setiap tahunnya, data terakhir menunjukan jumlahnya sudah mencapai 51 Persen, dari total penduduk Indonesia. "Diprediksi terus meningkat," katanya. Dari jumlah ini, pengguna internet di Indonesia rata-rata didominasi oleh kalangan muda. Media Sosial (Medsos) mendapat urutan pertama paling banyak diakses. "Akses internet di Asia rata smartphone, generasi muda yang paling banyak pakai intertnet. Tapi di Indonesia kecepatannya masih lambat," ucapnya. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI H Ace Hasan Syadzilly mengatakan, pengguna internet di Indonesia berada di bawah Malaysia, jumlahnya mencapai 71 persen dari penduduk yang ada. Selain itu, pengguna internet di negara lain juga tidak kalah banyak, contohnya di Brunei, jumlanya 82 Persen. "Pengguna internet paling rendah adalah Myanmar," katanya. Media sosial yang aling banyak diakses oleh masyarakat Indoensia adalah Facebook. Penggunanya didominasi oleh laki-laki, kurang lebih angkanya mencapai 53 Persen. Sementara perempuan hanya 47 Persen. "Ternyata memang laki-laki yang paling banyak menggunakan facebook," katanya. Tingginya pernggunaan internet menjadi salah sacuan oleh pemerintah daerah maupun pusat untuk merumuskan formula pelayanan. Selain mempermudah pelayanan, teknologi informasi juga membuat pelayanan adminitrasi publik tidak terbatas waktu. "Pelayanan adminitrasi publik kadang masih ada batasan kerja, hanya pada waktu kerja sama pelayanan diberikan," ujarnya.  Seminar ini dihadiri oleh berbagai kalangan seperti dosen di berbagai kampus di Banten, mahasiswa, birokrat dan juga masyarakat umum. Seminar ini tak hanya menumbuhkan semangat internasionalisasi di MAP Untirta, adaptif terhadap perkembangan keilmuan, tapi juga merupakan upaya MAP Untirta untuk berkontribusi pada masyarakat dan pemerintah. (Sutisna/KB)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah