Terungkap dalam Sosialisasi, Program Pamsimas Bermasalah

- 21 Agustus 2017, 21:00 WIB
Pamsimas
Pamsimas

SERANG, (KB).- Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Kabupaten Serang bermasalah. Hal tersebut terungkap dalam sesi tanya jawab saat kegiatan Sosialisaasi Desa Keberlanjutan Pascaprogram Pamsimas I dan II 2017 Kabupaten Serang, di Aula Tubagus Suwandi Pemkab Serang, Senin (21/8/2017). Permasalahan yang muncul, antara lain program tidak berjalan efektif, pembangunan tidak sesuai perencanaan, lokasi kurang tepat sasaran sampai kerusakan yang tidak kunjung diperbaiki. "Kemudian, banyak kejadian, misalnya harusnya dibangun di titik A, tapi dibangun di titik B. Kemudian, banyak kejadian yang mengurangi kualitas. Tolong ke depan dalam hal pengawasannya lebih ditingkatkan lagi," kata aparat Desa Kemuning, Kecamatan Tunjung Teja, Guruh. Menurut perwakilan Desa Sukabares, Kecamatan Waringinkurung, Martajaya. Desa Sukabares yang mendapat Pamsimas sejak 2012, ujar dia, sampai saat ini masih bisa digunakan. Selain itu, fasilitator juga sering berkunjung. Begitu juga dengan lokasi yang dibangun sudah sesuai. "Tapi kendalanya, ketinggian towernya kurang. Jadi, pengairannya tidak mencapai target di awal yang ratusan KK (kepala keluarga). Karena kenyataannya, hanya mampu mencukupi 30 KK. Sebab, ketinggian tower tidak sesuai dengan permukiman, sehingga air tidak naik ke rumah warga," ujarnya. Hal hampir senada dikatakan Kepala Desa Malanggah, Kecamatan Tujung Teja, Maman, bahwa Pamsimas di desanya sudah ada sejak 2012. Namun, di Malanggah, ucap dia, ada beberapa titik pembangunannya yang tidak tepat sasaran. "Jadi, dari lokasi pengeboran ke permukiman warga terlalu jauh. Kami minta ke fasilitator segera mengecek, karena kondisi Pamsimas parah sekarang," tuturnya. Sementara, Kepala Desa Mandaya, Kecamatan Carenang, Muhamad Supandi menuturkan, Desa Mandaya dapat Pamsimas tahap satu pada 2008 dan masih berjalan sampai akhir 2015. Akan tetapi, kata dia, terdapat permasalahan terkait biaya perawatan yang terlalu tinggi. "Awalnya, masyarakat ada iuran wajib untuk segalon Rp 3.000, sedangkan yang menggunakan sistem reverse osmosis (RO), itu listriknya tinggi. Tapi Alhamdulillah, dari 2008-2015 bisa berjalan. Kami mungkin yang paling terlama berfungsi dan menjaga itu, karena memang dibutuhkan masyarakat. Namun, sampai sekarang belum ada perbaikan. Cek lapangan Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapperda) Kabupaten Serang, Anang Mulyana saat dikonfirmasi menuturkan, dari informasi tersebut akan mengecek ke lapangan untuk memastikan kendala-kendala yang dihadapi. "Dari situ baru dibahas lebih lanju. Saya minta ke fasilitator yang mendampingi itu untuk bisa mengecek dan melaporkan kepada kami," ujarnya. Ia mengatakan, program Pamsismas dimulai sejak 2008-2015 dan dilanjutkan tahap dua 2013-2016, sedangkan total dana program Pamsimas di tahap satu dan dua sekitar Rp 23 miliar, kemudian pada 2017 untuk 20 desa dananya sekitar Rp 4,9 miliar. "Saat ini, sosialisasi tahap ketiga. Total yang sudah dibangun di tahap satu dan dua, di 104 desa, 2017 atau tahap tiga sudah berjalan kegiatan di 20 desa," ucapnya. Dari hasil evaluasi kami terhadap desa-desa penerima Pamsimas tahap satu dan dua, dari 104 desa yang terima program Pamsimas, ada 5 desa yang tidak berfungsi atau memerlukan perbaikan. Kemudian, 30 desa yang berfungsi sebagian dan juga harus mendapatkan perbaikan, dan sisanya masih berjalan. Meski demikian, tutur dia, penilaian Pemerintah Pusat pada program Pamsimas di Kabupaten Serang dianggap cukup berhasil. "Sebab, ada bantuan hibah insentif desa juga. Jadi, ada lima desa yang tiap tahun dapat tambahan bantuannya. Tapi, tentu saja, karena kami sekarang melihat ada lima desa yang tidak berfungsi, ini yang menjadi target diperbaiki ke depan, termasuk mengoptimalkan 30 desa yang belum optimal," katanya. Terkait dengan sistem Pamsimas ada yang menggunakan sitem RO, ujar dia, teknologinya agak lebih sulit. Begitu juga dengan pemeliharaannya, sehingga sangat sulit jika alatnya rusak, sedangkan terkait bangunan tower, gravitasi itu relatif lebih bisa berlanjut. Hanya, ada yang kurang tinggi bagunannya dan sebagainya. Mungkin ada perbaikan-perbaikan ke depan," tuturnya. (H-40)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah