MUI Banten Gelar Seminar Internasional

- 26 Oktober 2017, 19:45 WIB
seminar internasional MUI Banten1
seminar internasional MUI Banten1

SERANG, (KB).- Umat Islam di seluruh dunia menghadapi tantangan sangat berat. Padahal berdasarkan statistik 2015, jumlah umat Islam seluruh dunia mencapai 1,8 miliar. Demikian dikatakan Ketua MUI Pusat Bidang Kerja Sama International Dan Hublun, KH. Muhyiddin Junaidi, dalam seminar internasional, Kamis (26/10/2017). Selain KH. Muhyiddin Junaidi, seminar berlangsung di aula MUI Provinsi Banten menghadirkan pembicara KH. Muhammad Siddik. Muhyiddin Junaidi mengatakan, dari total jumlah umat Islam di dunia itu, Indonesia menyumbang 13 %. “Mayoritas umat Islam tinggal di kawasan Asia Pasifik, terbentang dari Maroko sampai Indonesia. Jadi, 23,4 % penduduk dunia yang mencapai 7 millar adalah Muslim,” ungkapnya. Dikatakan, Islam adalah agama yang menikmati pertumbuhan terpesat di dunia. “Tragedi 911 di USA membuka hati begitu banyak masyarakat dunia. Puluhan ribu warga Amerika bersyahadat,” katanya. Ia memprediksi, tahun 2070 jumlah umat Islam mencapai 30 % dari penduduk dunia.  Dikemukakan, terdapat sejumlah tantangan besar umat Islam. Yakni, tertinggal di bidang sumber daya manusia. Sebanyak 31 dari 57 negara OIC termasuk kelompok negara belum berkembang. “Tantangan lainnya, konspirasi musuh Islam yang tak menginginkan persatuan umat terwujud,” katanya Selain itu, ada upaya pemaksaan kehendak agar umat mengikuti pola hidup hedonistic,materialistic, dan kosumeristik. Oleh sebab itu, umat Islam dimintanya untuk menerapkan sistem politik saratoga modal kapitalistik. Dikatakan, penegakan hukum yang diskriminatif dan tebang pilih juga menjadi tantang bagi umat Islam. Hal itu, ditambah dengan adanya pencitraan guna mengalihkan kasus yang sudah menerpa lingkaran penguasa dan kroninya.
Tantangan tak kalah berhaya, kata dia, yakni para cerdik pandaI, cendekiawan dan tokoh agama melacurkan diri untuk mempertahankan posisi dan jabatan. Kemudian, adanya keterlibatan mereka dalam tim sukses baik langsung atau tidal langsung.  “Mereka memberikan pernyataan dan dukungan atas kebijakan yang hanya menguntungkan penguasa. Mereka cenderung hanya bersemangat beramar maruf tapi tak berani nahi munkar,” katanya. “Indonesia dengan keunggulan dan pengalaman di kancah perdamaian dunia belum mampu mendamaikan pihak-pihak terkait karena keterlibatan negara super power sangat kental,” katanya. Oleh sebab itu, tambah dia, Jakarta harus tampil lebih agresif dengan soft diplomacy dan megaphone diplomacy.  Umat Islam Indonesia harus meningkatkan kemampuan lobi, terutama kepada Negara-negara super power yang punya pengaruh kuat di tingkat global. Saat sama, Indonesia juga harus memperluas dukungan domestik sebagai modal untuk menyukseskan misi di tingkat global. “Indonesia bisa menjadi role model dunia Islam dengan segudang pengalaman dalam menerapkan Islam moderat,” katanya.
Sekretaris Umum MUI Provinsi Banten, Prof. H. Zakaria Syafe’i mengatakan, seminar sehari tersebut diikuti Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI Banten/Kabupaten/Kota, FKUB Provinsi Banten, Dewan Dakwah Provinsi Banten, DMI, FSPP, PW NU, Muhammadiyah, Mathla’ul Anwar, Al Khairiyah, Persis, HBMI, ICMI, MPII, Muslimat NU, Aisiyah, Naisyatul Aisiyah, Pesistri, Serikat Buruh Islam Indonesia, Pusat Studi Islam dan Politik Kenegaraan, Serikat Islam Indonesia, Pusat Studi Pembangunan dan Kebijakan Publik, KBPII, KAHMI, STII, MPS, dan Komisi Informasi dan Komunikasi MUI Banten. (Advetorial)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x