Pilkada Kota Serang 2018: Diperhitungkan Tapi Tersisihkan

- 11 Januari 2018, 10:45 WIB
Pendaftaran calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang 2018-2023 ditutup, Rabu (10/1/2018). Setelah melalui proses persaingan pencalonan yang cukup kompetitif, Pilkada Kota Serang 2018 akhirnya hanya diikuti empat pasangan calon. Keempat pasangan calon itu adalah Vera Nurlaela Jaman - Nurhasan, Syafrudin - Subadri, pasangan Samsul Hidayat - Rohman, Dan Agus Irawan - Samsul Bahri dari jalur perseorangan. Sementara, sejumlah nama yang sempat diperhitungkan, tapi tak sampai ke meja pendaftaran dan tersisihkan. Mereka adalah Sekda Banten, Ranta Soeharta, Wakil Ketua DPRD Banten, Nuraeni dan akademisi yang juga mantan komisioner Komisi Informasi (KI), Yhanu Setyawan. Berikut komentar mereka: Ranta Soeharta: Kita Doakan Kota Serang Sekda Banten, Ranta Soeharta, merupakan salah satu kandidat yang mendapat perhatian di Pilkada Kota Serang 2018. Selain kompetensi dan kapasitasnya sebagai birokrat tertinggi di Provinsi Banten, Ranta juga menunjukkan tingkat popularitas dan elektabilitas yang menjanjikan.  Ketua Umum Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Banten itu, namanya mulai mencuat dan digadang-gadang sebagai figur yang pantas untuk Kota Serang ke depan. Setelah memberikan materi dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PKS, yang juga menjadi pembekalan bagi para bakal calon. Hadir sebagai keynote speaker yang memaparkan peluang dan tantangan Kota Serang di hadapan para bakal calon Wali Kota Serang, Ranta mampu memukau publik, termasuk kader dan pengurus PKS, partai politik (parpol) yang akhirnya menjadi pengusung satu-satunya hingga jelang hari terakhir pendaftaran calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang. "Pertama, saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung. Selama niat dan tujuan kita baik, saya pikir tidak perlu lah kecewa. Politik punya caranya sendiri, yang penting tujuan dan niat kita adalah untuk membangun Kota Serang, itu sudah menjadi kontribusi. Jadi tidak perlu berpikir apa yang sudah diusahakan seolah sia-sia," kata Ranta Soeharta kepada Kabar Banten, Rabu (10/1/2018). Ditanya tentang agenda politiknya sebagai birokrat aktif yang sempat menuai sorotan, Ranta mengakui pro kontra yang terjadi. Sebab, sebagian di antaranya bahkan menganggap dirinya tidak serius mencalonkan diri karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya.  "Saya pastikan, agenda pencalonan saya kemarin tidak ada yang mengganggu tugas dan tanggung jawab saya sebagai Sekda Banten. Di saat hiruk pikuk pilkada sedang kencang, saya justru maraton menyusun APBD Perubahan 2017, lalu menyusun RAPBD 2018. Sampai jelang pendaftaran calon, saya masih sibuk dengan pelaksanaan lelang jabatan sebagai ketua pansel," katanya. Menurut dia, rencana pencalonannya di Pilkada Kota Serang tidak ada niat apapun selain ingin berkontribusi dan mengabdikan diri dengan bekal yang dimiliki."Jadi tidak mungkin saya mengusung niat ingin mengabdi di Kota Serang, di saat yang sama meninggalkan tugas dan tanggung jawab saya sebagai Sekda Banten, pengabdian yang sedang saya emban," ujarnya. Oleh karena itu, kata dia, agenda pencalonan dilakukan setelah jam kerja atau di hari libur kerja. Jika terdapat agenda partai politik (parpol) yang harus diikutinya di saat hari kerja, Ranta selalu meminta izin dan restu pimpinan."Jika pimpinan mengizinkan, saya hadir atau datang. Jika tidak, ya enggak. Itu etika," ucapnya. Ditanya tentang konstalasi politik Pilkada Kota Serang saat ini, Ranta berharap berjalan lancar, adil, dan jujur. "Kita doakan Kota Serang," tuturnya menutup wawancara. Nuraeni: Legowo Partai Pilih Kader Eksternal Hasrat Nur'aeni untuk ikut maju di Pilkada Kota Serang 2018 harus pupus. Soalnya, hingga di penghujung waktu pendaftaran bakal pasangan calon ke KPU Kota Serang, tidak ada partai yang melirik kader Demokrat ini. Bahkan partainya sendiripun menambatkan dukungannya kepada kader eksternal yaitu Vera Nurlaela Jaman-Nurhasan. Meski begitu, Wakil Ketua DPRD Banten ini tetap legowo atas keputusan partainya. Ia meyakini, Demokrat memiliki pertimbangan tersendiri untuk mengusung kader eksternal. "Kalau saya kan orang partai. Saya legowo saja kalau partai lebih memilih kader eksternal. Mungkin partai punya pertimbangan lain kenapa tidak memilih kader internal," kata Nur'aeni, Rabu (10/1/2018). Menurutnya, proses menuju pencalonan tersebut cukup rumit. Banyak faktor yang memengaruhi sehingga dirinya batal nyalon. Salah satunya karena partai koalisi."Karena kan ada (pertimbangan) koalisi dan sebagainya. Ya dibuat runyek (rumit) lah begitu. Yang tadinya sudah sepakat, tapi kemudian berubah. Ya begitulah dinamikanya. Paling tidak saya jadi lebih tahu proses pilkada itu tidak sesederhana yang dibayangkan. Intinya bagi saya yang penting yang terbaik. Demokrasi berjalan sesuai harapan masyarakat," tuturnya. Nur'aeni sebelumnya cukup santer digadang-gadang akan maju berpasangan dengan Subadri maupun Ranta Soeharta. Namun kenyataannya, Subadri menjadi pendamping Syafrudin. Sementara Ranta Soeharta juga batal nyalon. Meski gagal nyalon, mantan Ketua DPRD Kota Serang ini tak kapok jika nanti ada kesempatan untuk maju lagi pada pilkada-pilkada selanjutnya."Tentu saja, kalau ada kesempatan lagi saya akan coba lagi. Ini pembelajaran bagi saya, saya menganggapnya ini bagian dari dinamika politik," ucapnya. Lalu Antarussalam Rais: Mudah-mudahan ke Depan Lebih Baik Lalu yang sempat mendaftar sebagai bakal calon wakil wali kota di sejumlah partai, sudah tidak mempermasalahkan dengan tidak adanya partai yang meliriknya. Menurutnya, hal tersebut sudah final dan sudah berlalu. "Itu sudah final, yang lalu biarlah berlalu. Mudah- mudahan ke depan iklimnya lebih baik," kata Lalu, kemarin.  Namun, menurut Lalu, setidaknya dirinya paham tentang kinerja dan keinginan partai. "Dan saya yakin Allah SWT punya rencana lain buat saya," ujarnya. Terkait para bakal calon yang sudah terlihat, kata Lalu, masing-masing pasangan memiliki peluang yang sama untuk menjadi wali kota. "Masing-masing bergantung doa dan ikhtiarnya. Sebetulnya sudah ada catatan untuk Wali Kota Serang di Lauhul Mahfuz. Cuma saat ini Allah SWT belum menurunkan siapa namanya," kata Lalu. Yhanu Setyawan: Siap Alihkan Dukungan Salah satu bakal calon yang sempat muncul dalam Pilkada Kota Serang dari kalangan akademisi adalah Yhanu Setyawan. Meski belum menentukan sikap politik setelah tidak meneruskan pencalonan, namun mantan komisioner KI itu siap mengalihkan dukungan. "Nantilah kita lihat dulu calon yang udah pasti siapa saja," katanya kepada Kabar Banten, Rabu (10/1/2018). Yhanu sedang mengamati gagasan yang ditawarkan pasangan calon. Jika ada yang sesuai, ia siap mengalihkan dukungannya. "Kalau kami berpikir tentang tempe, nanti yang mirip kita akan makan," ujarnya. Ia juga siap membuka komunikasi dengan pasangan calon yang sudah mendaftar. "Kita mah, ente aja nelepon (wartawan) kita angkat. Apalagi yang lain. Anak-anak mahasiswa dilayanin, apalagi yang lain," ucapnya. Meski tidak mendapatkan satu partai politik (parpol) pun, Yhanu memberi warna dalam peta persaingan bakal calon menuju Pilkada Kota Serang 2018. Dalam beberapa pemaparan visi dan misi, Yhanu juga menghadirkan konsep yang baik untuk Kota Serang ke depan. (RI/YY/SN)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah