Sidak UPT Disdukcapil, Asda I Pemkab Serang Minta Cetak KTP-El tak Dibatasi

- 14 Maret 2020, 13:45 WIB

SERANG, (KB).- Asisten Daerah (Asda) I Pemkab Serang Asep Saepudin Mustopa melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Serang di Kecamatan Kramatwatu, Jumat (13/3/2020).

Dalam sidak tersebut, Asda I meminta, agar pencetakan kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el) tidak dibatasi selama blangko tersedia.

Ia mengungkapkan, dalam sidak tersebut, dia menemukan kendala di UPT, yakni pencetakan KTP-el masih dibatasi per harinya. Sebab, dari dinas blangko hanya diberi 250 keping untuk seminggu, sehingga di UPT tersebut, masih ada sekitar 50 orang yang belum cetak, karena jatah pencetakan sudah habis, yakni 20 orang per hari.

"Saya inginnya bukan dibatasi, tapi siapa cepat siapa dapat. Maksudnya berlomba saja. Kalau selama blangko ada buat apa, karena blangko mau sehari 100 tah berapa kasih aja ke UPT," katanya kepada Kabar Banten.

Menurut dia, pelayanan di UPT berjalan dan cukup ramai. "Jadi (sidak) hasilnya rame di kecamantan banyak pelayanan di sana. Masyarakat mulai senang juga," ujarnya yang juga mantan Kadisdukcapil Kabupaten Serang tersebut.

Kemudian, dia sempat bertanya terkait pelayanan akta kelahiran dan kartu keluarga (KK). Untuk KK, ucap dia, berdasarkan keterangan UPT baru diberikan akses oleh dinas pada Senin (15/3/2020).

"Saya mau semua selesai di UPT seperti akta kelahiran itu sudah barcode (kode batang), jadi begitu cetak langsung jadi, engggak perlu tanda tangan kadis lagi. Saya tanya KK gimana katanya belum baru Senin dikasih akses barcode. Saya tekankan, supaya secepatnya diberi akses barcode, agar bisa cetak KK," tuturnya.

Kemudian, lanjut dia, saat sidak dia memerhatikan alat sudah berjalan, personel sudah ditambah satu orang, untuk UPT Disdukcapil Kramatwatu. Penambahan tersebut dilakukan, karena beban kerja yang tinggi di sana.

"SDM dan peralatan cukup, tinggal nanti Senin (15/3/2020), saya akan ngobrolin dengan kadis (Kadisdukcapil) jangan dibatasi nyetak per hari, agar cepat selesai. Yang PRR (print ready record) maupun pemula apalagi mau pemilu, genjot saja," katanya.

Ia menuturkan, pada Senin (15/3/2020), pihaknya akan melakukan apel sekaligus sidak di salah satu kecamatan yang ada UPT nya. Apakah di kecamatan tersebut, sama dengan Kramatwatu atau tidak kondisinya.

Ia menuturkan, sebelum pengalihan tersebut, pihaknya sudah memperhitungkan ketersediaan blangko dan lainnya. Oleh karena itu, hasil sidak tersebut, akan didiskusikan dengan Kepala Disdukcapil Abdullah.

"Masyarakat antusias, rame di kecamatan. Terus jangan keluarkan suket (surat keterangan) lagi, suket saja jadi KTP. Biar cepat beres," ucapnya.

Sementara, Kepala UPT Disdukcapil Kramatwatu Nurhaningsih mengatakan, sejak adanya UPT, setiap hari selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat. Terlebih saat ini, sejak adanya pengalihan pelayanan sepenuhnya ke UPT, semakin bertambah ramai.

"KK sehari paling sedikit 40-50, akta kelahiran 30, KTP setengah hari saja 50 sudah over. Itu enggak digabung sama Waringinkurung, karena di sana ada pelayanan nanti diserahkan ke kami," ujarnya.

Ia kewalahan dengan antusiasme masyarakat yang tinggi, namun selama blangko tersedia, pihaknya terbantu.

"Blangko kami per Minggu 250 keping, tidak cukup kalau dua kecamatan. Satu kecamatan saja kurang. Kalau suket enggak boleh, karena instruksi pusat suket tidak boleh dicetak. Operator ada tiga sama kecamatan yang ASN dua, jadi lima orang semuanya," ucapnya.

Untuk peralatan, kata dia, sudah memadai dengan satuan alat rekam, sedangkan untuk komputer, dia berharap, ada penambahan, sebab dengan satu unit kewalahan.

"Kalau satu (komputer) keteter, karena kalau kami sedang enak input data ada yang cek data, jadi pencetakan dibagi-bagi hari ini cetak KK, nanti cetak KTP nanti pas kosong cetak akta. Kalau komputer dua aman kayaknya. Jadi, perlu penambahan, tapi alhamdulillah kami ada operator dari dinas, jadi bisa bantu backup data," tuturnya.

Ia menuturkan, untuk saat ini di wilayahnya memang masih banyak yang belum perekaman. Akan tetapi, pada Februari lalu, pihaknya sudah merekam sekitar 1.000 orang lebih.

"800 di Kramatwatu dan 300 di Waringinkurung. Ada UPT untuk mendekatkan pelayanan irit ongkos, terus waktunya kalau di sini tidak panjang antreannya," katanya. (DN)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah