Tak Berdampak di Permukaan Laut, Erupsi Gunung Anak Krakatau Tidak Picu Tsunami

- 11 April 2020, 15:54 WIB
PSX_20200411_155330
PSX_20200411_155330

SERANG, (KB).- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan pasca terjadinya erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK), langsung melakukan monitoring permukaan laut. Hasilnya tidak ada anomali perubahan muka air sejak 10 April 2020 pukul 22.00 WIB hingga pagi ini 11 April 2020 pukul 06.00 WIB.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, seperti diinformasikan oleh pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementrian ESDM bahwa telah terjadi erupsi GAK pada Jumat (10/4/2020) pukul 21.58 dan 22.35 WIB.

Terkait dengan peristiwa erupsi GAK tersebut, ujar Triyono, BMKG langsung melakukan monitoring muka laut dan seismik. Hasilnya, dari monitoring muka laut menggunakan tide gauge di Pantai Kota Agung, Pelabuhan Panjang, Binuangen, dan Marina Jambu menunjukkan tidak ada anomali perubahan muka laut sejak 10 April 2020 pukul 22.00 WIB sampai pagi 11 April 2020 pukul 06.00 WIB.

Kemudian hasil monitoring muka laut dengan menggunakan Radar Wera yang berlokasi di Kahai, Lampung dan Tanjung Lesung, Banten juga menunjukkan tidak ada anomali muka laut.

"Sehingga berdasarkan monitoring muka laut yang dilakukan BMKG menggunakan Tide Gauge dan Radar Wera menunjukkan bahwa erupsi Gunung Anak Krakatau tadi malam tidak memicu terjadinya tsunami," ujarnya melalui siaran pers yang diterima Kabar Banten, Sabtu (11/4/2020).

Baca Juga : Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, Kolom Abu Capai 500 Meter

Triyono juga menjelaskan, hasil monitoring kegempaan yang dilakukan oleh BMKG tepat pada saat terjadinya erupsi yaitu pukul 21.58 dan pukul 22.35 menunjukkan bahwa sensor BMKG tidak mencatat adanya aktivitas seismik. Sehingga erupsi GAK kali ini berdasarkan catatan sensor BMKG lebih lemah dibandingkan erupsi yang terjadi pada 22 Desember 2018 lalu.

"Hasil analisis BMKG terkait gempa tersebut menujukkan telah terjadi gempa tektonik di Selat Sunda pada pukul 22.59 WIB dengan magnitudo M 2,4 episenter terletak pada koordinat 6,66 LS dan 105,14 BT tepatnya di laut pada jarak 70 km arah Selatan Baratdaya Anak Krakatau pada kedalaman 13 km," katanya.

Mengenai dentuman yang beberapa kali terdengar dan membuat resah masyarakat Jabodetabek, Triyono mengatakan, sejak tadi malam hingga pagi hari ini pukul 06.00 WIB hasil monitoring BMKG menunjukkan tidak terjadi aktivitas gempa tektonik yang kekuatannya signifikan di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Provinsi Banten.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah