Network
SERANG, (KB).- Pemerintah Kota (Pemkot) Serang optimistis bisa kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Hal itu karena pada tahun sebelumnya Kota Serang sudah meraih WTP.
Asisten Daerah (Asda) I Kota Serang Anthon Gunawan mengatakan, proses pemeriksaan BPK akan selesai pada pekan ini. Kemudian, BPK memiliki waktu seminggu hingga Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) diserahkan.
"Optimistis lah, karena kalau kita sudah WTP setiap tahunnya kita akan mengacu kepada itu dan sesuai dengan laporannya, kecuali ditemukan hal-hal yang memang menurut BPK diluar batasan. Selama ini kita belum menemukan hal-hal yang krusial," kata Anthon kepada Kabar Banten, Kamis (11/6/2020).
Ia mengatakan, penyerahan LHP itu bisa dilaksanakan sekitar Selasa (16/6) mendatang. Terkait adanya keterlambatan dibandingkan daerah lain, hal itu bukan karena ada masalah yang menyebabkan keterlambatan. Tetapi, karena pemeriksaan daerah lain lebih cepat.
"Bukan kendala jadi masa pemeriksaan BPK selesainya itu Jumat ini. Jadi dia nanti biasanya selang seminggu atau berapa hari baru kita dapat penyerahan LHP. Jadi kalau mereka yang sudah karena mereka masa pemeriksaannya yang cepat," ucapnya.
Untuk rekomendasi BPK atas temuan sebelumnya, ujar dia, Pemkot Serang melalui OPD terkait sudah menindaklanjutinya. Seperti pengembalian dalam waktu 60 hari dan rekomendasi lain yang tidak berbatas waktu.
"Yang pasti bahwa keterkaitan kita dapat WTP adalah menindaklanjuti hasil temuan tahun lalu," ujarnya.
Hal hampir senada dikatakan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Serang Wachyu B Kristiawan. Pemkot Serang menargetkan kembali meraih WTP atas LHP BPK RI. "Terkait opini sendiri target kita WTP, mudah-mudahan sesuai," katanya.
Ia mengatakan, penyerahan LHP BPK itu kemungkinan akan dilakukan pada pertengahan bulan ini. Saat ini, untuk kabupaten/kota di Banten yang belum menerima LHP dari BPK sebanyak empat daerah, salah satunya Kota Serang. Tetapi, hal itu bukan karena adanya permasalahan yang membuat adanya keterlambatan.
"Belum keluar, itu karena kemarin kan kita diperiksanya paling belakangan antara bulan April dan Mei," tuturnya. (Masykur/SJ)*
