FKPT Banten Gelar 'Cegah Dini Radikalisme dan Terorisme'

- 22 Juli 2020, 20:47 WIB
FKPT Banten Seminar
FKPT Banten Seminar

SERANG, (KB).- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT-RI) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Banten menggelar seminar 'Perempuan Agen Perdamaian dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme', di salah satu hotel di Cikande, Kabupaten Serang, Rabu (22/07/2020).

Menghadirkan narasumber Dosen UNUSIA Jakarta, Riri Khariroh, MA dan Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT-RI, DR. Hj. Andi Intan Dulung, M.Hi, kegiatan tersebut diikuti perwakilan berbagai intansi pemerintah, unsur perempuan, perwakilan agama seperti Islam, Budha, Kristen dan Hindu.

Ketua FKPT Banten, Dr. KH. Amas Tadjudin, MM, dalam sambutannya mengatakan, sikap perempuan yang cenderung lemah lembut dan halus, ternyata rawan dimanfaatkan menjadi pelaku tindak radikalisme dan terorisme.

"Sebagai upaya cegah dini, perempuan di Provinsi Banten perlu dibekali dengan berbagai upaya tindak pencegahan persebaran paham radikal dan teorisme. Mengingat perempuan dan anak yang biasanya menjadi korban, mulai bergeser menjadi pelaku utama," ujar Amas.

Ia mengajak seluruh kaum perempuan di Provinsi Banten untuk dapat menjaga keharmonisan keluarga sehingga dapat mendeteksi perilaku yang tidak wajar dari anggota keluarganya.

"Komunikasi dengan bahasa ibu, merupakan jurus ampuh untuk mencegah paham radikal dan terorisme," ujarnya.

Dosen UNUSIA Jakarta, Riri Khariroh dalam paparannya, menyatakan agar terlindungi dari paham radikal dan terorisme, perempuan yang rentan dari perekrutan yang mengatasnamakan kelompok-kelompok atau agama tertentu yang cenderung ingin mengubah ideologi negara harus dilindungi.

Sementara itu, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT-RI, Andi Intan Dulung mengimbau agar selalu menjaga kewaspadaan dalam situasi dan kondisi pandemi yang semakin meningkat serta tetap berperan aktif dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.

Ia mengatakan, kelemahan kondisi masyarakat seringkali dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu khususnya pelaku terorisme.

"Social distancing tidak menjadikan terputusnya hubungan sosial kemasyarakatan, khususnya keluarga. Dengan lebih seringnya anggota keluarga berada di rumah dapat lebih meningkatkan hubungan dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga, sekaligus sebagai upaya pencegahan dini berkembangnya paham radikal dan terorisme," ujar Intan. (KO)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x