6 Cara Mengatasi Anak yang Berperilaku Buruk, Jangan Pakai Emosi Bun

21 Oktober 2022, 14:34 WIB
Illustrasi terkait tulisan Cara Mengatasi Anak yang Berperilaku Buruk, Jangan Pakai Emosi Bun /Pexels /Gustavo Fring

KABAR BANTEN - Anak yang berperilaku buruk dapat terjadi karena berbagai alasan tetapi alasan paling umum yang menyebabkan anak berperilaku buruk yaitu mereka merasa bosan.

Bunda tidak perlu memenuhi segala permintaan anak hanya demi menghentikan perilaku buruk mereka karena pada saat itulah anak merasa berhasil.

Oleh karena itu tidak jarang anak menjadikan perilaku buruk sebagai senjata untuk mencapai tujuannya.

Selain itu keinginan untuk berkuasa juga menjadi alasan di balik perilaku buruk anak.

Baca Juga: 15 Nama Bayi Perempuan Islami, Sansekerta Aesthetic, bermakna Salehah, Mulia, Cantik bagai Permaisuri Surgawi

Berikut seperti dikutip kabarbanten.com dari akun Facebook Gallery Inspirasi, cara mengatasi perilaku buruk pada anak.

1. Suka marah-marah.

Si kecil suka marah-marah, misalnya saat Bunda mengambil gadget yang sedang dimainkannya. Bunda tidak sendirian, berdasarkan hasil penelitian Pitch Project terhadap 1.000 anak, rasa depresi, bosan, kecemasan dan emosi yang meledak-ledak salah satunya dapat terjadi jika si kecil terlalu banyak bermain gadget.

Selain itu kebiasaan gampang marah si kecil juga bisa disebabkan oleh kondisi tantrum di mana ia belum paham bagaimana menyatakan keinginannya dengan baik dan benar.

Cara mengatasinya:
Untuk menghadapi si kecil yang suka marah-marah, Bunda perlu memberikan kesabaran ekstra. Sebab Bunda tidak boleh membalasnya dengan amarah si kecil dapat dengan mudah meniru kebiasaan orang tuanya.

Jadi ajak ia berbicara dari hati ke hati dan tanyakan apa yang ia mau teguran yang tidak disertai emosi umumnya dapat memberi respon positif bagi si kecil.

2. Suka memotong pembicaraan

Apakah saat bunda sedang mengobrol si kecil sering tiba-tiba mengganggu dan ingin menceritakan suatu hal. Jika iya jika tidak berhenti mengganggu sampai Bunda mendengarkannya.

Jangan dibiarkan, karena ia bisa tumbuh menjadi anak yang suka menyala pembicaraan orang lain Bun.

Cara mengatasinya:
Jika terjadi berulang kali bunda dapat mulai bersikap tegas katakan bahwa ia harus bersabar menunggu pembicaraan orang lain selesai sebelum berbicara.

Bunda juga bisa bersikap sedikit cuek saat ia menyela pembicaraan kembali setelah diingatkan.

3. Pura-pura tidak mendengar.

Dulu si kecil sulit sekali diminta mengerjakan sesuatu. Misalnya saat diminta mandi ia berpura-pura tidak mendengar dan tetap menonton TV, akhirnya bunda harus berulang-ulang mengatakan hal yang sama kepadanya.

Cara mengatasinya:

Mungkin si kecil tidak memperhatikan Bunda karena sedang fokus kepada hal yang lain jadi mulailah mengambil perhatiannya ketika berbicara Bunda bisa memanggil namanya.
Menyentuh pundaknya, saling bertatap muka, bahkan bila perlu mematikan siaran televisi yang ditontonnya agar ia mendengarkan.

Jika si kecil marah dan tetap tidak mau mendengarkan buat aturan tegas misalnya jika si kecil tidak mau mendengarkan saat disuruh mandi karena sedang menonton TV, besok dia tidak boleh menonton TV lagi. Perlu diingat lakukan dengan nada tegas tapi bukan memarahinya sambil berteriak ya Bun.

4. Mengambil milik orang lain tanpa izin

Dulu si kecil sering mengganti channel TV tanpa izin padahal ada orang lain yang sedang menonton. Ia juga terlalu sering mengambil mainan temannya tanpa meminjam terlebih dahulu. Membiarkan perilaku ini akan menjadikan hal tersebut menjadi kebiasaan sampai si kecil dewasa. Resikonya si kecil bisa jadi punya kebiasaan melakukan hal semaunya.

Cara mengatasinya:
Berdasarkan konsultasi anak komunikasikan sejak awal merupakan kunci utama dalam menyelesaikan masalah ini jelaskan bahwa si kecil tidak bisa melakukan sesuatu tanpa meminta izin.

Berikan juga pengertian bahwa ia bisa membuat orang lain sedih dan kecewa saat melakukan hal ini misalnya temannya akan menangis saat mainannya dipinjam tanpa izin.

Minta si kecil membayangkan Jika ia berada di posisi orang lain ia pasti tidak suka saat ada orang lain merebut barang miliknya.

Dengan begitu bunda dapat mengasah rasa empatinya.

5. Berbohong

Si kecil pintar berbohong sejak kecil ada risiko ia menjadi patological liar saat sudah dewasa menurut Jerry Wyckoff, psikolog sekaligus penulis buku getting your child from no to yes ada anak yang berbohong karena ia ingin terlihat keren menghindari tanggung jawab sampai menghindari masalah.

Cara mengatasinya:
Jika Bunda memergokilnya berbohong tidak perlu langsung menyangkalnya di depan banyak orang nanti ia merasa dipermalukan, sebaiknya ajak si kecil pulang dan berbicara berdua cari tahu apa alasannya berbohong.

Dan berikan pengertian kepadanya agar Bunda bisa menanamkan kejujuran pada si kecil sejak dini.

6. Bersikap tidak sopan

Bunda pasti geram aat si kecil bersikap tidak sopan terhadap orang yang lebih tua.

Terlebih Jika ia melakukannya dengan gestur tidak menyenangkan seperti menutup kuping atau memeragakan gerak bibir orang lain

Cara mengatasinya;
Tunjukkan kepada si kecil bahwa perilakunya tidak baik. Namun tetap lakukan dengan cara lembut dan tidak terkesan menyalahkan.

Bunda dapat mengandaikan apabila Ia diperlakukan serupa. Berikan Ia pengertian bahwa pasti akan merasa sedih jika diejek atau tidak dihargai seperti itu.

Jika si kecil terlihat merenungi hal ini, artinya si kecil mulai memahami mana hal yang baik dan buruk.

Baca Juga: 15 Nama Bayi Perempuan Aesthetic yang Terdiri dari 3 Kata Bermakna Bangsawan Kaya, Makmur, penuh Keberuntungan


Itulah cara mengatasi perilaku buruk pada anak. Semoga bermanfaat.***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: Facebook Gallery Inspirasi

Tags

Terkini

Terpopuler