Semua Ulama Seluruh Dunia Berkumpul Menanti 2024, Ada Apa Benarkah Akan Muncul Seorang Mujaddid?

26 November 2023, 11:36 WIB
Ilustrasi terkait para ulama dunia akan berkumpul menanti Tahun 2024 terkait akan munculnya seorang Mujaddid. /Tangkapan layar/YouTube Bilah Zulfikar

KABAR BANTEN - Sebentar lagi Tahun 2024 akan segera tiba, beberapa waktu ini umat Islam sedang ramai membahas isu yang berkaitan dengan Tahun 2024.

 

Salah satu diantaranya adalah isu tentang akan berkumpulnya ulama seluruh dunia yang kabarnya para ulama tersebut sedang menanti kedatangan tahun 2024.

Penasaran ada apa dengan Tahun 2024 mengapa ulama seluruh dunia berkumpul menanti kedatangan yahun 2024? Berikut informasinya sebagaimana dikutip Kabar Banten dari YouTube Bilah Zulfikar:

Baca Juga: Mengenal Profil Imam Bukhari Ahli Hadits yang Jadi Rujukan Para Ulama Hingga Saat Ini

Tahun 2024 mungkin akan menjadi tahun momentum yang krusial bagi umat Islam, pasalnya menurut isu yang beredar para ulama seluruh dunia kini tengah menanti kemunculan seorang Mujaddid atau seorang pembaharu agama.

Menurut Rosulullah SAW Mujaddid akan diutus kepada umat sekali dalam 100 tahun, dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu Rasulullah SAW bersabda:"sesungguhnya Allah akan mengutus atau menghadirkan bagi umat ini Islam orang yang akan memperbaharui urusan agama mereka pada setiap akhir 100 tahun"(HR.Abu Dawud, Hakim dan Tabrani)

Dijelaskan oleh para ulama tafsir dan hadits Mujaddid adalah seorang yang membawa pembaharuan atau perbaikan atas kerusakan yang terjadi pada urusan agama, pembaruan yang dimaksud disini diartikan sebagai upaya menghidupkan kembali pengamalan ajaran Islam yang otentik atau upaya mengembalikan kemurnian ajaran Islam yang sebenarnya dari apa yang telah banyak diselewengkan atau disalahi oleh umat Islam.

Imam Ahmad Bin Hambal berkata sesungguhnya Allah akan menghadirkan bagi umat manusia pada setiap akhir 100 tahun, orang-orang yang akan mengajarkan Sunnah Rasulullah SAW dan memberantas penyimpanangan hadits-hadits Rosulullah.

Sementara itu menurut Profesor Quraisy Shihab dalam bukunya yang berjudul '1001 saat keislaman yang patut anda ketahui' menjelaskan jika tugas Mujaddid atau pembaharu sangat dibutuhkan mengingat perjalanan sejarah boleh jadi melupakan atau menyalah pahami ajaran agama.

Disamping itu masyarakat juga menuntut adanya interpretasi baru yang tidak menyimpang dari prinsip dan teks keagamaan oleh sebab itu kehadiran Mujaddid akan berperan untuk mengaktualisasikan ulang ajaran tersebut.

Adapun yang dimaksud mengaktualisasikan ulang dalam pengertian ini adalah menyegarkan kembali yang telah terlupakan, meluruskan yang keliru memberi solusi dan memberi interpretasi baru tanpa menciptakan ajaran baru.

Perhitungan akhir 100 tahun dalam hadis ini sendiri menurut penjelasan sebagian ulama yaitu dimulai dari waktu hijrah Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah.

Adapun dari jumlah Mujaddid yang diutus terjadi perbedaan pendapat sebagian besar ulama mengatakan jika hanya ada satu orang dalam satu abad.

Namun ulama ternama seperti Ibnu Hajar Al Asqalani, AZ Zahabi, Ibnu Katsir, An Nawawi dan Ibnu Katsir Al Jazari menyatakan jika Mujaddid bisa lebih dari satu orang dalam satu abad.

Para ulama diatas menafsirkan kata Lafad Man dalam hadis tersebut sebagai kata yang bersifat umum yang bisa jadi mencakup perseorangan atau kelompok.

Bahkan Imam An Nawawi secara lebih inklusif menyatakan jika Mujaddid bisa saja mencakup berbagai bidang seperti fikih, tafsir, hadis dan akhlak, bahkan bisa pula bidang pendidikan, pemikiran dan jihad.

Profesor Quraisy Shihab sendiri selaku ulama ahli tafsir kontemporer menyatakan jika tak mudah untuk menetapkan siapa Mujadhid kepada setiap abadnya sebab selain ada kemungkinan jumlah nya yang tak hanya satu orang dalam satu abad, versi nama-nama Mujaddid dari tiap abad pun berbeda-beda.

Baca Juga: Indahnya Islam, Hanya Melalui Makan dan Minum Bisa Mendapat Pahala

Ibnu Katsir dalam kitabnya Dalail An Nubuah menyebutkan jika Mujaddid pada abad pertama Hijriah mencakup 14 nama tokoh lain lagi versi dari Imam As Syuthi dalam potongan SAIR gubahannya, begitu juga dengan Nawab Shidiq Hasan Khan versi dalam kitab yang berjudul Hujaj Al Karomah.

Dari berbagai pendapat tersebut ada satu hal yang pasti adalah mereka yang diutus sebagai Mujaddid tentu bukanlah orang sembarang dengan kata lain mereka adalah orang-orang pilihan yang telah memenuhi syarat dan kriteria tertentu sebab menurut Ibnu Zayat dalam kitabnya Khoyat Alqhis Al Murad Bin Fatwa untuk bisa dikatagorikan sebagai Mujaddid orang tersebut harus memenuhi beberapa syarat khusus sebagaimana telah disepakati oleh jumhur ulama diantara yaitu melampaui 100 tahun berlangsungnya dan menguasai seluruh cabang ilmu.

Lantas muncul pertanyaan tentang mengapa para ulama seluruh dunia mananti Mujaddid di Tahun 2024.

Jika ternyata hitungan 100 tahun dimulai dari tahun Hijriah nya Rosulullah SAW dari Mekkah ke Madinah harus melampaui 100 tahun sebagaimana pendapat Ibnu Ziyyah dan bukankah Tahun 2024 itu bertepatan dengan Tahun 1445 hingga 1446 Hijriyah dan itu berarti masih jauh dari kata akhir 100 tahun dari abad ke 15 Hijrah.

Ternyata disini ada ulama yang menghubungkan 100 tahun dimulai dari keruntuhan kekhalifahan Islam yang terakhir sebagaimana kita ketahui ke Khalifahan terakhir dalam sistem kepemimpinan adalah ke Khalifahan Usmaniyah, ke Khalifahan ini runtuh pada tahun 1924 sejak berdiri pada tahun 1517 Masehi salah satu ulama yang memprediksi demikian adalah wakil sekjen Rabithah Ulama Palestina yang bernama Syekh Abu Bakar Al Wawidah sebagaimana diberitakan selama dipenjara di Israel, Syekh Abu Bakar mencoba melakukan riset mendalam terkait hal ini.

Dalam pijakan Al Qur'an, hadis dan kitab-kitab yang ditulis oleh ulama Ahlus Sunnah akhirnya beliau mengambil satu kesimpulan jika insyaallah pada Tahun 2024 mendatang akan terjadi Syafatul Islamiyyah, dari hasil risetnya tersebut Syekh Abu Bakar berani berasumsi kalau Indonesia bisa saja menjadi negeri kebangkitan Islam global, hal ini disampaikan dalam sebuah For Majlis di Masjid Jogokarya Yogyakarta saat beliau berkesempatan berkunjung ke Indonesia setelah bebas dari penjara Israel.

Syekh Abu Bakar menuturkan jika sesungguhnya Allah SWT memilih untuk menjalankan agamanya ini kepada siapa saja yang dipilih diantara hamba-nya digenapkan untuk mereka syarat-syaratnya lalu muliakan mereka dengan dengan agama dan kejayaan itu.

Pada waktu awal Allah SWT telah memilih bangsa Arab mulai dari kepemimpinan Rosulullah SAW, Khalafaurosyidin dan beberapa penguasa daulat umawiyah dan pada hasilnya agama ini jaya tetapi ketika para penguasa daulat umawiyah ini beserta para ponggawanya menyimpang Allah pun mencabut amanah itu dari mereka.

Pada masa berikutnya Allah SWT Memilih bangsa Persia dari Al Khurasan mereka datang menyokong daulat Abbasiyah penyangga utama daulat ini mulai perdana menteri keluarga Al Baramika sampai panglima adalah dari kalangan orang-orang Persia.

Banyak ulama dan cendekiawan ini daulat ini Allah hadirkan dari kalangan orang Persia, namun ketika bangsa Persia berpaling dan menyimpang Allah juga mengambil amanah itu dari mereka.

Kemudian Allah memberikan nya kepada orang-orang Kurdi puncaknya Salahuddin Al-Ayyubi dan anak-anaknya, ketika mereka juga berpaling Allah alihkan amanah itu kepada bekas-bekas budak dari Asia Tengah yang di sultankan di Mesir, diantaranya mereka adalah orang-orang Mamluk akan tetapi ketika orang-orang Mamluk juga berpaling Allah memindahkan amanah itu kepada bangsa Turki Usman Bin Ertauhul dan keturunan nya dan terkusus Sultan Muhammad Al Fatih.

Ketika daulat Usmaniyah ini berpaling juga Allah kembali mencabut amanah itu dan sepertinya hingga hari ini Allah belum menunjuk bangsa lain untuk memimpin kejayaan Islam.

Dengan matanya yang buta karena siksaan di penjara Israel Syekh Abu Bakar mengarahkan wajahnya kepada majelis yang hadir sambil tersenyum dan berkata sungguh diantara bangsa-bangsa besar yang menerima Islam bangsa kalian adalah yang belum pernah ditunjuk oleh Allah untuk memimpin kejayaan agama ini Islam.

Baca Juga: Penyebab Fenomena Maraknya Zina Perzinahan atau Hubungan Seks Bebas di Usia Muda

Bukankah Rosulullah pernah bersabda:"jika pembawa kejadian akhir zaman akan datang dari arah timur dengan bendera-bendera hitam mereka.

Dulu para ulama mengira jika yang dimaksud arah timur adalah Kurasan dan daulat Abbasiyah sudah menggunakan pemaknaan itu dalam kampanye mereka menggulingkan daulat Umawiyah.

Namun kini kita tahu bahwa dunia Islam telah membentang dari Maroko sampai Marauke, Syekh Abu Bakar pun berharap jika yang dimaksud oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya tersebut adalah bangsa muslim Indonesia beliau juga berpesan agar kaum muslimin tanah air bisa memenuhi syarat-syarat tersebut agar layak ditunjuk oleh Allah memimpin peradaban Islam semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk kepada kita sekalian dan akan kah muslim Indonesia kelak akan mempin kejayaan peradaban Islam dunia, waullahu alam.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube Bilah Zulfikar

Tags

Terkini

Terpopuler