Pemimpin Terpercaya dan Mampu Mengemban Amanah, Begini Asal Mula Gelar Al Amin

2 Februari 2024, 12:00 WIB
Ilustrasi terkait asal mula gelar Al Amin yang merupakan gelar para nabi. /Tangkapan layar/Instagram @fitri_astari24

KABAR BANTEN - Kata AMIN akhir-akhir ini sedang viral di masyarakat, pasalnya sejak kata tersebut digunakan sebagai branding salah satu capres dan cawapres yang akan berkompetensi di 14 Februari 2024.

Dimana kata AMIN itu sendiri merupakan singkatan dari nama pasangan capres dan cawapres nomor urut satu yakni Anies Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar.

Namun sejatinya kata AMIN memiliki makna yang begitu dalam dan sakral, kata tersebut tidak hanya julukan untuk Rasulullah tapi juga gelar sebagian para nabi.

Baca Juga: Inilah Doa Rasulullah SAW Untuk Para Pemimpin yang Tidak Amanah

Lalu bagaimana asal mula gelar Al-Amin itu di berikan untuk Rasulullah, sebagaimana dikutip Kabar Banten melalui Instagram @hepiandibastoni, berikut asal mula gelar Al-Amin diberikan kepada Rasulullah SAW.

Penyematan kata AMIN atau AL-AMIN untuk Rasulullah bermula dari kisah yang terjadi sekitar lima tahun sebelum kenabian.

Ketika itu orang-orang Quraisy sepakat untuk merenovasi Ka'bah yang sebenarnya sempat dilanda banjir, sehingga membuat mereka khawatir jika bagunan itu dibiarkan runtuh.

Meski sebelumnya sempat diawali dengan kebimbangan, didahului oleh Al-Walid bin Al-Mughirah, mereka merobohkan Ka'bah dan mulai menyusun ulang batu batanya dari sumber harta mereka yang dianggap suci.

Dalam arti sumber harta yang digunakan untuk merenovasi Ka'bah itu bukan berasal dari uang riba, upah pelacur atau harta rampasan.

Ketika pembangunan tiba pada sudut Rukun Hajar Aswad, mereka berselisih, siapa yang pantas meletakkan batu hitam atau Ka'bah itu ke tempatnya semula.

Dari perselisihan itu terus berlanjut hingga beberapa hari, bahkan perselisihan semakin meruncing dan menjurus pada pertikaian yang bisa menyebabkan pertumpahan darah.

Abu Umayyah bin Al-Mughirah dari kabilah Bani Makhzum pada akhirnya memberikan usulan untuk menyerahkan urusan tersebut kepada orang yang pertama kali masuk dari pintu Masjidil Haram.

Allah SWT berkehendak, orang yang pertama kali masuk lewat pintu Masjidil Haram adalah Rasulullah SAW.

Hingga pada akhirnya mereka pun bersepakat untuk menyerahkan urusan peletakkan Hajar Aswad itu kepada Rasulullah SAW.

Dengan kompak merek berseru, "Haadza Al-Amin, Radhiinaahu. Haadza Muhammad! (Inilah Al-Amin. Kami ridha kepadanya. India Muhammad).

Gelar Al-Amin begitu mulia, jika dilihat dalam Al-Qur'an, kita juga bisa menemukan bahwa kata AMIN atau AL-AMIN ditujukan kepada sebagian para Nabi.

Baca Juga: Terlanjur Melanggar Sumpah Atas Nama Allah? Begini Cara Menebusnya Kata Ustadz Abdul Somad dan Buya Yahya

Misalnya untuk Nabi Musa yang terdapat pada surat Al-Qashash ayat 26:
"...Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang kuat lagi dapat dipercaya.

Nabi Yusuf juga diberi gelar dengan AMIN, yang terdapat dalam Al-Qur'an surat Yusuf ayat 54 Allah berfirman:
"...Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami."

Selain itu ada juga Nabi Hud yang dikenal dengan AMIN, seperti yang terdapat dalam Surat Al-A'raf ayat 68, Allah berfirman:

"Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu."

Jadi, kata Al-Amin atau Amin merupakan karakter par nabi termasuk Rasulullah SAW, dimana sifat Al-Amin itu tidak hanya jujur tapi juga terpercaya dalam mengemban amanah.

Jika ia seorang pemimpin, maka amanah ia begitu besar, ia bertanggung jawab atas rakyat yang ia pimpin.

Seorang pemimpin harus bisa mendahulukan kepentingan rakyatnya di atas kepentingan pribadinya

Dalam hal ini jangan sampai sebagai pemimpin ia memiliki lahan berhektar-hektar, tapi rakyatnya banyak yang tidak memiliki rumah, ia makan hingga kekenyangan, sementara rakyatnya merintih kelaparan.

Baca Juga: 35 Kumpulan Kata-kata Mutiara Islami yang Menginspiratif dari Sahabat Nabi dan Tokoh Islam

Oleh sebab itu menghadapi pesta demokrasi yang sudah di depan mata, kita harus pandai dalam memilih seorang pemimpin.

Pemimpin yang layak kita pilih harus memiliki sifat Al-Amin atau terpercaya dan amanah dalam mengemban tanggung jawab sebagai pemimpin.

Itulah penjelasan terkait asal mula gelar Al-Amin yang diberikan pada Rasulullah SAW dan juga para nabi, semoga informasi ini bermanfaat.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: Instagram @hepiandibastoni

Tags

Terkini

Terpopuler