Idulfitri Momentum Bangun Kebersamaan, MUI: Jangan Flexing dan Tanya Hal Sensitif

10 April 2024, 06:05 WIB
Ilustrasi silaturahim saat Idulfitri. MUI mengajak masyarakat rayakan Lebaran dengan kebersamaan dan persaudaraan. Jangan flexing dan bertanya hal sensitif. /Pexel/RDNE Stock Project/

KABAR BANTEN - Hari Raya Idulfitri momentum bagi umat muslim bersilaturahim dengan semangat kebersamaan.

Masyarakat diajak untuk merayakan Idulfitri 1445 Hijriah dengan sukacita dan penuh cinta kasih.

Selain itu, umat muslim juga diimbau untuk tidak flexing atau pamer kekayaan hingga melontarkan pertanyaan-pertanyaan bersifat pribadi dan sensitif pada momen Idulfitri 1445 Hijriah.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempat Wisata Terbaru di Banten Untuk Liburan Lebaran 2024, Seru dan Punya Banyak Wahana!

Hal ini diserukan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Prof. KH. Asrorun Niam Sholeh.

"Jangan sampai kemuliaan silaturahmi itu berdampak kepada flexing, pamer harta, termasuk menyinggung perasaan saudara kita dengan pertanyaan pada hal-hal yang bersifat pribadi dan sensitif," kata Prof Niam, Selasa 9 April 2024, seperti dikutip Kabar Banten dari laman mui.or.id.

Menurutnya, momen Idulfitri adalah waktu yang tepat untuk membangun kebersamaan dan rasa cinta kasih. 

Menurutnya, pertanyaan-pertanyaan yang menyinggung dan sensitif akan mengotori rasa kebersamaan itu.

Begitu pula flexing atau ajang pamer harta juga membuat cinta kasih yang seharusnya tumbuh ketika Idulfitri justru berubah. 

Dalam cakupan yang lebih luas, perayaan Idulfitri ini perlu dimaknai sebagai momen rekonsiliasi nasional pasca Pemilu 2024. 

"Jangan menyimpan dendam dan pembangunan itu menjadi komitmen bersama," ucapnya. 

"Saatnya semua bersama-sama membangun bangsa, sesuai dengan kompetensinya," tuturnya menambahkan.

Prof Niam menyebut, perayaan Idulfitri yang dilaksanakan secara bersama ini merupakan ‘Amul Jamaah yakni tahun kebersamaan dan persaudaraan. 

"Membangun rekonsiliasi nasional untuk bersama-sama membangun bangsa. Saatnya mengedepankan kebersamaan dan titik temu serta menurunkan ego," kata Guru Besar Ilmu Fikih UIN Jakarta ini.

Baca Juga: Sah, Pemerintah Tetapkan Hari Raya Idulfitri 1445 H Jatuh pada Rabu 10 April 2024

Dirinya mengajak seluruh elemen bangsa untuk mengesampingkan segala perbedaan. Hal ini semata-mata untuk kepentingan persatuan nasional. 

"Persatuan dan persaudaraan adalah modal dasar kita untuk mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," tuturnya.***

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: mui.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler