KABAR BANTEN - Jumlah jemaah haji Indonesia termasuk terbesar di dunia. Oleh karena itu, dengan jumlah jemaah haji terbesar tersebut membutuhkan jumlah pembimbing haji yang memadai.
Kebutuhan pembimbing haji ini menjadi salah satu yang menjadi perhatian pemerintah untuk terus ditingkatkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.
Pada saat Sosialisasi Manasik Haji di Masa Pandemi yang berlangsung di Yogyakarta, Selasa 19 Oktober 2021, Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief menyampaikan rencana Kemenag yang akan mendorong penambahan pembimbing haji perempuan.
Baca Juga: Berziarah ke Gua Hira, Tempat Nabi Muhammad SAW Pertama Kali Menerima Wahyu Alquran
Salah satu alasan perlunya penambahan pembimbing haji perempuan karena jumlah jemaah haji perempuan lebih banyak dari jemaah laki-laki.
Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) mencatat, pada musim haji 1440 H/2019 M, jumlah jemaah haji terdiri atas 119.263 perempuan (55,37%) serta 96,114 laki-laki (44,63%).
Hilman juga meminta agar edukasi manasik di masa pandemi terus dilakukan pembimbing haji. Hal Ini dilakukan sebagai langkah agar pembimbing manasik haji dapat meningkatkan profesionalitasnya.
Baca Juga: Mengenal Gua Hira, Tempat Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu Pertama Alquran di Bulan Ramadan
"Perlu ada edukasi bimbingan manasik di masa pandemi agar pembimbing haji dapat meningkatkan profesionalitasnya," ujarnya dikutip Kabar Banten dari laman Kemenag.