Untuk itu, ini yang seharusnya pelru diluruskan karena kepercayaan tersebut bertentangan.
Lebih lanjut, berkaitan dengan kepercayaan tersebut, Buya Yahya mengungkapkan bahkan di satu daerah ada lagi orang yang meninggal dunia di beri makan, karena dipercaya nanti mbahmu datang untuk makan.
Baca Juga: Cerita Warga Sebelum Irigasi Dibangun, Masyarakat Kramatwatu Kabupaten Serang Sempat Lakukan Hal Ini
Menyikapi kepercayaan yang berkembang di masyarakat dari mulut ke mulut, Buya Yahya menegaskan untuk tidak boleh lagu-lagu tersebut meskipun bernuansa Islami disenandungkan apalagi terhadap anak-anak.
"Lagu yang diperdengarkan seperti itu bertentangan dan tidak ada dalam agama ahli kubur malam Jumat pulang ke rumah minta di doain nangis," ujar Buya Yahya.
Buya Yahya menjelaskan, yang ada hanyalah kewajiban bagi seorang anak untuk mendoakan orang tuanya.
Baca Juga: Pedagang Diprioritaskan, Dinkop UKM Perindag Targetkan Vaksinasi 500 Orang
"Ngapain jalan-jalan ke rumahmu, itu biasa dikarang oleh penghayal, mungkin tidak bisa disalahkan yang ngarang lagu karena mungkin bukan ustadz," katanha.
"Hanya kebetulan orang Jateng, Jatim tahlilannya malam Jumat lalu dicocok-cocokin dengan kepercayaan dari mulut ke mulut lalu dibuatkan lagu dan banyak disenandungkan," ujar Buya Yahya menambahkan.
Baca Juga: Berziarah ke Gua Hira, Tempat Nabi Muhammad SAW Pertama Kali Menerima Wahyu Alquran