Menurut al-Ghazali, Ihya ‘Ulumiddîin, juz 3, h. 432, Puasa Rajab baiknya dilakukan saat bertepatan hari-hari utama agar pahalanya lebih besar.
Seperti pada ayyamul bidh (tanggal 13, 14, dan 15), hari Senin, hari Kamis, dan hari Jumat.
Puasa Rajab juga bisa dilaksanakan dengan satu hari berpuasa dan satu hari tidak.
Bagi orang yang memiliki utang puasa Ramadhan, diperbolehkan untuk mengqadhanya bersamaan puasa sunnah Rajab.
Bahkan, menurut Sayyid Bakri Syattha’ (w. 1892 M.) dengan mengutip fatwa Al-Barizi, andaikan puasanya hanya niat qadha, maka otomatis juga memperoleh kesunnahan puasa Rajab (Sayid Bakri, Hâsyiyah I’anah at-Thaalibin, juz 2, h. 224).
Baca Juga: Puasa Senin Kamis, Bukan Ibadah Wajib, Tapi Ternyata Ini Keutamaannya
Niat Puasa Rajab
Waktu niat puasa Rajab adalah pada malam hari, yakni sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar.
Berikut adalah lafal niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى