KABAR BANTEN - Ketua Umum MUI Provinsi Banten KH Tb Hamdi Maani menekankan kepada pengurus MUI di setiap tingkatan untuk tidak terlibat dalam gerakan keislaman ekstrim.
KH Tb Hamdi Maani menegaskan MUI tidak mengikuti gerakan keislaman ekstrem kiri atapun kanan, tetapi memperbesar dan memperteguh Islam Wasathiyah.
Bahkan paradigma Islam Wasathiyah, kata KH Tb Hamdi Maani, harus menjadi ruh, panduan dalam merumuskan program dan kegiatan di semua tingkatan selama lima tahun ke depan dalam upaya mengembalikan kembali gerakan keislaman sebagaimana dicontohkan para ulama terdahulu.
Baca Juga: Pengurus MUI Banten Masa Khidmat 2021-2026 Dikukuhkan, Ini Pesan KH Miftachul Akhyar
“Paradigma Islam Wasathiyah ini dipandang penting seiring dengan semakin kuatnya indikasi bergesernya gerakan keislaman di negeri ini ke kutub ekstrim, baik itu yang ke kiri ataupun yang ke kanan,” kata KH Tb Hamdi Maani saat pembukaan Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) I MUI Provinsi Banten dengen mengusung tema "Memantapkan Spirit Islam Wasathiyah dalam Meningkatkan Kualitas Pwndidikan dan Ekonomi Keumatan di era society 5.0" di Auditorium Untirta Kampus Sindangsari Kabupaten Serang, Sabtu 12 Maret 2022.
Mukerda I MUI Provinsi Banten dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, dihadiri Rektur Untirta Prof Dr Ir H Fatah Sulaiman, unsur Forkopimda, tokoh, ulama dan pimpinan Ormas.
Baca Juga: Cerita KH Tb Hamdi Ma'ani, Baru Dua Bulan Dilantik Kini Diamanahi Sebagai Ketua Umum MUI Banten
Menurut KH Tb Hamdi Maani, pergeseran ke kutub kiri memunculkan gerakan liberalisme, pluralisme dan sekularisme dalam beragama. Sedangkan pergeseran ke kutub kanan menumbuhkan radikalisme dan fanatisme sempit dalam beragama.
"Pergerakan kedua kutub ini disadari atau tidak, diakui atau tidak, merupakan gambaran pertarungan ideologi global yang menerjang di Indonesia," katanya.