"Kalau dia (pendosa) adalah orang yang beriman (seseorang yang kembali dan percaya kepada Tuhannya-red), maka sesungguhnya tidak ada siksa yang ditimpakan (siksa yang diberikan berulang-ulang -red) oleh Allah kecuali dikurangi dosanya (artinya sudah ada penghapusan atas dosanya yang dahulu pernah dilakukannya-red)," ujar Buya Yahya.
Artinya, jika ada orang di dunia mendapatkan siksa dengan diberikan sakit dsb, sebenarnya hal demikian merupakan penghapusan atas dosa-dosa yang dahulu pernah dilakukannya
Bahkan terang Buya Yahya, seandainya di dunia itu kalau ada orang melakukan satu dosa, kemudian dicambuk dan sebagainya.
Semisal dicambuk akibat melakukan pelanggaran seperti mabuk atau zina sesuai dengan aturan Allah, maka setelah mendapatkan siksa tersebut, dosanya diampuni oleh Allah.
Dosanya tak akan diungkit kembali dimasa yang berbeda karena sudah menerima ganjaran (siksa) atas dosa yang dilakukannya tersebut.
"Di dalam barzah pun demikian, semisal seseorang mendapatkan hukuman siksa dihabiskan di alam barzah setelah itu nanti kalau sudah habis gak akan tampak lagi di padang mahsyar," ujar Buya Yahya.
Jadi meskipun sedemikian dosanya, jika pendosa tersebut ahli iman artinya kembali kepada sang pencipta dengan kepercayaan yang dimilikinya, maka dosa tersebut pasti diampuni.
Termasuk, jika sang pendosa tersebut sudah menerima siksaan atas segala dosa-dosanya semisal di barzah, maka pendosa tersebut tidak akan lagi menerima siksa di neraka.
Demikian penjelasan Buya Yahya mengenai siksaan yang didapatkan oleh sang pendosa.***