Mahasiswa dan Penyuluh Agama Belajar Tahsin Tilawah

- 12 November 2017, 19:00 WIB
penyuluh agama
penyuluh agama

SERANG, (KB).- Puluhan mahasiswa dan penyuluh agama Islam non PNS mengikiuti pelatihan tahsin tilawah Alquran atau perbaikan bacaan Alquran.  Kegiatan berlangsung Jumat dan Sabtu (10-11/11/2017) diprakarsai Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Provinsi Banten. Kegiatan berlangsung di aula LPTQ Banten lantai dasar Masjid Raya Al Bantani KP3B Kota Serang, dibagi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri atas 70 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Banten, berlangsung Jumat (10/11/2017). Sementara kelompok lainnya terdiri atas para penyuluh agama Islam non PNS, berlangsung Sabtu (11/11/2017). Pelatihan tahsin tilawah Alquran untuk mahasiswa dibuka Sekteris Umum LPTQ Banten Idris Jamroni, sedang untuk penyuliuh agama Islam dibuka Ketua Harian LPTQ Banten Prof. Syibli Syarjaya. Sekretaris LPTQ Banten, Uesul Qurni, mengatakan bagi umat Islam, membaca Alquran merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Akan tetapi, masih banyak kaum muslimin yang belum mampu membaca Alquran dengan baik. “Kenyataan ini mendorong LPTQ Banten untuk menggelar pelatihan tahsin tilawah Alquran,” kata Uesul Qurni yang juga Kepala Seksi Pengembangan Seni Budaya Islam, Musabaqah Alquran dan Hadist pada Kanwil Kemenag Banten. Dikatakan, tujuan utama mempelajari ilmu tajwid dan tahsin tilawah untuk menjaga lidah dari kesalahan ketika membaca Alquran. “Ketika membaca Alquran, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu hak huruf dan mustahak huruf,” ujarnya. Haq huruf, lanjut Uesul, yakni sifat asli yang ada pada setiap huruf, seperti aljahr dan isti’la. “Hak huruf meliputi sifat-sifat huruf dan tempat-tempat keluar huruf,” tambahnya. Sementara mustahak huruf, yakni sifat yang sewaktu-waktu muncul karena sebab-sebab tertentu. Misalnya, izh-har, ikhfa, iqlab, idgham, qalqalah, ghunnah, tafkhim, tarqiq, mad, waqaf, dan lain-lain. “Intinya, dengan belajar tahsin tilawah Alquran, berarti kita mengikuti jejak Rasulullah SAW. Menurut Ues, pelatihan tahsin tilawah biasanya mengupas soal dan mengatasi tentang kesalahan-kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pembaca Alquran. “Kesalahan dimaksud, misalnya tidak konsisten dalam membaca tanda-tanda panjang, tidak konsisten dalam membaca ghunnah, pengucapan vokal yang tidak sempurna, dan pengucapan huruf sukun yang tidak sesuai dengan kaidah tajwid,” ungkapnya. Sejumlah peserta menilai pelatihan tahsin sebagai kegiatan yang sarat manfaat. Mereka mengaku menemukan banyak ilmu dari kegiatan yang singkat tersebut. “Saya berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti sampai di sini. Bukan hanya harus sering diselenggarakan, tapi juga perlu ada pelatihan tahsin lanjutan,” kata Ust. Ahyani, penyuluh asal Kota Cilegon. Hal sama dikemukakan, Ahmad Hilal, penyuluh aasal Kabupaten Serang. Pelatihan tahsin tilawah diharapkannya menjadi salah satu solusi atas masih rendahnya kemampuan baca Alquran di kalangan umat Islam Banten. Sementara Edi Wijaya, peserta asal Kabupaten Pandeglang, berharap pelatihan tahsin juga digelar untuk kalangan lain. Misalnya, guru agama di sekolah dasar (SD). “Perlu juga pelatihan seperti ini dilakukan secara missal dan terbuka untuk umum. Pesertanya para ibu rumah tangga,” kata Edi Wijaya. (SY)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah