Dakwah Mengubah Kebiasaan Jadi Kebaikan

- 9 November 2018, 00:30 WIB
dakwah ilustrasi
dakwah ilustrasi

SERANG, (KB).- Setiap orang memiliki kewajiban untuk berdakwah, akan tetapi dakwah juga mempunyai waktu, karena dakwah menjadi wajib ketika ada kemaksiatan di depan mata. "Yang menjadi pertanyaan kapan kita tidak mendengar kemaksiatan, setiap waktu berbagai bentuk maksiat seringkali terlihat," kata Aktor dan Penulis, Zaky Ahmad Rivai dalam seminar nasional yang diadakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten, di Aula Rektorat Lantai 3 UIN SMH Banten, Rabu (7/11/2018). Ibadah dan maksiat berlaku untuk manusia, tutur di, maka ketika kita melakukan sesuatu yang perlu dipikirkan, adalah apakah itu kebaikan atau justru keburukan. Semua dari kita berpotensi melakukan kemaksiatan. Nabi diutus, karena ada permasalahan, lalu mengapa zaman ini tidak ada nabi, maka kitalah yang diutus untuk berdakwah, menyebarkan kebenaran. "Dengan berdakwah kita menjadi naik level, karena kita tentu memiliki ilmu, ilmu komunikasi, ilmu syar'i, dan ilmu yang berkaitan dengan itu," ucapnya. Dakwah mampu mengubah kebiasaan. Dalam hidup, ujar dia, perlu mengingatkan orang, tetapi juga harus menerima jika diingatkan oleh orang lain. Ia menuturkan, Allah melakukan tindakan protektif, agar orang Islam tidak tertutup dari orang-orang Islamnya. Dengan kebiasaan yang baik memiliki daya yang bagus untuk mengubah kehidupan kita. "Ada kebiasaan yang bisa mengubah kehidupan, yaitu proaktif, kita dapat mengubah kebiasaan dengan cara kita yang harus memulai. Kita menjadi inisiator yang baik. Lalu, mengingat apa tujuan akhir kita. Niatnya memang mampu menuntun sampai ke tujuan akhir, tapi yang perlu dipastikan, adalah seperti apa tujuan akhirnya. Karena, proses tentu akan menghadapi permasalahan yang dapat menghambat kita. Tujuan hidup kita, adalah mati dalam keadaan baik dan dengan berdakwah kita bisa memiliki kebiasaan yang baik," ujarnya. Prioritaskan yang utama, tutur dia, kita tentu mengharapkan sesuatu yang menyenangkan di dunia dan akhirat serta jangan sampai berharap kepada manusia. "Jika kita adalah pendakwah sejati, maka kebiasaan yang harus dilakukan adalah kebaikan. Lalu, miliki mental pemenang, yaitu ketika tetap bangkit meski kalah. Segala kesuksesan adalah pertolongan Allah, kita harus merasa kecil dulu di hadapan Allah. Berusaha untuk memahami sebelum dipahami, karena ini bisa membentuk kebiasaan kita. Kita harus paham apa yang ada di lingkungan kita. Merumuskan strategi itu penting, kita harus berkumpul dengan orang-orang baik, agar bisa membentuk rencana yang baik juga. Lalu, latihlah selalu, setiap saat, untuk mengubah sikap atau apapun perubahan yang ingin kita capai," ucapnya. (Besta/MH)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x