Wukuf dan Pesan Kemanusiaan

- 9 Agustus 2019, 19:28 WIB
Maksuni Husen di Mekah
Maksuni Husen di Mekah

Padang Arafah terhampar sangat luas. Di tanah gersang tersebut, sejak 8 Zulhijah (Jumat, 8/2019), jutaan umat Islam dari seluruh dunia berkumpul dan menempati ribuan tenda-tenda yang telah disediakan.

Para dhuyufurrahman atau dhuyufullah (tamu Allah) akan menjalani wukuf atau berdiam diri dengan memperbanyak zikir di Arafah pada 9 Zulhijah mulai pukul 12.00 hingga terbenamnya matahari Waktu Arab Saudi (WAS) atau Sabtu (10/8/2019) mulai pukul 16.00 WIB.

Wukuf Arafah merupakan rangkaian puncak ibadah haji dan juga inti haji. "Alhajju al Arafah," demikian sabda Nabi SAW. Oleh karena itu karena merupakan rukun dan inti haji, maka jemaah haji yang sedang sakit pun, disafari wukufkan, dibawa melalui ambulance ke Arafah untuk beberapa waktu dari tergelincirnya matahari hingga terbenam di ufuk barat.

Wukuf memiliki makna spiritual yang luar biasa. Jutaan umat Islam dari berbagai bangsa, suku ras, dari yang memiliki pangkat dan jabatan maupun biasa, berbaju ihram sama. Ihram. simbol manusia sama di hadapan Allah adalah sama. Yang membedakan adalah ketakwaannya.

Ketika waktu Arafah sudah tiba, maka jemaah haji dianjurkan untuk memperbanyak zikir, doa, maupun membaca Alquran. Wukuf adalah momentum jemaah haji muhasabah (interospeki diri) terhadap jati dirinya sebagai hamba Allah. Yakni ada dimensi yakni ritual dan sosial.

Wukuf Arafah juga merupakan cermin manusia kelak di akherat akan dikumpulkan dalam padang Makhsyar. Sebuah padang bagi timbangan amal manusia saat di dunia. Berbalut kain ihram, itu mencerminkan manusia ketika meninggal hanya berbekal sehelai kain putih, bukan harta dan jabatan yang dibawa, tetapi amal saleh yang dilakukan selama di dunia.

Rasulullah SAW bersabda, "Kedua kaki seorang hamba tidak melangkah pada hari Kiamat sampai ia ditanyakan empat hal; tentang umurnya digunakan untuk apa; masa mudanya dihabiskan untuk apa; tentang hartanya, darimana ia peroleh dan dalam hal apa dibelanjakan, dan tentang ilmunya apalah diamalkan atau tidak." (HR At-Tabrani).

Jemaah haji yang menjalankan tarwiyah dengan berjalan kaki menuju Mina untuk kemudian ke Arafah.* (haramain_photo)

Dalam khutbah wukuf, Naib Amirul Hajj, KH Bunyamin Ruhiyat, menyampaikan cara meraih haji mabrur sebagaimana dijelaskan para ulama. Ia mengatakan Rasulullah SAW mengenai fenomena "Haji Akhir Zaman". Dalam salah satu riwayat, beliau memprediksi di masa mendatang, dalam melaksanakan haji, manusia terbagi dalam empat kelompok.

"Akan datang suatu masa di mana orang-orang kaya dari kalangan umatku berhaji hanya untuk rekreasi/bersenang-senang, kalangan menengan berhaji hanya untul berdagang/berbisnis, para qari, termasuk ulama, berhaji untuk riya dan popularitas, dan orang-orang miskin untuk meminta-minta (HR Al Khatib al Dailami)".

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah