Melihat 'Cahaya' dari Gua Hira

- 20 Agustus 2019, 08:30 WIB
Jabal Nur 2
Jabal Nur 2

KABAR BANTEN - Pasca-melaksanakan ibadah haji, jemaah haji memiliki waktu luang untuk wisata ziarah di Kota Mekkah. Salah satunya mendaki gunung Jabal Nur. Letak Jabal Nur berada di kawasan Hejaz berjarak sekitar 7 kilometer dari Masjidil Haram. Jabal Nur merupakan gunung bebatuan yang sangat terjal.

Nama Jabal Nur berarti gunung cahaya (jabal artinya gunung, nur artinya cahaya). Dinamakan Jabal Nur karena gunung tersebut terdapat Gua Hira, tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril berupa surat Al Alaq.

Inilah dalam sejarah Islam merupakan awal mula era umat manusia terbebas dari zaman jahiliyah (minadzulumaati ilannuur). Cahaya Islam itu kini menyinari seantero bumi. Gua Hira merupakan gua kecil dengan panjang 3,5 meter dan lebar 1,5 meter, serta letaknya berada 4 meter dari atas bagian puncak gunungnya.

Dr. KH. Zakky Mubarak, MA (NU Online, 20 Januari 2018), menuliskan sejak sebelum menikah, Nabi Muhammad SAW adalah seorang pria yang sering merenung dan berpikir, kontemplasi (olah spiritual), memikirkan fenomena alam dan lingkungan sekitarnya di tempat yang jauh dari keramaian.

Beliau berdoa kepada Tuhan agar menemukan sesuatu yang mencerahkan dirinya dan kaumnya. Kebiasaan ini terus berlanjut setelah beliau menikah. Bahkan pada bulan Ramadan, hal itu lebih ditingkatkannya lagi, disertai dengan membagikan makanan dan sedekah kepada fakir miskin yang membutuhkan.

Hingga pada suatu malam di bulan Ramadan, tahun 610 M, di sudut Gua Hira, beliau dikejutkan oleh turunnya wahyu yang pertama dari Allah, sebagaimana hadits yang beesumber dari Aisyah Ummul Mukminin radliyallahu 'anha, ia berkata: Permulaan wahyu yang diterima oleh Rasulullah adalah ar-ru'ya ash-shalihah (mimpi yang baik) dalam tidur. Biasanya mimpi yang dilihatnya itu jelas laksana cuaca pagi. Kemudian beliau jadi senang menyendiri; lalu menyendiri di Gua Hira untuk bertahannuts.

Beliau bertahannuts, yaitu beribadah di sana beberapa malam, dan tidak pulang ke rumah istrinya. Dan untuk itu beliau membawa bekal. Kemudian beliau pulang kepada Khadijah, dan dibawanya pula perbekalan untuk keperluan itu, sehingga datang kepada beliau Al-Haqq (kebenaran, wahyu) pada waktu beliau berada di Gua Hira. Maka datanglah kepada beliau malaikat dan berkata, "Bacalah!" Jawab beliau, "Aku tidak bisa membaca." Nabi bercerita, "Lalu malaikat itu menarikku dan memelukku erat-erat hingga aku kepayahan.

Kemudian ia melepaskanku dan berkata lagi, "Bacalah!" dan aku menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Aku lalu ditarik dan dipeluknya kembali kuat-kuat hingga habislah tenagaku. Seraya melepaskanku, ia berkata lagi, "Bacalah!" Aku kembali menjawab, "Aku tidak bisa membaca."

Kemudian untuk ketiga kalinya ia menarik dan memelukku sekuat-kuatnya, lalu seraya melepaskanku ia berkata, (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; (2) Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah; (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah; (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (pena); (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-Alaq, 96:1-5)

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x