Teologi Corona

- 13 Juni 2020, 02:30 WIB
Fauzul Iman
Fauzul Iman /

Baca Juga: MUI Banten Terbitkan Buku Tuntunan Agama di Musim Corona

Sikap dan keyakinan tradisional yang masih mengakar kuat di masyarakat akan memunculkan kembali diskusi langit yang amat panjang.

Dalam diskursus teologi, diskusi langit mengitari dua aliran teologi Qadariyah dan Jabariah. Qadariyah merupakan aliran teologi yang memandang sebab kejadian yang timbul pada manusia karena dilakukan oleh manusia sendiri.

Tuhan tidak pernah intervesi. Manusia diberi otoritas akal yang mampu menentukan baik buruknya perbuatan. Kegagalan manusia dalam melakukan sesuatu bukan karena Tuhan tetapi kelalaian manusia yang tidak mampu berikhtiar berdasarkan akal sehatnya.

Berbeda dengan aliran Qadariyah, Jabariyah merupakan aliran tradisional yang memandang kejadian pada seseorang berasal dari Tuhan. Sukses atau tidaknya manusia dalam melakukan suatu kehidupan, Tuhan telah menentukan nasib manusia sebelum ia lahir.

Baca Juga: Hebatnya Puasa di Indonesia, dari Tradisi Imsak hingga Ramai Petasan, Ramadan Usai Diakhiri Halal Bihalal

Manusia, menurut aliran ini adalah wayang golek yang segala nasibnya ditentukan Tuhan. Manusia yang berada di atas pesawat yang canggih sekalipun, menurut aliran ini tidak akan mampu menolak bila Tuhan berkehendak menjatuhkan pesawat dimana manusia sendiri sebagai penumpang menjadi korbannya.

Pandangan ekstrem aliran Jabariyah yang dibawa oleh Jahm Ibnu Safwan ini, ditengahi oleh Muhammad An - Najar yang berpandangan moderat.

Menurut An- Najar betul bahwa Tuhanlah yang menentukan seluruh skenario kehidupan umat manusia tetapi sebatas menciptakan.

Terwujud dan tidaknya , sebagaimana dikemukakan Harun Nasution dalam bukunya Teologi Islam : Aliran-Aliran dalam Sejarah dan Analisa Perbandingan, perbuatan manusia diberi daya (kasbu).

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah