Hari Raya Idulfitri 1444 H, Ini 4 Pesan Saling Memaafkan yang Dianjurkan untuk Umat Islam

- 22 April 2023, 06:03 WIB
Ilustrasi saling memaafkan di Hari Raya Idulfitri.
Ilustrasi saling memaafkan di Hari Raya Idulfitri. /Kabar Banten/

KABAR BANTEN – Sebagian besar umat Islam Indonesia pada Sabtu 22 April 2023 ini akan merayakan hari kemenangan yakni Hari Raya Idulfitri 1444 H.

Tahun 2023 ini, meskipun perayaan Hari Raya Idllulfitri 1444 H tidak berbarengan, karena Muhammadiyah dan sejumlah ormas Islam lain merayakan pada Jumat 21 April 2023 tak mengurangi kemeriahan hari raya terbesar umat Islam setelah sebulan menjalani puasa Ramadan.

Banyak kata disematkan untuk Hari Raya Idulfitri, yakni hari fitri, hari kemenangan, hari lebaran, hari memaafkan dan padanan kata lainnya.

Baca Juga: Wali Kota Cilegon Helldy Agustian Shalat Idul Fitri 1444 H di Alun Alun Kota Cilegon, Ini Daftar Petugasnya

Umat Islam menyambut Hari Raya Idulfitri dengan suka cita sebagai perwujudan terbebas dari godaan nafsu duniawi, serta juga diharapkan menjadi pribadi yang lahir kembali atau masih suci.

Oleh karena itu dianjurkan umat Islam untuk saling memaafkan dengan bersilaturahmi kepada keluarga, teman dan masyarakat sekitar.

Dilansir dari laman MUI Digital, mui.or.id, Alquran merekam perintah untuk memaafkan dalam berbagai surah di dalamnya.

Pengulangan terkait sikap memaafkan ini, tentu memiliki rahasia dan hikmah besar bagi mereka yang mengerjakannya.

Baca Juga: Jangan Bingung Sikapi Perbedaan Hari Raya Idulfitri 1444 H, Menag Terbitkan Surat Edaran

Setidaknya ada 4 perintah memaafkan orang lain dalam Alquran yang perlu diketahui oleh setiap muslim.

Pertama, surah Ali Imran ayat 134, firman-Nya, yang artinya, "(Yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”

Syekh Wahbah al-Zuhaily dalam bukunya Tafsir Al-Munir menerangkan bahwa apabila seseorang memaafkan orang yang berbuat buruk kepadanya, akan tetapi sebenarnya ia memiliki kemampuan untuk membalas, maka sikap ini menunjukkan kemampuan pengendalian diri.

Ia mampu mengasah kebijaksanaan dalam berpikir serta memiliki karakter yang kuat. Menurut Syekh al-Zuhaily, sikap tersebut lebih baik dari pada seseorang yang mampu menahan amarahnya saja.

Kedua, surah al-A’raf ayat 199, firman-Nya, yang artinya, "Jadilah pemaaf, perintahlah (orang-orang) pada yang makruf, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh.”

Baca Juga: Apakah Boleh Masbuk Shalat Hari Raya Idul Fitri? Begini penjelasan Buya Yahya

Dalam Tafsir al-Misbah, Prof. Quraish Shihab menjelaskan kata (khud) yang berarti ambillah bermakna memperoleh sesuatu untuk digunakan agar memberi mudarat.

Sedangkan dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada manusia dengan kata tersebut agar mereka memilih memaafkan kesalahan orang lain dibandingkan dengan membalas atau bahkan berbuat buruk lebih dari yang pelaku perbuat kepada mereka.

Selanjutnya, kata “ambillah” dari ayat ini mengandung makna sepenuh hati. Kata berikutnya adalah (al 'afwa) yang berarti maaf dan terdiri dari tiga huruf yaitu ‘ain, fa, dan wau.

Prof. Quraish menjelaskan susunan kata ini mengandung 2 kemungkinan makna yaitu meninggalkan sesuatu dan memintanya.

Sehingga dapat dipahami bahwa apabila seseorang telah memaafkan kesalahan orang lain, berarti ia benar-benar meninggalkan (menghapus atau melupakan) kesalahan orang tersebut.

Ketiga, surah as-Syura ayat 37, firman-Nya, yang artinya, "Kenikmatan itu juga lebih baik dan lebih kekal (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah segera memberi maaf.”

Masih pendapat dari ulama kenamaan yaitu Syekh Wahbah al-Zuhaily, ia menjelaskan ayat di atas mengisyaratkan tentang kemuliaan Nabi Muhammad SAW yang memaafkan pasukan pemanah yang tidak melanggar intruksi beliau saat perang Uhud.

Tidak hanya itu, Nabi Muhammad SAW juga memaafkan perbuatan orang-orang kafir yang menjadi penyebab kematian pamannya, Hamzah bin Abd al-Mutallib dalam peperangan tersebut.

Bahkan disebutkan dalam sebuah riwayat, beliau menjelaskan apabila seseorang yang ingin ditinggikan derajatnya oleh Allah, maka cara yang dilakukan adalah hendaklah ia memaafkan kesalahan orang yang berbuat aniaya terhadapnya.

Baca Juga: Tentang Amalan-amalan Sunah di Hari Raya Idul Fitri, Ternyata Begini Menurut Habib Muhammad Al-Habsyi

Kemuliaan tersebut dapat diraih dengan tetap menyambung silaturrahim kepada mereka yang memutuskan hubungan dengannya. Tentu sikap ini sangat sulit untuk dilakukan, namun bukan berarti mustahil dikerjakan oleh seseorang.

Demikianlah 4 perintah memaafkan orang lain dalam Alquran yang diharapkan diwujudkan oleh kalangan muslim dalam memaknai Hari Raya Idulfitri 1444 H tahun 2023.

Sebagaimana diucapakan secara lisan maupun dalam berbagai pesan di media sosial.

"Mohon maaf lahir batin, minal aidzin walfaidzin" semoga kita semua memperoleh kemenangan diakhiri dengan saling memaafkan saat merayakan Hari Raya Idulfitri 1444 H ini.***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: mui.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah