Asal Mula Adanya Lempar Jumroh Saat Ibadah Haji dan Umroh

- 30 Juni 2023, 18:16 WIB
Asal Mula Adanya Lempar Jumroh Saat Ibadah Haji dan Umroh
Asal Mula Adanya Lempar Jumroh Saat Ibadah Haji dan Umroh /Tangkapan layar YouTube /Berbagi Kisah

KABAR BANTEN - Melempar jumroh adalah salah satu dari beberapa rangkaian ibadah haji, dan melempar jumroh pun harus dilakukan oleh jemaah haji.

Hukum jumroh adalah wajib dan harus dilaksanakan. Karena bila tidak dilaksanakan dan tidak melakukan lempar jumroh maka jemaah haji akan dikenakan Dam.

Dalam rangkaian ibadah haji yang dimaksud dengan Dam adalah membayar denda dengan menggunakan uang.

Baca Juga: Belasan Mahasiswa Pascasarjana UIN SMH Banten Ikuti Program Goes to Singapore, Ini yang Akan Dilakukan

Seperti dikutip Kabar Banten dari kanal YouTube Berbagai Kisah, berikut asal mula adanya lempar Jumroh saat haji dan umroh.

Pada umumnya melempar jumroh yakni para jemaah seperti melempari semacam tiang besar atau jumroh dengan batu-batu kecil.

Karena tiangnya yang berukuran besar dan lokasi jumroh ini pun banyak yang menyebutnya sebagai tembok atau tugu.

Sebenarnya melempar jumroh bukanlah perkara melempar batu dan mengenai tugu tersebut, melainkan sebagai simbolisasi umat Islam yang melakukan ibadah haji dalam melawan setan.

Adapun tiang yang berada di lokasi lempar jumroh adalah sebagai tempat penanda bahwa setan muncul di tempat tersebut yang lantas dilempar kerikil oleh Nabi Ibrahim AS.

Di lokasi jumroh pun terdapat tiga Tugu untuk melempar jumroh yakni Ula, Wustha dan Aqobah.

Masing-masing tiang tersebut memiliki jarak antara 200 meter hingga 250 meter.

Sejarah melempar jumroh

Sejarah singkat ritual melempar jumroh ini berawal dari Nabi Ibrahim AS, yang menunjukkan kesetiaannya dan perintahnya kepada Allah SWT, dan sejarah ini berkisar 4000 tahun yang lalu.

Momentum ini terjadi pada saat Nabi Ibrahim AS sedang menuju perjalanan ke sebuah tempat untuk menyembelih putranya, yaitu Nabi Ismail AS.

Selama dalam perjalanan Nabi Ibrahim AS selalu mengalami hal yang tidak disangka-sangka. Nabi Ibrahim AS bertemu dengan setan yang menjelma dalam bentuk manusia.

Tujuan setan tentunya tidak lain adalah menggoda Iman Nabi Ibrahim AS, agar Nabi Ibrahim AS menghentikan niatnya guna menyembelih anaknya yaitu Nabi Ismail AS.

Namun dengan keyakinan Nabi Ibrahim AS dalam menjalankan perintah dari Allah SWT melalui mimpinya, maka Nabi Ibrahim AS pun tidak gentar sedikitpun untuk melawan setan yang ingin menghalanginya.

Menurut pakar sejarah muslim, Ketika Nabi Ibrahim AS meninggalkan Mina dan diturunkan ke Al-Aqaba, setan lalu menampakan dirinya dihadapan Nabi Ibrahim AS diatas batu besar.

Malaikat Jibril pun berkata kepada Nabi Ibrahim AS, "Rajam dia". Lalu Nabi Ibrahim pun melemparkan 7 batu kerikil kepada setan yang tepat berada di depannya. Dan ketika Nabi Ibrahim AS melempar batu kerikil tersebut Setan menghilang dihadapannya.

Kemudian setan kembali datang dan menampakkan dirinya di atas batu yang sedang.


Malaikat Jibril pun kembali berkata, Rajam dia", dan Nabi Ibrahim AS pun melakukan hal yang sama, yaitu dengan melemparkan batu kerikil kembali dengan tujuh batu sehingga setan tersebut menghilang.

Pada saat itu setan kembali muncul untuk ketiga kalinya, kali ini setan muncul di atas batu kecil. Malaikat Jibril pun kembali memerintahkan kepada Nabi Ibrahim AS untuk melempar batu. Kembali Malaikat Jibril berkata, "Rajam dia". Nabi Ibrahim AS pun melemparkan kembali 7 batu tersebut kepada setan itu dan setan itupun menghilang kembali dan tidak nampak untuk yang keempat kalinya.

Rencana setan tentunya tidak berhasil, setan berupaya mengganggu Nabi Ibrahim AS dengan berbagai cara akan tetapi setan tidak berhasil. Kemudian setan mulai membujuk istri Nabi Ibrahim AS yaitu Siti Hajar dengan cara bahwa seorang ibu tentunya tidak akan pernah merelakan anaknya dibunuh oleh ayahnya sendiri. Namun Siti Hajar pun tidak ragu untuk mengikuti perintah suaminya dan Siti Hajar pun melakukan hal yang sama, yaitu melempar setan dengan batu kerikil sebanyak tujuh buah.

Setanpun tidak kehabisan akal, iapun menggoyangkan Iman Ismail karena Setan  beranggapan bahwa Nabi Ismail AS dapat digoyahkan imannya. Namun ternyata Nabi Ismail pun melakukan hal sebaliknya yaitu melempar setan dengan tujuh buah kerikil juga.

Dari cerita diatas dapat dijelaskan bahwa pilar pertama dan terbesar menunjukkan godaan setan kepada Nabi Ibrahim AS mengenai pengorbanan putranya sendiri yaitu Nabi Ismail AS di jalan Allah SWT.

Untuk pilar kedua yaitu mengenai Siti Hajar agar menghentikan Nabi Ibrahim AS.

Dan yang ketiga adalah mengenai Nabi Ismail AS agar menolak permintaan ayahnya yaitu Nabi Ibrahim AS.

Melempar batu sendiri adalah sebagai bentuk simbol atau reka ulang haji yang diambil dari sejarah Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan oleh malaikat jibril untuk melempar tiga dinding tersebut yang digambarkan sebagai perlawanan kepada setan, yang ingin membuatnya gagal dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Dan melempar batu pada dasarnya menegaskan mengenai penolakan diri, serta harga diri sendiri serta menjauhkan keinginan serta nafsu duniawi.

Melempar batu juga berkaitan dengan kurban dimana melalui sejarah qurban kita dapat belajar bahwa apa yang kita punya, bukanlah hak Kita sepenuhnya.

Begitupun dengan sejarah melempar batu, bahwa kita harus mampu melawan segala hambatan dan terus yakin memperjuangkan yang telah Allah perintahkan.

Baca Juga: Ini Cara Buat Bumbu Sate Sapi dan Kambing yang Lezat Dijamin ketagihan

Wallahualam Bishawab, semoga kisah ini dapat memberikan manfaat bagi Kita.***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Berbagi Kisah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah