Lima WNA Ditangkap di Bandara Soetta, Perdagangan Manusia Digagalkan

- 10 Oktober 2017, 06:15 WIB
ekspose imigrasi
ekspose imigrasi

TANGERANG, (KB).- Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, menangkap lima warga negara asing (WNA) yang terlibat upaya penyelundupan manusia ke negara-negara di kawasan Eropa. "Lima pelaku, warga negara Srilanka ini hendak berangkat ke Eropa dari Indonesia menggunakan paspor Malaysia yang asli namun bukan milik mereka," ujar Kepala Kantor Imigrasi Bandara Soetta, Enang Syamsi, Senin (9/10/2017). Enang mengatakan, para pelaku ini datang dengan terang benderang menggunakan paspor asli Srilanka, datang ke Indonesia paspornya dihancurkan, lalu pakai paspor Malaysia untuk ke negara-negara di Eropa. Enang menjelaskan, para WNA itu memakai paspor Srilanka milik mereka dari negara asal ke Malaysia. Di Malaysia, mereka menemui sindikat penyelundupan manusia dan mengambil paspor Malaysia yang hilang dari pemilik aslinya, dengan memanfaatkan kemiripan wajah, lalu terbang ke Indonesia. Sesampainya di Indonesia, para pelaku menghancurkan paspor Srilanka, kemudian berencana terbang ke Eropa memakai paspor Malaysia yang bukan milik mereka. Dari informasi sementara yang dihimpun, sindikat penyelundupan manusia ini memanfaatkan paspor-paspor asli yang hilang lalu mencari warga negara lain dengan etnis dan wajah yang mirip dengan orang kebanyakan di Malaysia untuk diselundupkan.  "Mereka direkrut untuk sindikat dengan kemiripan-kemiripan wajah. Ada etnis dan suku tertentu yang mirip dengan mereka yang dari Bangladesh, Nepal, Srilanka. Itu kan bertetangga," tutur Enang. Para sindikat penyelundupan manusia ke Eropa memilih Indonesia sebagai salah satu negara untuk transit sekaligus memberangkatkan orang-orang yang ilegal ke negara tertentu. "Karena banyak alternatif penerbangan ke Eropa dan low cost," kata Enang. Dia mengakui, penyelundupan manusia ke Eropa yang kini sedang tren melibatkan sindikat internasional dengan motif dan modus yang sudah terlatih. "Jaringan ini menggunakan paspor palsu, dan transitnya di Bandara Soetta untuk menuju ke Eropa," katanya. Para sindikat, kata Enang, menggunakan paspor yang seperti aslinya guna mengelabuhi petugas. Mereka menggunakan paspor Malaysia. "Yang secara kasat mata mirip asli, halaman depannya kami cermati palsu," ujarnya. Enang mengatakan, nilai ekonomi dan bisnis yang besar melatarbelakangi motif dari penyelundupan manusia antar negara ini. "Korban yang diselundupkan ini dari orang-orang yang tidak berkecukupan," kata Enang. Menurut dia, korban diselundupkan karena ada pemesan dari Eropa. Sebab, kawasan Eropa yang menjadi sasaran tembaknya di antaranya Inggris, Jerman, dan Prancis. "Dari Eropa ada yang pesan untuk dipekerjakan sebagai cleaning service dan adopsi anak," tuturnya. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia untuk mengembangkan kasus ini. Sampai penyelidikan hari ini, Enang belum menemukan warga negara Indonesia yang ikut berperan dalam kegiatan sindikat penyelundupan manusia tersebut. (DA)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah