BNPT Kukuhkan 60 Remaja Banten Sebagai Duta Damai Dunia Maya

- 26 April 2018, 10:50 WIB
duta-damai-dunia-maya-2018-remaja-banten
duta-damai-dunia-maya-2018-remaja-banten

TANGERANG, (KB).- Sebanyak 60 anak muda asal Banten dikukuhkan sebagai Duta Damai Dunia Maya 2018 yang akan bekerja dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyuarakan perdamaian dalam upaya pencegahan terorisme di dunia maya, Rabu (25/4/2018). Kegiatan tersebut sudah berjalan di 10 provinsi di Indonesia. Saat ini, waktunya Provinsi Banten menggandeng 60 remaja untuk jadi Duta Damai Dunia Maya 2018. Tak hanya itu, acara tersebut juga dihadiri 5 perwakilan negara dari 12 undangan, yakni Belanda, Spanyol, Belgia, Uni Eropa, AS, Prancis, Turki, RRT, Yordania, Kazakhstan, Filipina, dan Maroko. Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan, 60 remaja tersebut nantinya akan bergabung dengan 600 duta sebelumnya.  Tujuan utama yang dilakukan para remaja tersebut, ialah menyebarkan konten positif di dunia maya untuk memangkas terorisme. Sebab, saat ini paham terorisme dan radikal disebar luas melalui dunia maya. "Sebanyak 60 anak muda dilatih membuat konten positif dan damai berupa tulisan, meme, foto, dan video yang akan diwujudkan melalui sebuah website," katanya di salah satu hotel Tangerang. Ke-60 remaja asal Banten tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka dipersilakan untuk mempresentasikan kreativitas mereka terkait cara efektif dalam menangkal terorisme di dunia maya. Mereka menyampaikan produk atau karya mereka menggunakan bahasa Inggris. "Kenapa bahasa Inggris? Supaya didengar oleh dunia, karena terorisme adalah ancaman global," ujarnya. Alasan BNPT memilih Banten sebagai salah satu destinasi Duta Damai Dunia Maya 2018, sebab animo remajanya sangat tinggi dalam menanggulangi terorisme. Selain itu, ucap dia, keberadaan Duta Damai Dunia Maya sebagai modal bagi BNPT untuk menjaga dunia maya dan dunia nyata dari radikalisme. Saat ini, banyak kelompok teroris sangat fasih dan cerdas memanfaatkan internet untuk propaganda maupun rekrutmen. "Kalau dulu, propaganda radikalisme dilakukan melalui hubungan kekeluargaan, pertemanan, lembaga keagaman, dan dengan cara tertutup, juga baiat dilakukan secara langsung. Tapi, hari ini, fenomena baru telah terjadi dengan menjadikan media online, website untuk melakukan propaganda dan rekrutmen. Artinya, pola rekrutmen berubah, pembaitan tidak langsung melalui media," tuturnya. (DA)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x