Jejak para Sultan di Wisata Keraton Kesultanan Banten

28 Juli 2019, 05:15 WIB

Jejak sejarah kejayaan Kesultanan Banten atau Keraton Surosowan yang terletak di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, kawasan Banten Lama, Kota Serang, Banten, masih bisa ditemui dari berbagai peninggalan-peninggalan yang masih tersisa.

Disadur dari laman resmi Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Keraton Surosowan saat ini hanya meninggalkan jejak sejarah kebesaran Kesultanan Banten berupa puing-puing reruntuhan akibat serangan Belanda pada tahun 1680.

Namun, keraton yang disebut juga Benteng Surosowan ini masih memiliki beberapa sisa ruang yang dapat dilihat. Seperti gerbang di bagian utara, serta kolam dan tempat beristirahat yang bernama Bale Kambang Rara Danok.

Seperti halnya di Keraton Jawa, selain menjadi pusat kerajaan dalam menjalankan Pemerintahan Kerajaan Banten, Keraton Surosowan juga berfungsi sebagai tempat tinggal sultan beserta keluarga dan pengikutnya.

Fungsi lainnya, selain Keraton Surowosan masih di sekitar kawasan Kesultanan Banten terdapat juga Keraton Kaibon yang dibangun pada tahun 1815.

Situs Banten Lama.*

Keraton ini menjadi keraton kedua di Banten setelah Keraton Surosowan. Berbeda dengan Keraton Surosowan, sebagai pusat pemerintahan, Keraton Kaibon dibangun sebagai tempat tinggal Ratu Aisyah.

Hal itu dikarenakan Sultan Syafiudin sebagai Sultan Banten ke 21 saat itu usianya masih 5 tahun. Nama Kaibon sendiri dipastikan diambil dari kata keibuan yang memiliki arti bersifat seperti ibu yang lemah lembut dan penuh kasih sayang.

Selain Keraton Surosowan dan Kaibon, jejak peninggalan Kesultanan Banten yang masih bisa dikasikan hingga kini seperti Masjid Agung Banten, Masjid Pecinan Tinggi, Vihara Avalokitesvara dan Benteng Speelwijk. Peninggalan tersebut merupakan etalase dalam memperkenalkan keunikan warisan budaya Kesultanan Banten.

Revitalisasi kawasan Kesultanan Banten

Sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Provinsi Banten terhadap nilai-nilai sejarah Kesultanan Banten Lama, Pemprov Banten melakukan revitalisasi Banten Lama yang dimulai sejak tahun 2018 lalu.

Melalui revitalisasi ini, tanpa merusak atau mengubah nilai-nilai budaya dan sejarah Kesultanan Banten, Kawasan Banten Lama diharapkan mampu memikat para wisatawan.

Saat ini, revitalisasi kawasan Keraton Kesultanan Banten kini telah memasuki tahapan selanjutnya, yakni tahap pengembangan pariwisata, dari yang sebelumnya tahap penataan kawasan.

Pemprov Banten telah melaksanakan revitalisasi Kesultanan Banten tahap I baik dari aspek pembangunan Plaza Masjid Agung Banten, penataan PKL di sekitar masjid maupun pembangunan infrastruktur kawasan Banten Lama.

”Keunikan warisan budaya ini menjadi kekuatan tersendiri yang dimiliki oleh Kota Serang dan Banten untuk pencapaian target kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun nusantara. Banten sangat kaya dengan budaya,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya saat mengikuti event Funbike Heritage Kota Serang di Museum Situs Kepurbakalaan, Banten Lama, beberapa waktu lalu.

Menurut Arief, selain menjadi destinasi religi, kawasan Kesultanan Banten Lama termasuk situs budaya yang hal ini harus terus dijaga, dilestarikan dan dikenalkan di dunia luas.

Sementara itu, menurut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Eneng Nurcahyati, kawasan Kesultanan Banten merupakan salah satu seven Wonders Banten. Revitalisasi tersebut akan menarik semakin banyak pengunjung untuk datang ke Banten Lama.

”Tentu optimistis, apalagi gubernur beserta seluruh pihak terkait bersemangat sekali menjadikan Kesultanan Banten jauh lebih tertata. Ini akan berdampak positif bagi tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Serang,” tuturnya. (Tono Soemarsono)*

Editor: Kabar Banten

Tags

Terkini

Terpopuler