Miliki Berbagai Motif, Kain Tenun Baduy Tembus Pasar Dunia

- 7 Desember 2020, 16:41 WIB
Seorang warga Baduy sedang menenun kain.
Seorang warga Baduy sedang menenun kain. /Nana Jumhana/

 

KABAR BANTEN - Pemerintah Kabupaten Lebak terus mendorong promosi kain tenun Baduy ke Mancanegara melalui kerja sama dengan lembaga kementerian, pemangku kepentingan dan pengusaha.

"Kami menerima laporan bahwa produk kain tenun Baduy sudah menembus pasar dunia," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, H Dedi Rahmat di Lebak, Senin, 7 Desember 2020.

Ia menjelaskan, pemerintah daerah mengapresiasi produk kain tenun Baduy kerajinan masyarakat adat Baduy yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak tersebut bisa menembus pasar dunia.

Baca Juga : Emping Hingga Dekorasi Rumah, Provinsi Banten Ekspor Produk Senilai USD 59,17 Juta

Produksi kain tenun Baduy itu, tentu memiliki keunggulan berbeda dengan daerah-daerah lain di Indonesia.

Keunggulan itu, lanjut dia, mampu memikat konsumen dari berbagai negara untuk membeli kain tenun kerajinan masyarakat Baduy.

"Saat ini, harga kain tenun Baduy di kawasan kerajinan masyarakat Baduy di Kampung Kadu Ketug Desa Kanekes Kabupaten Lebak berkisar antara Rp150 ribu sampai Rp1,5 juta per potong dengan ukuran 3 meter persegi," ujarnya. ‎

Baca Juga : Pemerintah Kabupaten Lebak terus mendorong promosi kain tenun Baduy ke Mancanegara

Menurut dia, keberhasilan kain tenun Baduy masuk pasar dunia, tidak lepas peran kerja sama yang melibatkan lembaga kementerian, stakeholder dan pengusaha.

Bahkan, stakeholder dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lebak mempromosikan kain tenun Baduy ke sejumlah negara di Benua Eropa.

Selain itu, Lembaga Kementerian Pariwisata juga kalangan pengusaha,termasuk disainer muda Amanda I Lestari menampilkan pada fesyen dunia "London Fashion Week" di Somerset House, London, Inggris.

"Dengan melalui kerja sama itu kini produk kerajinan Baduy bisa menembus pasar dunia," katanya.

Baca Juga : Mantap! Seba Baduy Bersaing dalam Anugerah Pesona Indonesia Award 2020

Ia mengatakan, pihaknya hingga kini mengoptimalkan pembinaan kain tenun Baduy guna meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat setempat.

Pembinaan kerajinan kain tenun Baduy  tersebut di antaranya pelatihan hingga magang ke sejumlah daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Pelatihan kerajinan tenun Baduy tersebutt, kata dia bertujuan meningkatkan mutu dan kualitas, di antaranya menggunakan bahan baku benang dari Majalaya, Bandung.

Selain itu, bahan baku pewarna, corak dan motif dari pepohonan dan dedaunan yang alami.

Baca Juga : Foto Booth Baduy Dipasang di Bandara Soetta

Keunggulan kain tenun Baduy, kata dia, dari aneka motif cukup banyak, seperti motif poleng hideung, poleng paul, mursadam, pepetikan, kacang herang, maghrib, capit hurang.

Kemudian, susuatan, suat songket, smata (girid manggu, kembang gedang, kembang saka), adu mancung, serta motif aros yang terdiri dari aros awi gede, kembang saka, kembang cikur, dan aros anggeus.

"Motif kain tenun Baduy memberikan kecintaan terhadap alam yang begitu penuh kekayaan," katanya.

Baca Juga : Tingkatkan Perekonomian Warga Baduy, Dispar Lebak Lakukan Pembinaan Ekonomi Kreatif

Ia menyebutkan, pembinaan kerajinan Baduy itu dilakukan secara bertahap karena jumlah perajin sekitar 420 unit usaha tenun Baduy dan memberikan dampak positif bagi penduduk sebanyak 10.600 jiwa.

Mereka perajin Baduy dikerjakan menggunakan peralatan manual tanpa mesin dan mereka mengerjakan satu potong kain tenun Baduy berukuran 2×3 meter persegi mencapai dua hari.

Saat ini, harga kain tenun Baduy di tingkat perajin mulai Rp150.000 sampai Rp1,2 juta per potong dan tergantung ukuran.

"Kami menargetkan dengan pembinaan itu diharapkan kain tenun Baduy menembus pasar domestik dan mancanegara," ujarnya.***

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah