Budidaya Burung Puyuh, Mantan Buruh Pabrik di Kabupaten Lebak Ini Raih Omzet Rp30 Juta Per Bulan

- 16 Januari 2021, 21:22 WIB
Seorang peternak Burung Puyuh, Ernawan, saat memeriksa telur puyuh di kandang ternaknya, di Desa Aweh, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Sabtu, 16 Januari 2021.
Seorang peternak Burung Puyuh, Ernawan, saat memeriksa telur puyuh di kandang ternaknya, di Desa Aweh, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Sabtu, 16 Januari 2021. /Purnama/Kabar Banten/

KABAR BANTEN - Seorang Mantan Buruh Pabrik, Ernawan (39) warga Kampung Rancagawe Popojok, Desa Aweh, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, 'banting setir' menjadi peternak Burung Puyuh.

Bahkan, hasil kerja kerasnya membudidayakan Burung Puyuh, menghasilkan sebanyak 2.700 butir telur atau 30 kilogram telur per hari.

"Budidaya Burung Puyuh itu prosesnya lebih cepat menghasilkan keuntungan. Dari mulai membeli anak Burung Puyuh, dalam waktu 6 minggu sudah bisa panen telur," ujar Ernawan kepada Kabar-Banten.com, di Kampung Rancagawe Popojok, Sabtu 16 Januari 2021.‎

Baca Juga : Atlet Bulutangkis Asal Serang Banten Tembus Final Yonex Thailand Open 2021

Menurut dia, saat membeli anakan Burung Puyuh pertama kalinya pada pertengahan Tahun 2020 lalu sebanyak 1.000 ekor. Saat ini, kata dia, jumlahnya sudah bertambah tiga kali lipat.

"Waktu pertama beli cuma 1.000 ekor, kini sudah ada 3.500 ekor Burung Puyuh. Jumlahnya terus bertambah, karena memang kita tidak hanya fokus ke telur saja, tetapi juga membudidayakan Burung Puyuh," ujar Ernawan.

Ia mejelaskan, budidaya dilakukan untuk meningkatkan keuntungan usaha. Artinya tidak perlu biaya besar untuk membeli bibit. ‎

"Kita sudah mandiri, karena kita sudah punya alat penetas telur dan juga indukannya. Alhamdulilah untuk sekali penetasan bisa menghasilkan ribuan ekor Burung Puyuh," katanya.

Baca Juga : Alhamdulillah.. Bantuan Sosial Tunai Kemensos Cair, Ini Yang Diungkapkan Warga Kabupaten Lebak

Adapun jumlah Burung Puyuh yang saat ini sudah menghasilkan telur sebanyak 3.500 ekor dan sekarang panen setiap hari.

"Dalam sehari menghasilkan telur sebanyak 30-40 kilogram atau 2.700-3.600 butir telur. Omzet kotornya sekitar Rp840 ribu sampai Rp1,1 juta per hari atau sekitar Rp30 Juta per bulan," ujar Ernawan.

Ia mengaku, omzet yang diperolehnya bila dikalkulasikan jauh lebih baik ketimbang saat dirinya menjadi karyawan pabrik. Waktu itu seharian bekerja mendapatkan upah bulanan dibayar sesuai UMK.

"Kalau sekarang setiap hari sudah megang uang tunai bersih ratusan ribu. Bersyukur aja, kondisi ekonomi sekalipun di masa pandemi Covid-19, namun secara perlahan mengalami peningkatan dan tidak lagi banyak berhutang ke warung untuk biaya hidup sehari-hari," katanya.

Baca Juga : Pengembangan Kawasan Geopark di Kabupaten Lebak, Iti Octavia Jayabaya Usulkan 32 Warisan Geologi

Menurut Ernawan, bertenak Burung Puyuh memiliki potensi besar meningkatkan kesejahteraan keluarga. Hal itu didasari dari segi pemeliharaan dan perawatan relatif mudah dan murah.

"Kemudian dari segi pemasaran juga mudah. Setiap harinya banyak menerima pesanan," ujarnya.

Selain menjual telur, dirinya juga menjual Burung Puyuh Jantan dan Betina yang sudah tidak produktif. Dijual untuk dikonsumsi maupun dipelihara. 

"Ke depan kita juga akan menjual anakan Burung Puyuh. Baik buat dipelihara maupun buat diternakan lagi," ujar Ernawan.

Baca Juga : Masa Jabatan 226 Kepala Desa di Kabupaten Lebak Berakhir, DPMD: Pilkades 2021 Segera Digelar

Ditanya bagaimana cara memelihara Burung Puyuh agar bertelur setiap hari, menurut dia, cukup membersihkan kandang setiap hari, kemudian diputarkan radio atau musik. Tujuannya membuat Burung Puyuh supaya tenang.

"Tidak kagetan atau stres ketika mendengar bunyi keras, semisal bunyi petasan maupun petir. Kalau Burung Puyuh tidak tenang maka dapat menurunkan hasil produksi, setiap hari di kandang kita putarkan radio biar terbiasa dengan suara asing atau gaduh," ujar Ernwan.***

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah