"Kami dari situ kembali mengulas pelajaran marketing lagi, terutama 'marketing langit'. Yakni meminta jalan kepada sang Penguasa, Allah Subhanahu Wataala," ucapnya.
Berkat ‘marketing langit’ yang diterapkannya, Kiki akhirnya mendapatkan angina segar ketika Ramadan tiba.
"Alhamdulillah pas bulan puasa sampai Lebaran ada lagi orderan masuk beberapa. Walaupun sempat pasif, tapi kami bisa memanggil karyawan lagi untuk bekerja di kerjainan jam tangan kayu ini," ujarnya.
Pada akhirnya, di penghujung tahun. Kiki dan beberapa karyawannya mulai kembali normal memproduksi jam tangan kayu.
Baca Juga: BI Tegaskan Hanya Rupiah Alat Pembayaran yang Sah di Indonesia
Dia menambahkan beberapa inovasi berupa barang lainnya seperti asbak, cinderamata badak dan sejenisnya yang masih berbahan kayu.
"Alhamdulillah di akhir tahun kami dapat orderan yang cukup lumayan dari Bank Indonesia untuk pembuatan cinderamata. Dari situ kami sudah bisa kembali nafas lega dan bisnis ini berencana mengejar marketplace bagi semua kalangan. Dikarenakan untuk saat ini pasaran kami hanya ada dibeberapa kalangan, seperti usia 30 keatas," tuturnya.
Baca Juga: Peringatan Hari Pers Nasional, Begini Cara Wartawan Cilegon Rayakan HPN 2021
Perlu diketahui, jam tangan kayu buatan tangan Teh Kiki ini terbuat dari limbah kayu berkualitas. Seperti berbahan dasar kayu Jati dan Sonokeling. Sehingga, harga yang ditarif olehnya pun cukup terjangkau yakni berkisar Rp 300 ribu hingga Rp 800 ribu.***