Di Tangerang, Puluhan Tenant Kopi Ternama Ramaikan Pameran Kopi Craft Indonesia

- 6 Juni 2021, 20:13 WIB
Pengunjung melihat berbagai jenis kopi yang ada di Pameran Kerajinan Kopi di Sumarecon Mall Serpong, Tangerang, Banten, Minggu, 6 Juni 2021.
Pengunjung melihat berbagai jenis kopi yang ada di Pameran Kerajinan Kopi di Sumarecon Mall Serpong, Tangerang, Banten, Minggu, 6 Juni 2021. /Kabar Banten/Dewi Agustini

KABAR BANTEN - Kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup. Tak hanya sekedar minuman yang dinikmati tiap pagi, kopi berkembang menjadi sebuah tren.

Munculnya banyak coffee shop juga menjadi bukti bahwa kopi telah masuk ke dalam sebagian besar orang dan bisa dinikmati oleh semua kalangan usia, baik itu sebagai teman untuk berbincang atau bekerja.

Maka seiring tingginya penikmat minuman olahan kopi di Indonesia dan Banten khususnya, membuat Sumarecon Mall Serpong berkerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia dan Kopi Indonesia, menggelar pameran Kopi Craft Indonesia selama dua pekan yang dimulai sejak 3-13 Juni 2021, di Atrium Forum, Circle, dan Broadway Stage SMS.

"Kegiatan ini baru pertama kali digelar dan sambutannya cukup luar biasa, yang memanh diharapkan dapat mendongkrak perekonomian di tengah pandemi Covid-19,” ujar Tommy L, Center Director Summarecon Mall Serpong, Minggu, 6 Juni 2021.

Baca Juga: Peluang Besar Bagi UMKM, Bisa Tembus 3,1 Juta Transaksi Per Hari, Segera Lakukan Ini

Tommy mengaku, adanya pameran ini ingin memberi gambaran kepada para pengunjung mall dan juga penikmat kopi, bila dari secangkir kopi ada proses yang teramat berharga untuk dilalui.

“Bagi para petani, kopi menjadi sumber mata pencaharian yang menghidupi banyak keluarga. Kemudian kopi sampai pada tangan penjual, hingga kini kopi menjadi budaya dan gaya hidup yang digemari masyarakat. Kami mencoba untuk mengapresiasi hal tersebut, dengan memberikan wadah kepada para pecinta dan pelaku bisnis kopi untuk saling berbagi kenikmatan dalam secangkir kopi," tuturnya. 

Tommy mengatakan, kopi memang tidak bisa lepas dari gaya hidup dan juga tradisi, dengan kegiatan ini pengunjung tak hanya sekedar dapat menikmati, namun juga dapat melihat proses kopi dari bibit hingga jadi secangkir kenikmatan kopi khas Indonesia.

Setidaknya ada 60 lebih tenant yang terdiri dari petani, pengrajin sampai penjual atau kafe kopi kekinian yang mengisi pameran Kopi Craft Indonesia tersebut. Bila mendatangi Circle dan Broadway Stage di mol tersebut, pengunjung akan menemukan berbagai jenis usaha olahan beserta mesin kopinya.

"Diantaranya First Crack Coffee, Otten Coffee, Santino, Excelso, Anomali, Dante, Klasik Beans, Titik Temu, dan masih banyak lagi," beber Tommy.

Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil Resmikan Pembangunan Shopee Center Guna Mempercepat UMKM Jabar Go Digital

Lalu, beranjak ke Stage Atrium Forum, pameran tersebut berisi cara pengolahan kopi. Pengunjung akan disuguhi pengolahan kopi mulai dari bibit, seperti contoh gabah kopi di hari pertama, hingga menjadi tunas atau bibit kopi di hari ke-65.

Ada pula contoh ceri kopi dan juga jenis-jenis biji kopi yang sudah kering. Uniknya, dibuat seperti sungguhan menjadi petani gabah kopi. Sehingga pengunjung diberi kesempatan untuk seolah-olah menjemur dan memilih biji kopi di dalam ruangan yang terbuat dari jerami bambu.

Selain pameran Kopi Craft Indonesia, ada juga acara nonton bareng film dokumenter Legacy of Java. Film karya Budi Kurniawan ini menceritakan kehidupan petani kopi di tanah Jawa, seperti di Gunung Puntang, Banjaran hingga petani kopi di Wonosobo Jawa Tengah.

Lengkap dengan bagaimana memanen kopi, serta kopi menjadi penggiat ekonomi rakyat yang ternyata banyak juga digerakan oleh petani milenial. Hingga akhirnya bisa sampai ke hilir, sampai ke penikmatnya.

"Bagaimana ketika saya ke Amerika, para penikmat kopi di sana ketika ditanya 'Kopi Indonesia' mereka langsung sebut Java. Ternyata seterkenal itu kopi Jawa di sana," ucap Budi. 

Baca Juga: Bantu Pelaku Biro Perjalanan hingga Pramuwisata, Kemenparekraf Siapkan Dana Hibah Pariwisata

Salah seorang pengunjung, Maya Aulia mengaku bila mengunjungi pameran tersebut adalah hal baru yang dia tahu. Sebab biasanya, lanjutnya, masyarakat di perkotaan hanya tahu sebatas mengolah biji kopi kering, kemudian disangrai, ditumbuk, dan dinikmati menjadi secangkir kopi atau kopi kekinian dengan campuran gula aren atau susu full cream.

"Tapi dengan ini, saya ngerasain seperti menjemur, memilah biji kopi, sampai tahu kalau dari biji kopi yang sepintas terlihat sama, ternyata berbeda jenisnya," tandas Maya.

Sebab, pada bagian pameran biji kopi, pengunjung diperbolehkan memegang dan mencium aroma biji kopi dengan ketentuan tetap mengenakan masker.

Sebagai petunjuk, akan ada papan bertuliskan jenis biji kopi, seperti Talaga Wangi jenis Robusta, Honey atau Gulali, dan jenis kopi asli Indonesia lainnya.

"Kemudian ada mesin pengolahnya juga. Tadi bapak saya milih bijinya yang belum matang, lalu bisa direquest mau diolah sampai jadi bubuk kopi begitu," ujarnya.***

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x