INDONESIA dikenal dengan bangsa Maritim, karena memiliki pulau terbanyak di dunia. Bahkan, lebih luas lautnya dibandingkan wilayah daratan. Selain itu, banyak masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada hasil laut. Karena hal itulah, Nuril (25) seorang pemuda yang tinggal di Kampung Baru Bugis, Karangantu, Kota Serang atau yang kini dikenal dengan Kampung Wisata Bahari mengikuti jejak langkah sang ayah untuk membuat miniatur perahu kayu. Sang ayah yang merupakan seorang nelayan tersebut, dulunya sering membuat perahu atau kapal nelayan untuk ditungganginya mencari ikan di laut. Selain itu, ayahnya juga memiliki hobi membuat miniatur kapal perang dan berbagai jenis perahu layar lainnya. "Iya, senang aja liat ayah suka bikin miniatur perahu-perahu dan kapal perang," ujar Nuril kepada Kabar Banten. Kapal-kapal tersebut umumnya dibuat apabila ada pesanan saja, dan rata-rata terbuat dari kayu pohon randu atau kapuk. Kayu randu sengaja dipilihnya karena ringan dan teksturnya yang mudah dibentuk serta tidak keras ketika dipotong. Beberapa jenis kapal yang menarik untuk dibuat miniatur adalah kapal tradisional pinisi yang terkenal memiliki kemampuan jelajah tinggi. Bahkan, sampai saat ini masih banyak yang menggunakan kapal tersebut untuk berdagang. Selain itu, ada juga perahu layar motor (PLM), perahu bagan congkel yang merupakan perahu spesialis penangkap cumi-cumi dan ada pula kapal latihan perang Dewa Ruchi. Berbekal inspirasi dari sang ayah, Nuril belajar secara otodidak untuk membuat miniatur kapal-kapal tersebut. Hingga kini ia sudah terbiasa dengan teknik dan beberapa bentuk kapal yang akan dibuatnya. Tidak hanya bentuk dan aksesorisnya saja yang mirip seperti aslinya, tetapi kapal buatannya pun bisa dijalankan layaknya kapal sungguhan dengan memasang dinamo didalam kapal tersebut.