Perajin Miniatur Kapal Kayu dari Kampung Wisata Bahari

- 14 Oktober 2018, 06:10 WIB
miniatur kapal1
miniatur kapal1

INDONESIA dikenal dengan bangsa Maritim, karena memiliki pulau terbanyak di dunia. Bahkan, lebih luas lautnya dibandingkan wilayah daratan. Selain itu, banyak masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada hasil laut. Karena hal itulah, Nuril (25) seorang pemuda yang tinggal di Kampung Baru Bugis, Karangantu, Kota Serang atau yang kini dikenal dengan Kampung Wisata Bahari mengikuti jejak langkah sang ayah untuk membuat miniatur perahu kayu. Sang ayah yang merupakan seorang nelayan tersebut, dulunya sering membuat perahu atau kapal nelayan untuk ditungganginya mencari ikan di laut. Selain itu, ayahnya juga memiliki hobi membuat miniatur kapal perang dan berbagai jenis perahu layar lainnya. "Iya, senang aja liat ayah suka bikin miniatur perahu-perahu dan kapal perang," ujar Nuril kepada Kabar Banten. Kapal-kapal tersebut umumnya dibuat apabila ada pesanan saja, dan rata-rata terbuat dari kayu pohon randu atau kapuk. Kayu randu sengaja dipilihnya karena ringan dan teksturnya yang mudah dibentuk serta tidak keras ketika dipotong. Beberapa jenis kapal yang menarik untuk dibuat miniatur adalah kapal tradisional pinisi yang terkenal memiliki kemampuan jelajah tinggi. Bahkan, sampai saat ini masih banyak yang menggunakan kapal tersebut untuk berdagang. Selain itu, ada juga perahu layar motor (PLM), perahu bagan congkel yang merupakan perahu spesialis penangkap cumi-cumi dan ada pula kapal latihan perang Dewa Ruchi. Berbekal inspirasi dari sang ayah, Nuril belajar secara otodidak untuk membuat miniatur kapal-kapal tersebut. Hingga kini ia sudah terbiasa dengan teknik dan beberapa bentuk kapal yang akan dibuatnya. Tidak hanya bentuk dan aksesorisnya saja yang mirip seperti aslinya, tetapi kapal buatannya pun bisa dijalankan layaknya kapal sungguhan dengan memasang dinamo didalam kapal tersebut.
Meski hanya kapal mainan, detail serta perakitannya sama rumit seperti kapal-kapal kayu aslinya. Seperti perhitungan ukuran, berat, tinggi sampai kebocoran tiap sisi kapal beserta komponennya sangat diperhatikan. Sementara itu, untuk bahan pendukungnya diperlukan benang nilon, kawat, perekat atau lem, lampu-lampu hias, dan kain yang digunakan untuk layar kapal. Proses pembuatannya pun cukup panjang dan rumit. Untuk membuat satu PLM ukuran besar dengan ukuran panjang 1,5 meter bisa ia kerjakan dalam kurun waktu 2-3 bulan yang dikerjakan setiap hari. Sementara itu, untuk perahu bagan congkel dengan ukuran panjang 35-40 sentimeter membutuhkan waktu satu bulan. Nuril mengungkapkan, jika kebanyakan pembelinya berasal dari luar daerah, seperti Jakarta dan Bogor. "Orang lokal juga ada yang beli, tapi lebih banyak orang luar daerah, seperti Bogor dan Jakarta," katanya. Ia hanya membuat miniatur kapal bergantung dari pesanan saja. Harga miniatur kapal kayu yang ia jual mulai dari Rp 800.000 sampai yang paling mahal saat ini seharga Rp 5 juta. Pada bulan lalu kapal miliknya sudah laku terjual, dan di bulan ini ia sudah ada pesanan sebanyak dua buah perahu bagan congkel dan satu buah kapal latihan perang Dewa Ruchi. (Rizki Putri)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x