Hotel dan Restoran Tutup, 500 Karyawan Dirumahkan

- 8 April 2020, 18:45 WIB

SERANG, (KB).- Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Banten mengungkapkan, sekitar 50 persen hotel di wilayahnya tutup selama pandemi Corona virus disease (Covid-19) melanda.

Sementara, di kawasan wisata Anyer-Cinangka, Kabupaten Serang ada 13 hotel dan restoran yang tutup. Akibatnya, sekitar 500 karyawan di hotel dan restoran tersebut terpaksa dirumahkan.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kabupaten Serang Suherman mengatakan, selama hotel dan restoran di wilayah Kabupaten Serang tutup beberapa karyawan ada yang dirumahkan dan ada juga yang masih tetap bekerja untuk merawat hotel. Namun demikian, mereka tetap menerima gaji, meskipun hanya 50 persen.

"Sampai hari ini (kemarin) ada sekitar 13 hotel yang menyatakan tutup sementara. Penutupan kebanyakan per 1 April, ada juga sejak pertengahan Maret, tapi karyawan tidak ada yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), mendapatkan 50 persen gaji, total karyawan hampir 500 orang (yang dirumahkan)," ujarnya kepada Kabar Banten, Selasa (7/4/2020).

Suherman menuturkan, kebijakan ditutupnya hotel dan restoran untuk sementara waktu tersebut diambil karena tidak ada pilihan lain untuk memperkecil biaya operasional. Sebab saat ini kondisi restoran dan hotel sudah sangat memprihatinkan.

Hampir setiap harinya tidak ada pengunjung hotel yang datang untuk menginap. Sementara biaya operasional terus keluar.

"Untuk area-area wisata umum kan memang sudah pelarangan untuk buka. Itu imbauan dari pemerintah. Kalau hotel memang kita tidak dilarang untuk buka tapi dengan kondisi tidak ada pengunjung ya (ditutup), untuk meminilimalisasi operasional," tutur Suherman.

Ia mengatakan, tidak bisa menentukan kapan hotel dan restoran di kawasan wisata Anyer-Cinangka ini akan buka kembali. Sebab, imbauan pemerintah saja tanggap darurat yang semula sampai 29 Mei, kemudian setelah itu muncul lagi surat susulan dari Bupati Serang untuk penutupan destinasi wisata dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.

"Jadi ya sudah jelas merugi, tidak ada pemasukan sama sekali, listrik kita tetap bayar. Yang pasti kalau pun yang masih buka kunjungannya masih di bawah 10 persen," katanya.

Meski demikian, ia mengatakan, pihaknya tidak punya pilihan lain selain dengan menutup hotel. Kecuali, kata dia, jika pemerintah mau menanggung operasional maka hotel akan buka terus. Akan tetapi, hal tersebut sangat tidak mungkin.

"Kita sekarang lagi mengajukan (keringanan pembayaran pajak), kemarin kita kirim surat baik itu untuk ke provinsi atau ke pusat meminta untuk PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) dan pajak air kita minta kebijakannya. Kalau pajak penghasilan otomatis kita gak ada penghasilan berarti kan tidak ada yang dibayarkan," ucapnya.

Kepala Bidang Pemasaran dan Kemitraan Jasa Usaha Pariwisata Dinas Pemuda Olah raga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Serang Bagja Saputra mengatakan, berdasarkan laporan yang diterimanya hotel dan restoran yang ditutup sementara antara lain Pondok Club Bahari, Puri Retno.

Kemudian My Pisita Anyer Resort, Hawaii Resort Anyer, Marina Resort Cinangka, Wisma Kompas, The Acacia Hotel Anyer, Villa Karang Sono, Bukit Arumdalu, Double G Resort, Vila Marina Anyer, Allisa Resort Hotel Anyer, dan Villa Stefan.

"Itu data sementara, periode penutupan April 2020 sampai batas waktu yang belum ditentukan," ujarnya.

Se-Banten 50 persen tutup

Sementara, Ketua PHRI Banten Ahmad Sari Alam mengatakan, di Provinsi Banten hingga saat ini sudah sekitar 50 persen lebih hotel dan restoran tutup. Hal tersebut terkait dengan adanya beberapa kebijakan pemerintah untuk memutus mata rantai pandemi Covid-19.

"Di Banten itu sudah sekitar 50 persen lebih hotel dan restoran tutup. Mereka tidak sanggup membayar cost dan gaji karyawan, karena pendapatannya menurun," ucap Ahmad , Selasa (7/4/2020).

Untuk hotel dan restoran di Kabupaten Serang dampaknya pun sangat dirasakan. Sebab, tahun lalu okupansi hotel dan restoran di wilayah tersebut juga sempat menurun akibat adanya musibah tsunami.

Saat ini ditambah dengan adanya pandemi Covid-19, kemudian diberikannya beberapa kebijakan dari pemerintah sebagai upaya memutus mata rantai virus corona.

"Dalam segi kondisi aturan pemerintah untuk corona ini kan sampai Mei 2020. Nah sampai Mei ini untuk membayar listrik dan karyawan juga sudah tidak ada," tuturnya.

Menurut dia, setelah tidak ada lagi corona kemungkinan beberapa pengusaha hotel maupun restoran ada yang akan mengembangkan kembali usahanya.

"Kalau sudah tidak lagi ada corona saya pikir akan berkembang lagi usaha mereka atau dijual ke orang lain atau meminjam ke bank operasionalnya," ucapnya.

Bahkan, dia mengatakan, saat ini di Indonesia sudah sekitar 2.000 hotel tutup. Hal tersebut karena mereka sudah tidak sanggup membayar pegawainya atau karyawannya.

"Pokoknya yang terpuruk itu pariwisata seperti hotel dan restoran. Penurunan drastis, kalau di Indonesia lebih dari 2.000 hotel dan restoran tutup," katanya. (DN/TM)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah