Kades Sangiang Gerakkan Budidaya Porang, Ketahanan Pangan Kunci Hadapi Pandemi

- 10 Juli 2020, 21:55 WIB
PSX_20200710_214624
PSX_20200710_214624

“Pemerintah desa sekarang sedang fokus menggiatkan warga untuk budidaya Porang, semata untuk menaikkan taraf hidup masyarakat. Pemerintah desa berusaha untuk mencari cara agar nilai jual porang meningkat, namun memiliki keterbatasan kemampuan untuk menyediakan mesin pengering dan gudang berkapasitas besar agar porang tidak dijual secara langsung, namun dipotong-potong terlebih dahulu dan dikeringkan. Bila dijual setelah proses pengeringan nilai ekonominya naik enam kali lipatnya sekitar Rp 60.000 hingga Rp 70.000 per kilogram," ujarnya.

Ia menuturkan, awalnya warga mencari bibit dari hutan sekitar dan menjual hasil tanam kepada pengepul. Kades kemudian mencoba mengedukasi warga untuk melakukan budidaya dengan memberikan contoh menanam Porang di depan jalan agar dilihat dan ditiru warga.

Sekjen FSPP Banten Dr. Fadlullah menilai Potensi pengembangan Porang di pesantren sangatlah besar.

“Porang bisa ditanam di lahan pekarangan atau lahan wakaf milik Pesantren. Peran kiai sebagai tokoh masyarakat (informal leader) memiliki pengaruh signifikan dalam memberdayakan warga sekitar pesantren melakukan gerakan tanam Porang. Warga sekitar dapat diberdayakan untuk memanfaatkan lahan pertanian warga yang selama ini kurang produktif,” katanya.

Dalam pertemuan tersebut dideklarasikan Gerakan Tanam Porang di Pesantren yang dibacakan oleh KH. Jawari diikuti oleh rombongan dengan harapan adanya peningkatan taraf hidup masyarakat.

Fadlullah yang juga Ketua Satgas Covid-19 MUI Provinsi Banten menegaskan bahwa gerakan menanam yang diprakarsai Gubernur Banten Wahidin Halim merupakan solusi atas kemungkinan terjadinya krisis pangan akibat Pandemi Covid-19. (KO)*

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x