5 Cara Marah Kepada Anak Tanpa Meninggalkan Trauma Mental dan Luka Batin

11 September 2023, 11:45 WIB
Ilustrasi terkait cara marah kepada anak tanpa meninggalkan trauma dan luka batin. /Pexels/Anastasiya Gepp

KABAR BANTEN - Sebagai orangtua sangatlah wajar jika mengekspresikan rasa marah kepada anak, apalagi ketika tubuh terasa sedang capek-capeknya.

 

Ada banyak alasan yang bisa membuat orangtua marah, sehingga hilang kendali sampai membentak dan memukul anak.

Namun, banyak juga orangtua yang percaya jika marah, meneriaki, memukul dan membentak anak bisa mengendalikan perilaku anak-anaknya.

Baca Juga: 7 Manfaat Makan Buah Pisang Sebelum Tidur, Sangat Baik Untuk Kesehatan Mental

Padahal orangtua yang bereaksi terhadap anak-anak tanpa berpikir bisa mempengaruhi kesehatan mental sang anak hingga ia beranjak dewasa.

Cara terbaik yang bisa orangtua lakukan untuk mencegah rasa marah dan hilang kendali atas perlakuan anak yaitu dengan memahi apa yang membuat orangtua marah dan sejak kapan orangtua mulai hilang kendali.

Setelah itu orangtua bisa menetapkan beberapa cara berikut ini untuk bisa mengontrol rasa marah agar tidak meninggalkan batin dan merusak kesehatan mental anak.

Sebagaimana dikutip Kabar Banten melalui Instagram @parentingmeyrakibaby, berikut 5 cara marah kepada anak tanpa meninggalkan trauma mental dan luka batin:

1. Orangtua harus membuat komitmen pada diri sendiri untuk bisa mengendalikan rasa marah

Hal ini menjadi yang paling penting dan bisa dimulai dengan cara mencari tahu apa yang membuat orangtua marah atau ada hal lain misalnya karena pekerjaan tekanan di kantor dan lain sebagainya.

Lalu rasa marah bisa dialihkan dengan sikap diam dan tidak mengatakan apa-apa (daripada dengan membentak anak)

Sembari diam sejenak dengan memberikan waktu pada diri sendiri untuk melakukan hal yang bisa membuat orangtua merasa lebih sedikit tenang.

2. Ubah kosakata orangtua dalam komunikasi atau tegurlah perilakunya bukan malah menyerang kepribadiannya, karena tidak ada yang lebih menyakitkan daripada kata-kata.

Baca Juga: Dosakah Menggunakan Harta dari Hasil Temuan? Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Jangan memberi label anak dalam segala bentuk, misalnya kamu memang anak yang nakal, selalu saja membuat adikmu menangis dan sebagainya.

Melainkan tegur saja perilakunya dengan memuji kepribadiannya, misalnya kaka jangan mengganggu adik, kakak kan anak yang baik, coba ajak adik bermain pasti adik akan senang.

Sederhana memang kalimatnya, namun itulah manusia ingin diakui dan dihargai keberadaanya oleh orang lain.

3. Orangtua mesti berpikir bahwa orangtua adalah penanggung jawab terhadap anak-anaknya, artinya ketika anak trauma atau membuat ulah orangtua tidak bertanggung jawab atas perilaku sang anak.

Tetapi bertanggung jawab atas cara menangani emosi dan tindakan terhadap sang anak.

4. Berikan anak ruang untuk eksplorasi fisik dan emosiona, artinya setiap anak berhak untuk bisa mengembangkan dirinya.

Tidak gaduh dan membuat diri anak kacau secara emosi dan fisiknya yang merupakan tantangan bagi orangtua atau pendidik.

Karena itu tentang bagaimana orangtua memastikan bahwa anak bisa menjadi dewasa dan dapat mengendalikan emosinya agar tidak reaktif (berteriak) terhadap situasi.

5. Harapkan anak untuk bertanggung jawab atas apa yang telah ia perbuat dan menyebabkan orangtua emosi.

Baca Juga: Sering Terjadi, Awkarin Beberkan Hubungan yang Tidak Sehat, Berikan Pemaham Tentang Mental Abuse

Misalnya orangtua marah karena anak mengganggua adiknya, atau marah karena ia mengotori lantai.

Ajarkan anak untuk bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan dan orangtua harus tetap memantau untuk memastikan keamanan sang anak.

Itulah informasi tentang 5 cara marah kepada anak tanpa meninggalkan trauma mental dan luka batin, semoga informasi ini bermanfaat.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: Instagram @parentingmeyrakibaby

Tags

Terkini

Terpopuler