Apa Itu 'Takjil War'? Guyonan yang Mempererat Toleransi dan Mendorong Ekonomi di Bulan Ramadan

21 Maret 2024, 09:05 WIB
ilustrasi potret keseruan war takjil Ramadan / X @txtdrkuliner/

KABAR BANTEN - Setiap tahun, umat muslim di seluruh dunia merayakan bulan Ramadan dengan berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam.

Di Indonesia, bulan Ramadan tidak hanya menjadi momen keagamaan, tetapi juga menjadi momen kebersamaan yang memperkuat nilai-nilai toleransi antar umat beragama.

Salah satu fenomena menarik yang muncul selama bulan suci ini adalah "Takjil War" yang ramai dibicarakan di media sosial.

Baca Juga: 3 Wisata Religi di Kota Tangerang yang Cocok Buat Ngabuburit, Sekalian Berburu Takjil

Takjil war merupakan tradisi di mana orang-orang, baik Muslim yang berpuasa maupun non-Muslim, berlomba-lomba untuk membeli takjil untuk dikonsumsi sendiri atau membagikan takjil secara gratis kepada masyarakat yang berbuka puasa.

Takjil war bukanlah hal baru di Indonesia, namun pada tahun ini, fenomena ini semakin mencuat dan menjadi sorotan utama di media sosial.

Bukan hanya umat muslim yang berpuasa yang ikut serta dalam takjil war, tapi juga orang-orang dari berbagai agama yang turut serta dalam kegiatan ini dengan penuh semangat.

Guyonan-guyonan tentang takjil war lintas agama pun menjadi viral di media sosial, menunjukkan keindahan toleransi antar umat beragama di Indonesia.

Sebuah cuitan dari akun X @convomfs menyoroti semangat takjil war lintas agama dengan mengajak para non-Muslim untuk ikut berburu takjil secara fair.

Cuitan ini disambut dengan antusiasme yang tinggi, dengan lebih dari 1,5 juta tayangan dalam waktu singkat.

Begitu juga dengan cuitan dari akun X @ghubaybilang yang menyebut takjil war sebagai saingan bagi agama lain, yang juga mendapat perhatian yang besar dari pengguna media sosial.

Namun, takjil war tidak hanya membawa kegembiraan dan memperkuat toleransi antar umat beragama, tetapi juga memiliki dampak positif pada perekonomian Indonesia.

Bulan Ramadan dan Idul Fitri telah lama menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Aktivitas transaksi perdagangan barang dan jasa meningkat secara signifikan selama bulan suci ini, yang pada gilirannya meningkatkan perputaran uang di masyarakat.

Dikutip dari BPS, pada tahun 2023 terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II, yang bertepatan dengan bulan Ramadan dan Idulfitri, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa bulan Ramadan memiliki dampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Salah satu sektor yang sangat berperan dalam menopang perekonomian Indonesia adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

UMKM memiliki kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dengan persentase sebesar 61%.

Selain itu, UMKM juga menyerap sekitar 97% total tenaga kerja di Indonesia, yang setara dengan 116 juta orang.

Bahkan, kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia ternyata lebih besar dibandingkan dengan beberapa negara maju lainnya seperti Jerman, Jepang, Singapura, dan Amerika Serikat.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran UMKM dalam perekonomian Indonesia yang sering disebut sebagai penyokong perekonomian negara.

Dalam bulan Ramadan, takjil war bukan hanya sekadar tradisi untuk berbagi kebaikan kepada sesama, tetapi juga menjadi simbol keindahan toleransi antar umat beragama di Indonesia.

Melalui guyonan-guyonan yang ramai di media sosial, takjil war membawa pesan persatuan dan kebersamaan di tengah perbedaan agama.

Selain itu, takjil war juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan, terutama dalam meningkatkan aktivitas transaksi dan perputaran uang di masyarakat.

Dengan melibatkan UMKM dalam tradisi ini, kita juga memberikan dukungan kepada sektor yang sangat berperan dalam perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Hidangan Lezat dan Bergizi untuk Sahur dan Berbuka Puasa, Cobain Resep Simpel Sup Dumpling Ayam

Oleh karena itu, takjil war bukan hanya tentang berbagi takjil, tetapi juga tentang berbagi kebaikan, mempererat toleransi, dan mendukung pertumbuhan ekonomi negara.

Semoga semangat ini terus terjaga dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tradisi Ramadan di Indonesia.***

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler