Kriuk, Dibalik Renyahnya Ada Kisah Prihatin! Ini Sejarah Kerupuk

18 April 2024, 19:20 WIB
Ilustrasi terkait sejarah kerupuk/instagram/hakimhak_id /



KABAR BANTEN - Kriuk, suara renyah kerupuk yang merupakan makanan ringan banyak disukai semua kalangan.

Kerupuk bisa dimakan langsung dan bisa juga menjadi pelengkap berbagai jenis makanan.

Dibalik rasanya yang renyah ternyata keberadaaan kerupuk dahulu mempunyai sejarah menyedihkan dan menjadi simbol keprihatinan masyarakat.

Tertarik mengetahui sejarah kerupuk, baca artikel berikut sampai tuntas.

Dikutip Kabar Banten dari video youtube Channel Ensiklopedia Budaya, inilah sejarah keberadaan kerupuk:

Sejarah Kerupuk

Kerupuk sudah ada sejak abad ke-10 Masehi.

"Kerupuk sudah tercatat dalam naskah Jawa kuno sebelum abad ke-10 Masehi", hal ini tercantum dalam buku Jejak Rasa Nusantara karangan seorang sejarawan sekaligus dosen bernama Fadly Rahman.

Tercatat juga pada naskah Melayu karya Abdul Kadir Munsyi yang menyebutkan " Malaysia, sekitar abad ke-19, kerupuk mulai disukai di mancanegara sejak masa kolonialisme Hindia Belanda dan dianggap sebagai makanan pelengkap yang harus ada dalam berbagai kuliner Nusantara".

Baca Juga: Resep Opor Ayam Kampung dan Telur yang Gurihnya Nendang Banget

kerupuk rambak atau kerupuk kulit/instagram/cemilankerupukkulit

Perkembangan Kerupuk

Jenis kerupuk tertua yaitu kerupuk rambak atau kerupuk kulit, kerupuk jenis ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-10.

Awal keberadaaan kerupuk rambak karena memanfaatkan kulit sapi atau kulit kerbau.

Kulit sapi atau kulit kerbau tersebut dibersihkan terlebih dahulu dan dikeringkan lalu digoreng.

Kerupuk rambak ini sering dinikmati oleh kalangan ningrat, bangsawan dan pejabat.

Kerupuk rambak juga kerap dijadikan sebagai pelengkap pada jamuan makan.

Pada abad ke-19 sekitar tahun 1930 - 1940 terjadi devisit pangan akibat perang yang berkepanjangan.

Saat itu masyarakat biasa atau masyarakat tidak mampu terpaksa memanfaatkan singkong untuk dijadikan kerupuk aci sebagai pengganti lauk.

Baca Juga: Mau Tau Rahasia Kelezatan Masakan Khas Tionghoa? Ternyata Pakai Bumbu Sederhana Ini

Lauk berupa daging dan ikan saat itu sangat terbatas persediaannya dan harganya cukup mahal.

Singkong tersebut mesti dihaluskan menjadi tepung lalu diolah menjadi adonan dan dicetak kemudian dikeringkan, setelah itu baru digoreng menjadi kerupuk.

Hasil panen perkebunan singkong kala itu sangat berlimpah dan singkong menjadi salah satu komoditas pangan paling diandalkan khususnya di Jawa.

Pada perkembangannya kerupuk terus menyebar ke Nusantara diantaranya pesisir Sumatera, Kalimantan hingga Semenanjung Melayu.

Masyarakat  Melayu memanfaatkan kekayaaan laut berupa aneka macam ikan hingga udang menjadi bahan utama untuk dijadikan kerupuk.

Selain itu jenis kerupuk juga ada yang terbuat dari jengkol, biji melinjo, nasi, daun bayam dan lain-lain.

Saat ini bentuknya pun beraneka ragam ada yang bundar, kotak, melingkar, batang stick dan banyak lagi.

Demikian sejarah tentang kerupuk, semoga bisa menjadi inspirasi yang bermanfaat.***

 

Editor: Kasiridho

Sumber: Youtube Ensiklopedia Budaya

Tags

Terkini

Terpopuler