Salah satu rencana itu adalah dengan merubah kawasan pedesaan menjadi kawasan perkotaan.
Pada saat itu sarana dan prasarana kota sudah mulai banyak dibangun mulai diadaknnya alat transportasi umum seperti kereta api.
Jalur kereta api menuju Semarang kala itu menjadi prioritas, karena Semarang menjadi ibu kota Provinsi Jawa Tengah.
Pemerintah Belanda kala itu tidak dapat menemukan tempat yang cocok digunakan sebagai lahan untuk dibangun stasiun.
Hingga pada akhirnya pacuan kuda di alun-alun milik Keraton Mangkunegaran terpaksa digusur dan dirubah fungsi menjadi area stasiun.
Akibat hal tersebut, kemudian pihak keraton memindahkan arena pacuan kuda itu menuju daerah Manahan.
Pembangunan stasiun pun mulai dilakukan oleh perusahan kereta api swasta asal Belanda, yang bernama Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) pada abad ke 19.
Pembangunan stasiun dilangsungkan mulai tahun 1864 Sri Susuhunan Paku Buwana IX melakukan peletakan batu pertama dengan menggunakan cetok dari emas murni kala itu.
Acara tersebut dahulu digelar secara meriah dan juga dihadiri oleh Mangkunegara IV dan turut serta mengundang Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang waktu itu dijabat Baron van de Beele.