KABAR BANTEN - Sebagai salah satu wilayah di tanah Sunda kabupaten Karawang menyimpan berbagai tradisi unik dengan kearifan lokal yang masih dipegang teguh sejumlah masyarakat Suku Sunda salah satunya adalah tradisi unik Nyalin.
Tradisi Nyalin sendiri biasanya dipraktikkan oleh masyarakat Sunda di Karawang saat masa panen di sawah.
Tradisi Nyalin ini dilakukan untuk mempersiapkan tanaman padi atau untuk masa tanam berikutnya.
Nyalin merupakan tradisi unik yang berasal dari kata salin yang artinya mengganti, dalam pelaksanaan nya masyarakat Suku Sunda di Karawang akan memotong beberapa bagian padi yang terlihat baik.
Kemudian mereka akan menyimpan nya di dalam Leuit atau Lumbung padi untuk digunakan dimasa tanam yang akan datang.
Selain itu bagi masyarakat Suku Sunda tradisi unik Nyalin memiliki beberapa tujuan .
Berikut beberapa tujuan tradisi unik Nyalin masyarakat Suku Sunda di Karawang, sebagaimana dikutip Kabar Banten dari YouTube Larasati Channel:
1. Sebagai etika petani dalam memperlakukan padi
Salah satu pesan yang dibawa dalam tradisi unik Nyalin adalah ada tatakrama dari para petani ketika akan mengambil padi sebagai ciptaan Tuhan.
Dalam tradisi Nyalin terdapat sebuah prosesesi etika dimana sebagai sesama makhluk Tuhan manusia dengan alam sebisa mungkin harus saling menghormati ketika memanen padi.
Ketika panen itu pada dasarnya kita mengambil hasil pertanian kita dan Nyalin sendiri merupakan prosesi ijin atau tatakrama kita pada alam agar kita bisa hati-hati memperlakukan tanaman padi karena telah memberi kehidupan kepada manusia.
2. Meminta izin kepada sang pencipta
Dalam tradisi Nyalin ini masyarakat Suku Sunda di Karawang juga memperaktikan etika pada prosesi penanaman padi.
Tradisi Nyalin juga berdampingan dengan tradisi Pupuhunan atau menanam padi, prosesi menanam juga memerlukan izin agar mendapatkan keberkahan serta dipermudah dalam proses pertumbuhan padi di sawah.
Jadi Pupuhunan hampir sama dengan Nyalin, dalam Pupuhunan kita juga harus meminta izin terhadap Tuhan bahwa kita hendak bercocok tanam dan meminta rezeki di tanaman padi tersebut.
Baca Juga: Keunikan Suku Dayak Punan Batu Kalimantan, Punya Ilmu Kesaktian Bisa Menghilang
3. Pelaksanaan Tradisi Nyalin
Dalam pelaksanaan nya tradisi unik Nyalin biasanya dilaksanakan satu tahun sekali saat masa tanaman menguning.
Biasanya sebelum melaksanakan prosesi tradisi Nyalin para petani akan berkonsultasi terhadap Guguni alias yang punya hajat setempat agar prosesi bisa terlaksana dengan tepat.
Mereka juga akan menyiapkan beberapa kebutuhan upacara tradisi unik Nyalin seperti sesajen, daun-daunan dan perlengkapan lainya.
4. Menyimpan padi di Leuit atau Lumbung padi
Saat prosesi Nyalin mulai dilakukan Guguni akan memakai pakaian serba putih sembari membakar kemenyan untuk memulai upacara Nyalin.
Baca Juga: Bagaimana Hukum Memperbesar Kemaluan Menurut Pandangan Islam? Simak Penjelasan Buya Yahya
Setelah itu prosesi Nyalin akan dilanjutkan dengan membaca rajah yang kemudian dilanjutkan memotong 5 tangkai padi yang memiliki bulir sempurna atau yang paling bagus dengan menggunakan etem atau ani-ani, saat prosesi memotong padi dengan etem atau ani-ani harus sambil menahan nafas, 5 potong tangkai padi itu lantas dibungkus dengan kain putih dengan membuat motif kepang menjadi dua untuk disimpan di dalam Leuit atau Lumbung padi sebagai persiapan masa tanam mendatang.
Prosesi tersebut akan dilaksanakan antara pukul 4 sampai pukul 5 sore dengan bertempat di area sawah yang akan dipanen.
Itulah beberapa tujuan dari tradisi unik Nyalin masyarakat Suku Sunda di Kabupaten Karawang Jawa Barat yang dilakukan setahun sekali ketika akan memulai panen padi.***