Islam memandang kekuasaan dan jabatan adalah amanah yang akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah kelak dan harus dijalankan sesuai ketentuan Allah dan rasulnya.
Dalam Islam akan dilakukan pemilihan wakil umat yang akan bergabung dengan lembaga majlis umat.
Majlis umat tidak berperan dalam menjalankan pemerintahan tetapi merupakan wakil umat dalam melakukan muhasabah dan Syura atau kontrol dan Munawarah.
Pemilihan wakil majlis umat mutlak melalui pemilu dan tidak diangkat melalui penunjukan.
Baca Juga: 10 Manfaat Air Rendaman Serai, Bisa Obati Sakit Gigi Hingga Kecemasan dan Stres
Karena majlis umat merupakan representasi masyarakat maka mereka adalah sosok berkepribadian Islam yang kuat dan amanah dan memahami tanggung jawabnya di hadapan Allah SWT.
General dengan sosok seperti ini hanya lahir dalam sistem Islam, di masa Rosulullah SAW saat menjadi kepala negara di Madinah beliau sering menunjuk beberapa sahabat dalam mengambil pendapat diantara mereka adalah Abu Bakar, Umar, Hamzah, Ali, Salman Al farisi dan Hudzaifah, sahabat-sahabat inilah yang merupakan anggota majlis umat.
Realitas majlis umat diambil dari perlakuan khusus Abu Bakar terhadap beberapa orang dari kaum Muhajirin dan Anshar saat beliau menjadi Khalifah.
Ahlid Syura pada masa Abu Bakar adalah para ulama dan orang-orang yang ahli dalam masalah fatwa.
Adapun dalam hal pengangkatan kepala negara Islam telah menetapkan metode baku yaitu bai'at syar'i.