Miris! Masyarakat Palestina Bertahan Hidup di Negaranya Sendiri yang Dianggap Penduduk Ilegal

5 November 2023, 11:07 WIB
Ilustrasi terkait cara masyarakat Palestina bertahan hidup di negerinya sendiri yang sangat miris karena dianggap ilegal oleh zionis Israel. /Tangkapan layar/Instagram @mohammadgaza1

KABAR BANTEN - Konflik antara Palestina dan Israel mulai muncul ketika Inggris mengambil alih wilayah Palestina, yang sebelumnya dikuasai oleh Ottoman setelah perang dunia pertama.

 

Dimana Palestina waktu itu dihuni oleh orang-orang Arab yang sudah tinggal selama ratusan tahun atau bahkan ribuan tahun.

Setelah itu Inggris datang dan Wilayah Palestina ini dicaplok dengan tujuan untuk membentuk negara Israel atau Yahudi, namun mendapat tantangan keras dari masyarakat Arab.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan Liciknya Zionisme Yahudi Dirikan Negara Israel di Tanah Palestina, Injil Pun Dimodifikasi

Sehingga datang masa perang dunia ke dua, hal itu membuat banyak orang-orang Yahudi yang datang ke Palestina dan keinginan untuk mendirikan Negara Israel semakin menguat.

Pemerintah Inggris tidak memikirkan tentang orang-orang Arab di Palestina ketika membuat pernyataan itu.

Alasan Inggris ingin mendirikan Negara Israel hanya memikirkan tujuan langsungnya untuk perang, sehingga setelah perang akan lebih banyak propaganda tentang revalitas dan juga mengamankan populasi yang setia di Palestina.

Hingga pada akhirnya Israel menang di perang 6 hari dan gara-gara kemenangan Israel ini, membuat wilayah dan status Palestina bisa dibilang jadi tidak jelas.

Setelah kemenangan Israel, wilayah Palestina berada di bawah kendali Israel, namun meskipun begitu untuk mendapat kedaulatan Palestina sebagai negara sendiri sudah ada sejak dulu dan diketahui banyak negara.

Berbagai upaya damai yang dilakukan antara Palestina dan Israel untuk kebebasan Palestina sudah dilakukan sejak tahun 1990 hingga tahun 2000.

Berkat upaya damai ini pemerintah Israel akhirnya terpaksa memberikan kedaulatan Palestina atas wilayah Gaza dan sebagian tepi Barat.

Negara Palestina pada akhirnya memiliki pemerintahan sendiri yaitu pemerintahan yang disebut dengan Palestine National Authority atau Palestine Authority.

Namun pemerintahan Palestina ini jangan disamakan seperti negara lain, pasalnya Palestine National Authority hanya memiliki hak untuk mengurus masalah dalam negeri.

Sedangkan untuk urusan luar negeri sendiri dan pengakuan internasional, sehingga diakui sebagai bangsa Palestina adalah Palestine Liberation Organization.

Organisasi ini merupakan organisasi payung yang menaungi bangsa Palestina sekaligus jadi perwakilan Palestina di PBB.

Berbicara mengenai pengakuan internasional ini, sebenarnya Palestina itu belum sepenuhnya diakui sebagai negara yang berdaulat.

Namun, meski demikian berdasarkan keputusan PBB tahun 2012, Palestina sekarang memiliki status sebagai Non Member Observer State atau negara pengamat non anggota.

Baca Juga: Inilah 8 Produk Israel yang Diboikot Dunia, Ada yang Laris Manis di Indonesia

Meskipun Palestina belum menjadi anggota PBB, tapi tetap mendapat hak untuk menyuarakan perjuangan mereka.

Agar bisa mendapatkan kedaulatan penuh sebagai negara, hingga sekarang Palestina masih memperjuangkan status mereka sebagai anggota tetap PBB.

Menurut World Bank, untuk perekonomiannya sendiri nilai pdb per kapita Palestina pada tahun 2021 sebesar 3.664 USD, rata-rata nilai ekonomi yang dihasilkan penduduk suatu negara dalam waktu satu tahun.

Nilai pdb per kapita ini jika dibandingkan dengan negara Israel sebagai tetangganya yang sekaligus penjajah lebih dari 52.000 USD atau 15 kali lipat lebih besar dari Palestina.

Berbicara tentang perekonomian negara Palestina, lantas sumber penghasilan warga Palestina itu dari mana?

Berikut ini penjelasan tentang sumber penghasilan warga Palestina sebagai negara Palestine National Authority sebagaimana dikutip Kabar Banten melalui kanal YouTube Sepulang Sekolah.

Mengenai sumber penghasilan atau pekerjaan keseharian warga Palestina menurut fanack disebut kebanyakan warga Palestina berkerja di bidang pertanian.

Hal tersebut karena wilayah Palestina ini subur dan banyak sumber air, sehingga menjadi lokasi yang ideal untuk bercocok tanam.

Dari bercocok tanam ini, hasil komoditas pertanian seperti minyak zaitun, biji-bijian dan yang lainnya bisa jadi komoditas utama ekspor Palestina.

Selain dari sektor pertanian, Palestina juga dikenal sebagai negara eksportir kerajinan kaca dan permadani.

Namun sayangnya untuk sektor pertanian yang menjadi sektor utama ekonomi Palestina, mengalami penurunan.

Hal itu karena disebabkan oleh aksi zionis Israel yang secara terus menerus merampas dan mengambil alih tanah-tanah milik warga Palestina, sehingga mereka tidak bisa bercocok tanam lagi.

Imbas dari hal tersebut, berdampak buruk pada penghasilan Negara Palestina, sehingga warga Palestina harus mencari alternatif komoditas ekspor lain seperti besi-besi bekas, bahan bangunan hingga ekspor tenaga kerja.

Meskipun warga Palestina memiliki lahan perkebunan luas, tetap mereka hidup tidak tenang, karena perkebunan itu bisa dirampas oleh zionis Israel kapanpun.

Tentang kependudukan yang dilakukan oleh negara Israel di wilayah Palestina khususnya di Tepi Barat, hal ini memberikan dampak yang signifikan sekali pada perkembangan perekonomian Palestina.

Selain produksi komoditas pertanian yang menurun, ternyata pendudukan Israel di wilayah Palestina ini membuat Palestina tidak bisa mandiri secara ekonomi.

Dengan alasan wilayah Palestina semakin mengecil, sehingga membuat ruang gerak warga Palestina di Tepi Barat semakin dibatasi oleh zionis Israel.

Dari ruang gerak warga Palestina yang semakin terbatas, mau tidak mau membuat warga Palestina semakin susah mencari pekerjaan atau buka usaha.

Bahkan warga Palestina juga dipersulit untuk mengakses bank, selain itu mereka juga dipaksa oleh Israel agar menjadi mitra bisnis utamanya.

Karena kebanyakan wilayah Palestina berada di dalam wilayah Israel, jadi mau tidak mau komoditas Palestina harus di ekspor ke Israel.

Dengan demikian Palestina ini jadi tergantung sekali pada impor dari Israel, karena negara tersebut merupakan satu-satunya negara yang paling mudah dijangkau oleh Palestina, sehingga secara tidak langsung perekonomian Palestina jadi bergantung pada Israel.

Selain dampaknya pada sistem pemerintahan dan perekonomian Palestina, terdapat juga imbas dari konflik Israel dan Palestina tentunya pada warga Palestina.

Baca Juga: Viral Fenomena Aneh Bikin Ketawa Ada Yahudi Pesek di Indonesia dan Buzzer Sewaan Israel Sudutkan Palestina

Keseharian warga Palestina banyak yang bekerja di Israel dan mereka harus melewati perbatasan dijaga begitu ketat, mereka harus antri untuk melakukan pemeriksaan.

Selain itu juga warga Palestina ini harus jalan pada jalur perbatasan khusus sebelum nantinya mereka bakal dijemput oleh kendaraan khusus milik zionis Israel.

Pada waktu-waktu tertentu antrian pekerja yang memasuki Israel begitu banyak, maka tidak jarang Para pekerja Palestina ini yang ketinggalan kendaraan khusus itu, sehingga terpaksa wargan Palestina harus pesan taksi.

Sejak tahun 2021ada sekitar 20.000 warga Palestina yang mendapatkan izin kerja Israel, apalagi setelah Troi Barat diambil alih oleh Israel, makin banyak warga Palestina yang bekerja di Israel.

Meski perjalanan menuju tempat kerja mereka layaknya seperti seorang tahanan yang digiring di dalam penjara.

Tidak hanya itu saja, bahkan anak-anak yang ingin sekolah mereka harus berjuang keras sebelum bisa belajar di sekolah.

Bahkan beberapa sekolah yang ada di Tepi Barat Gaza yang berbatasan langsung dengan pemukiman Israel, anak-anak ini sering mendapatkan ancaman dari orang-orang Israel yang bermukim di sana.

Untuk mengatasi masalah ini, akhirnya para petugas keamanan Israel disuruh menjagain anak-anak sekolah Palestina dari mulai berangkat hingga pulang sekolah

Jarak sekolah anak-anak Palestina ini bisa berkarak beberapa kilometer, mereka menempuh jarak itu dengan jalan kaki yang dijaga oleh petugas zionis Israel yang menggunakan mobil.

Salah satu hal yang sering dibahas di media yaitu warga Palestina yang terancam dan tergusur karena pengbilalihan wilayah Tepi Barat Gaza oleh zionis Israel.

Warga Palestina yang berada di wilayah Tepi Barat apalagi yang berbatasan langsung dengan Israel selalau khawati jika mereka didatangi oleh otoritas Israel yang memaksa mereka untuk meninggalkan rumah warga Palestina.

Untuk melancarkan aksi para zionis Israel ini tidak segaan-segan untuk melakukan berbagai aksi seperti masuk rumah warga dimalam hari, ngecek indentitas penghuni, mengeledah rumah bahkan membawa salah satu penghuni rumah dengan mata tertutup.

Alasan zionis Israel ini melakukan aksinya pada malam hari agar lebih aman dan untuk meminimalisir adanya ancaman perlawanan dari penghuni rumah.

Disisi lain warga Palestina yang berada di wilayah Tepi Barat tentunya tidak mauemyerahkan rumah mereka begitu saja.

Sehingga hal tersebut sering memicu munculnya ketegangan antara warga Palestina sebagai pemilik rumah dengan aparat Israel.

Warga Palestina ini bahkan sering dibuat tertekan karena perlawanan sekecil apapun dari mereka itu bisa diartikan serangan yang layak dibalas secara penuh sama aparat Israel.

Selain penggusuran rumah warga Palestina, hal ini juga bisa membuat sebuah keluarga menjadi terpecah.

Biasanya warga Palestina yang berada di wilayah Tepi Barat harus memiliki kartu identitas, dimana kartu identitas ini ada beberapa jenis antara lain kartu warna biru untuk warga sah Israel, warna oranye untuk penduduk Tepi Barat, dan kartu warna merah untuk warga Gaza.

Bagi warga Palestina yang dianggap bermasalah oleh zionis Israel akan diberikan kartu yang berwarna hijau yang artinya mereka ini dianggap sebagai penduduk Ilegal

Dampak dari keluarga yang terpecah ini, biasanya setiap keluarga memiliki kartu identitas yang berbeda.

Jadi bisa dibilang jika satu keluarga ini memiliki kartu identitas yang berbeda-beda, sehingga membuat keluarga mereka berpisah.

Baca Juga: Apa Itu Istidraj? Disebut Kenikmatan Dunia Padahal Azab Allah, Begini Penjelasan Ulama

Untuk kartu identitas yang berwarna hijau biasanya untuk akses pada fasilitas publik akan dibatasi sebagai contoh dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan.

Dengan adanya aturan seperti itu, maka kartu identitas yang berwarna biru tetap tidak akan terpakai, namun apapun masalahnya kita hanya bisa mendoakan semoga kondisi mereka di sana membaik dan ada solusinya.

Itulah informasi tentang
cara warga Palestina untuk bertahan hidup di negerinya sendiri yang dianggap penduduk Ilegal oleh zionis Israel, semoga informasi ini bermanfaat.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube Sepulang Sekolah

Tags

Terkini

Terpopuler