Sebenarnya Siapa Pemilik Kota Yarusalem Palestina, Kenapa Israel Bisa Ada? Begini Sejarahnya

12 November 2023, 11:00 WIB
Ilustrasi terkait kisah Bani Israil dan siapa pemilik sah tanah Palestina kenapa Yahudi Israel bisa ada di sana. /Tangkapan layar/YouTube Alfaidah

KABAR BANTEN - Palestina sebuah warisan berkeberkahan Allah SWT yang telah memberikan berkah kepada tanah Palestina yang juga termasuk wilayah Syam.

 

Keberkahan tanah Palestina ini dapat ditelusuri melalui sejarah seperti Syam yang menjadi tempat hijrah Nabi Ibrahim, tempat peristirahatan Nabi Muhammad SAW ketika menjalani isra dan mi'raj serta tempat penyebaran dakwah oleh para Nabi, dakwah ini membawa misi agama tauhid.

Selain itu kehadiran Masjidil Aqsa di tanah Palestina juga menjadi sumber berkah yang melimpah.

Baca Juga: Viral! Jenazah Pemuda Palestina Syahid Harum Kasturi Sebelum Dimakamkan

Allah SWT berfirman yang artinya:"Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kamu perlihatkan kepadanya tanda-tanda kebesaran kami sesungguhnya dia adalah maha mendengar lagi maha mengetahui"(Q.S Al isra ayat 1).

Selain memuliakan Palestina Allah juga memilih Mekkah dan Madinah begitulah Allah telah mengistimewakan wilayah Syam dan Masjidil Aqsha dan Allah memilih Nabi Muhammad SAW dengan menjadikannya sebagai Khatamul Anbiya wal Mursalin.

Lantas bagaimana sejarahnya ko bisa ada ada orang-orang Yahudi atau Israel di Palestina dan siapa sebenarnya pemilik sah tanah Palestina, berikut ulasannya sebagaimana dikutip Kabar Banten dari YouTube Alfaidah.

Bani Israil di bumi Palestina yaitu masa Nabi Yakub dan Nabi Yusuf, sejarah Yahudi di mulai dengan Israel atau Yakub Bin Ishaq Bin Ibrahim yang dibesarkan di daerah Kanaan Palestina dan dianugerahi 12 anak, mereka adalah yang dikenal sebagai asbath atau Suku Bani Israil dan hidup dalam kehidupan pedesaan.

Ketika Allah SWT mengangkat Yusuf sebagai pejabat penting di Mesir dia meminta kedua orangtuanya dan saudara-saudaranya untuk pindah ke Mesir.

Di Mesir keluarga ini tinggal di tengah masyarakat Watsani Yun (paganisme) mereka menikmati kehidupan yang sejahtera selama masa kekuasaan Nabi Yusuf.

Setelah Nabi Yusuf wafat seiring perjalanan waktu dan pergantian penguasa kondisi Bani Israil berubah total yang sebelumnya menyandang kehormatan dan kemuliaan kemudian menjadi terhina lantaran Fir'aun melakukan penindasan dan memperbudak mereka dalam jangka waktu yang lama sampai Allah mengutus Nabi Musa.

Allah SWT berfirman yang artinya:"dan ingatlah ketika kamu kami selamatkan dari Fir'aun dan pengikut-pengikutnya mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan dan pada yang demikian terdapat cobaan yang besar dari Rabb mu"( QS: Al-Baqarah ayat 49).

"Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan berpecah belah dengan menindas segolongan dari mereka menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan anak-anak perempuan mereka" (QS: Al Qassam ayat 4).

Masa Nabi Musa
Allah mengutus Nabi Musa dan Nabi Harun kepada Fit'an dan kaumnya dengan dibekali mukjizat untuk menyeru mereka agar beriman kepada Allah dan membebaskan Bani Israil dari siksaan.

Namun Fir'aun dan kaumnya mendustakan dan mereka kufur kepada Allah, karenanya Allah menimpakan kepada mereka berbagai bencana seperti kekeringan, rusaknya pertanian, mengirim angin kencang, belalang dan lain-lain.

Kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi Musa untuk berlari bersama Bani Israil pada suatu malam dari negeri Mesir, Fir'aun dan kaumnya pun mengejar.

Tetapi Allah SWT menenggelamkan Fir'aun beserta kaumnya dan menyelamatkan Nabi Musa dan para pengikutnya ke negeri Saina yang masuk kedalam wilayah Palestina sekarang.

Peristiwa itu terjadi pada hari Asyura, orang-orang Yahudi menyebutkan lama Bani Israil tinggal di Mesir 430 tahun, jumlah mereka pada waktu itu sekitar 600.000 orang laki-laki.

Mengenai besaran jumlah ini dokter Su'ud Bin Abdul Aziz Al Khalaf berkata pengakuan ini sangat berlebihan karena berarti bila ditambah jumlah anak-anak dan kaum wanita maka akan mencapai kisaran 2 jutaan jiwa, tidak mungkin dapat dipercaya itu berarti jumlah mereka mengalami pertumbuhan 30.000 kali, sebab sewaktu Bani Israil masuk ke dalam Mesir berjumlah 70 jiwa.

Padahal Allah SWT berfirman dalam surat Asy syu'arsh ayat 54, yang artinya Fir'aun berkata sesungguhnya mereka Bani Israil benar-benar golongan yang kecil, jumlah 2.000.000 tidak bisa dikatakan kecil, mustahil dalam satu malam terjadi eksodus 2.000.000 jiwa.

Baca Juga: Palestina Tanah yang Didoakan Rosulullah dan Tanah Para Syuhada, Diharamkan Untuk Zionis Israel

Kita tahu di dalamnya terdapat anak-anak dan kaum wanita serta orang-orang tua, orang-orang yang bersama Nabi Musa adalah mereka dari orang-orang Bani Israil yang mengalami penindasan dan kehinaan serta menuhankan manusia dalam jangka waktu yang lama, akidah mereka telah rusak jiwanya membusuk mentalnya melemah dan muncul pada mereka tanda-tanda pengingkaran, kemalasan, pesimis serta bermaksiat kepada Allah dan Rasulnya.

Meski Allah telah menunjukkan banyak mukjizat dan tanda-tanda kekuasaannya melalui Nabi Musa mereka tetap ingkar, sombong dan tatap kufur mereka justru meminta untuk dibuatkan berhala sebagai Tuhan yang disembah hingga akhirnya Assamiri berhasil menghasut mereka untuk menyembah anak sapi, menolak memerangi kaum yang bengis Jababila, maka Allah menimpakan hukuman kepada mereka berupa tiih berjalan berputar-putar tanpa arah karena kebingungan dalam jangka waktu yang dikehendaki Allah, pada rentang waktu ini Nabi Musa wafat sementara Nabi Harun telah wafat terlebih dahulu.

Setelah usai ketetapan waktu yang Allah kehendaki untuk menghukum mereka dengan kebingungan tanpa mengetahui arah Bani Israil berhasil menaklukkan bumi yang suci dibawah pimpinan Nabi Yusa Bin Nun.

Para ahli membagi perjalanan sejarah kota suci Palestina pasca penaklukan tersebut menjadi tiga periode.

Pertama
Masa quda yaitu masa penunjukan hakim bagi setiap suku yang berjumlah 12, setelah masing-masing mendapat wilayah sesuai pembagian Nabi Yusa Bin Nun, masa ini kurang lebih berlangsung selama 400 tahun lamanya.

Kedua
Kenal pada masa raja-raja, diawali oleh raja Salut, kondisi masyarakat mengalami masa ke emasan saat dipegang oleh Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman.

Ketiga
Periode yang disebut masa perpecahan internal yaitu setelah Nabi Sulaiman wafat, mereka terbelah menjadi dua kutub, bagian selatan dengan ibu kota Baitul maqdis, dan wilayah utara dengan ibu kota Nablus.

Dua wilayah ini akhirnya dikuasai bangsa asing, wilayah selatan ditaklukkan oleh bangsa Asiria dari Irak.

Wilayah Utara diserbu Mesir disusul kedatangan Nebukadnezar yang mampu mengusir bangsa Mesir dari sana.

Pergantian kekuasaan ini akhirnya dipegang bangsa Romawi yang berhasil mengalahkan bangsa Yunani penguasa sebelumnya.

Pada masa kekuasaan Romawi inilah Isa Al-Masih diutus Allah, pada masa itu pula musibah dahsyat dialami kaum Yahudi.

Bangsa Romawi melakukan genoside pemusnahan secara keras etnis mereka lantaran orang-orang Yahudi melakukan pemberontakan Baitul maqdis pun dihancurkan, bangsa Yahudi tercerai-berai sebagian melarikan diri keseluruhan penjuru dunia wilayah bumi, demikianlah hukuman Allah dengan mendatangkan bangsa-bangsa yang menindas mereka siksaan dan kepedihan yang ditimpakan kepada mereka atas kerusakan tindak aniaya akibat akhlak mereka yang buruk.

Bangsa Romawi menguasai tanah Baitul maqdis hingga beberapa lama hingga kemudian pada abad pertama hijriah pada masa Khalifah Umar Bin Khatab kaum muslimin berhasil mengambil alih penguasaan tanah Palestina penuh yang berkah ini dari tangan penguasa Romawi yang memeluk agama Nasrani , meliputi Palestina, Syam dan daerah yang ada di dalamnya tepatnya pada pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab pada bulan Rajab tahun 16 Hijriyah sehingga menjadi Darul Islam.

Penyerahan Baitul maqdis ini terjadi setelah pasukan Romawi disana dikepung oleh pasukan kaum muslimin selama 40 hari dibawah komando Abu Ubaidah Ibnul Jarrah.

Baca Juga: Apa Itu Istidraj? Disebut Kenikmatan Dunia Padahal Azab Allah, Begini Penjelasan Ulama

Kemudian Khalifah Umar bin Khattab menetapkan larangan orang-orang Yahudi tidak boleh tinggal di Baitul maqdis.

Klaim palsa Yahudi atas tanah Palestina merasa nenek moyangnya pernah tinggal disana menyebabkan kaum Yahudi membuat klaim jika mereka memiliki hak atas tanah Palestina.

Alasan yang dikemukakan karena mereka telah mendiami sejak zaman Nabi Ibrahim dan berakhir ketika orang-orang Yahudi generasi akhir diusir dari Baitul maqdis pada masa Romawi.

Mereka pun mengklaim hak kepemilikan tersebut juga berdasarkan tinjauan agama yaitu mengacu kepada kitab suci mereka, bahwa Allah telah menjanjikan kepemilikan tanah Kanaan Palestina dan wilayah sekitarnya dari sungai Nil Mesir sampaia sungai Eufrat di Irak, janji tersebut disampai Allah kepada Ibrahim begitulah bangsa Yahudi yang hidup pada masa sekarang, mengklaim sebagai keturunan Ibrahim bangsa terpilih, sehingga merasa paling berhak dengan Palestina dan sekitarnya yang disebut sebagai arzul mi'ad (tanah yang dijanjikan).

Karena nya muncul upaya untuk menghimpun kaum Yahudi yang tersebar diberbagai wilayah bertujuan mendirikan negara Israel Raya

Napoleon Bonaparte seorang raja Perancis telah mempasilit caraasi tujuan tersebut, caranya pada tahun 1799 Masehi, dia mengajak Yahudi dari Asia dan Afrika untuk bergabung dengan pasukannya, namun akibat kekalahan yang dideritanya menyebabkan rencana tersebut tidak terwujud.

Wacana ini kembaliuncul dengan terbitnya buku negara Yahudi yang ditulis pemimpin mereka Theodor Hertzel pada tahun 1896 Masehi.

Orang-orang Yahudi melakukan kajian secara jeli tentang kondisi negara-negara penjajah hingga sampai pada kesimpulan bahwa Inggris merupakan negara yang paling tepat untuk membantu merealisasikan rencana tersebut.

Ringkasnya setelah melalui lobi-lobi maka pada tahun 1917 Masehi Inggris yang menjajah kebanyakan negara Arab memberikan tanah hunian bagi Yahudi di Palestina.

Penguasa Inggris melindungi mereka dari kemarahan kaum muslimin, disisi lain penjajah Inggris bersikap sangat keras terhadap kaum muslimin di sana.

Kepalsuan pengakuan Yahudi sebelum Bani Israil masuk ke wilayah tersebut tanah Palestina telah didiami dan dikuasai suku-suku Arab kabilah Finikiyin menempati wilayah Utara kurang lebih pada tahun 3000 sebelum Masehi.

Kabilah Kananiyun menempati bagian selatan dari tempat yang dihuni orang-orang Finikiyyin mereka menempati wilayah tengah pada tahun 2.500 sebelum Masehi, inilah suku-suku bangsa Arab yang berhijrah dari dari jajirah Arabia.

Kemudian datang kelompok lain kurang lebih pada tahun 12.000 sebelum Masehi yang kemudian yang kemudian dikenal dengan kabilah Palestina menempati wilayah antara Gaza dan Yapa hingga akhirnya nama ini menjadi sebuah sebutan diseluruh wilayah tersebut, dan ketiga suku ini terus mendiaminya.

Secara historis telah jelas Bani Israil bukanlah bangsa yang pertama menempati Palestina daerah itu sudah dihuni suku-suku Arab sejak beribu-ribu tahun lamanya.

Sebelum kedatangan Bani Israil bahkan keberadaan suku Arab tersebut terus berlangsung sampai sekarang.

Adapun Bani Israil pertama kali masuk Palestina yaitu saat bersama Yusa Bin Nun setelah wafatnya Nabi Musa sebelumnya mereka dalam kebingungan terusir tak memiliki tempat tinggal karena melakukan pembangkangan terhadap perintah Allah.

Dikisahkan dalam Al Qur'an yang artinya:"dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya hai kaumku ingatlah nikmat Allah atasmu ketika dia mengangkat nabi-nabi diantaramu dan dijadikan nya kamu orang-orang merdeka dan diberikan nya kepada kamu apa-apa yang belum pernah diberikannya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain, hai kaumku masuklsh ketanah suci yang telah ditentukan Allah bagimu dan janganlah kamu lari dari belakang karena takut kepada musuh, maka kamu menjadi orang-orang yang merugi".(QS: surat Al-Maidah ayat 20 sampai 21).

Akan tetapi mereka adalah bangsa pengecut yang dihinggapi rasa takut, sikap pengecut ini terlihat jelas dari jawaban mereka terhadap ajakan Nabi Musa kelanjutan ayat diatas menyebutkan Yang artinya:"mereka berkata hai Musa sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasuki nya sebelum mereka keluar dari padanya, jika mereka keluar pasti kami akan memasukinya, berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut kepada Allah yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang kota itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang dan hanya kepada Allah lah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman, mereka berkata hai Musa kami tidak akan memasuki nya selama-lamanya selagi mereka ada didalamnya karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu dan berperanglah kamu berdua sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja, berkata Musa Ya Robbku aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang pasik itu, Allah berfirman jika demikian maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama 40 tahun, selama itu mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi maka janganlah kamu bersedih hati memikirkan nasib orang-orang yang pasik itu".(QS: Al-Maidah ayat 22 sampai 26).

Baca Juga: Indahnya Islam, Hanya Melalui Makan dan Minum Bisa Mendapat Pahala

Dengan terusirnya dari tanah yang diberkahi ini bagaimana mungkin mereka mengaku memiliki hak atas tanah ini sementara itu pengembaraan keberbagai penjuru bumi karena terusir dimana-mana menimbulkan konsekuensi bagi mereka berinteraksi dan beranak Pinak dengan bangsa lainnya sehingga terputuslah nasab mereka dengan nenek moyang nya.

Jelaslah generasi Yahudi pada masa sekarang ini bukan keturunan Bani Israil sebagaimana yang mereka katakan, meski demikian mereka berupaya keras menyebarluaskan klaim palsu ini bahwa mereka keturunan orang-orang Bani Israil generasi pertama yang menghuni Palestina dahulu.

Tujuan propaganda ini agar kaum Nasrani menilai mereka sebagai keturunan Nabi Yakub sehingga muncul opini bahwa merekalah yang dimaksud oleh janji sebagaimana tersebut dalam perjanjian lama, dengan ini mereka berharap Nasrani merasa memiliki ikatan emosional dan kemudian mereka membelanya.

Tetapi fakta menunjukan jika klaim mereka adalah dusta mereka mengaku akar keturunannya masih murni bersambung sampai ke Bani Israil Yakub.

Padahal mereka sendiri telah mengakui banyak diantara orang-orang Yahudi yang menikahi wanita non Yahudi.

Demikian juga kaum wanita yapunn menikah dengan lelaki non Yahudi, sebagai contoh bukti lainnya bahwa suku yang besar di Rusia Kazar telah memeluk Yahudi pada abab ke 8 Masehi, kerajaan ini begitu kuatnya kemudian mengalami kehancuran total setelah diserang Rusia sejak abad ke 13 Masehi wilayah ini terhapus dari peta Eropa, penduduk nya bercerai-berai di Eropa Barat dan Timur ini merupakan salah satu indikasi yang jelas bahwa mereka tidak mempunyai ikatan dengan Yakub dan keturunan nya.

Kalaupun mereka tetap bersikeras mengaku sebagai keturunan Yakub akan tetapi sebagai kaum muslimin kita tidak merubah sikap selama mereka memusuhi kaum muslimin sebab nasab tidak ada artinya bila masih berkutat dalam kekufuran.

Yahudi bukan keturunan Nabi Ibrahim, pengakuan mereka sebagai keturunan Nabi Ibrahim merupakan klaim yang batil ditinjau dari beberapa aspek berikut:

1. Batilnya klaim Yahudi sebagai keturunan Bani Israil secara jelas Allah SWT menyebutkan dalam Al Qur'an:
" Ataukah kamu hai orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yakub dan anak cucunya adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani, katakanlah apakah kamu yang lebih mengetahui atau kah Allah dan siapakah yang lebih dholim dari pada orang yang membunyikan Syahadat dari Allah yang ada padanya dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan"(QS: Al-Baqarah ayat 140).

2. Kitab suci mereka tidak lagi orsinil dan sudah terjadi perubahan

Mereka telah melakukan perbuatan tercela terhadap kitab yang diturunkan kepada para nabi Bani Israil dengan melakukan tahrif mengubah, memalsukan dan memanipulasi, Al Qur'an telah mengabadikan perbuatan mereka tersebut.

Allah SWT berfirman yang artinya:"tetapi karena mereka melanggar janjinya kami kutuk mereka dan kami jadikan hati mereka keras membatu mereka suka merubah perkataan Allah dari tempat-tempat nya".(QS: Al-Maidah ayat 13).

3. Klaim kepemilikan tanah Palestina yang penuh berkah ini oleh Yahudi berkaitan dengan janji Allah kepada Ibrahim

Hakikatnya janji tersebut telah diwujudkan yaitu saat pertama kali Nabi Ibrahim menginjakan kaki di wilayah suku Kan'ann, sekilas mengacu pada kitab mereka yang kini disebut kitab perjanjian lama kita akan mengetahui jika janji Allah tersebut menjadi hakisme Ismail nenek moyang bangsa Arab dan kaum muslimin.

Pada waktu itu Nabi Ibrahim belum dikarunia anak, kejadian 12, kemudian janji ini terulang kembali saat beliau pulang ke Mesir kejadia 13, 15, janji inipun terulang kembali bagi Ibrahim tetapi beliau belum dikarunia anak 15, 18, berikutnya janji itu pun terulang lagi saat Ibrahim dikarunia anak nya yaitu Ismail kejadian 17, 8, sedangkan putra kedua Ibrahim yaitu Ishaq pada saat janji itu ditetapkan ia belum dilahirkan.

4. Kalaupun mereka menyanggah bahwa janji Allah tentang kepemilikan tanah Palestina merupakan warisan dan hunian abadi bagi mereka yang menurut mereka didukung oleh Al Qur'an surat Al-Maidah ayat 21, yang artinya:"hai kaumku masuklah ke tanah suci yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang karena kamu takut kepada musuh, maka kamu menjadi orang-orang yang merugi, maka jawabnya adalah ungkapan janji yang ada dalam ayat tersebut tidak berbentuk abadi tetapi khusus bagi zaman yang mereka dijanjikan mendapatkannya, sebagai balasan atas sambutan mereka kepada perintah Allah dan kesabaran mereka.

Sedangkan orang-orang Yahudi pada masa ini mereka bukan Bani Israil sebagaimana sudah dipaparkan.

Dan ayat ini tidak menyangkut yang bukan Bani Israil meski kaum Yahudi pada saat ini mayoritas.

Sungguh kebenaran dalam masalah ini yang menjadi pegangan jumhur ulama tafsir balasan keimanan dan keistimewaan yang mereka raih atas umat zaman mereka ini merupakan ketetapan Allah bagi hamba-hamba nya.

Allah SWT berfirman yang artinya:"dan sungguh telah kami tulis di dalam Zabur sesudah kamu tulis dalam Lawhil Mahfud bahwasanya bumi ini dipusakai oleh hamba-hamba ku yang shalih".(QS: Al Anbiya ayat 105).

Begitu juga setelah orang Yahudi menyimpan dari agama Allah dan telah banyak melakukan kerusakan di bumi, maka Bani Israil tidak lagi memiliki hak dengan janji tersebut.

Justru balasan bagi mereka sebagaimana yang terkandung dalam ayat berikut: "yaitu mereka mendapat laknat, kemurkaan dan hukuman dari Allah, mereka tercerai-berai di bumi dikuasai oleh orang-orang yang menimpakan siksaan pada mereka sampai hari kiamat, dirundung kehinaan, dimanapun mereka berada, ini semua sebagai hukuman atas kekufuran mereka terhadap ayat-ayat Allah.

Sebuah fakta yang ironis ketika Allah memerintahkan Bani Israil untuk memasuki tanah yang dijanjikan ternyata mereka enggan dan membangkang maka Allah menghalangi mereka darinya.

Tatkala mereka menyambut perintah maka Allah memberikannya kepada mereka oleh karena itu Ibnu Katsir berkata: yang Allah janjikan kepada kalian melalui lisan ayah kalian Israil ia mewariskannya kepada orang yang beriman dari kalian.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Memperbesar Kemaluan Menurut Pandangan Islam? Simak Penjelasan Buya Yahya

Berdasarkan ini tanah Palestina tersebut milik mereka ketika mereka beriman tetapi karena mereka kufur kepada Allah dan para nabinya dan Allah telah menetapkan murka dan laknat kepada mereka maka mereka sama sekali tidak mempunyai hal atas tanah suci itu.

5. Bisa juga dikatakan janji itu sudah terwujud pada masa Nabi Musa

Yaitu ketika Bani Israil memasuki tanah suci dengan dipimpin oleh Nabi Yusa Bin Nun kemudian menempatinya pada masa Nabi Dawud dan Nabi Sulaeman, sebuah masa ketika Allah menganugerahkan kepada mereka keutamaan atas manusia seluruhnya, namun ketika mereka kufur kepada Allah dan melakukan kerusakan di bumi maka kemurkaan Allah pun berlaku pada mereka dan terjadilah bencana yang menimpa mereka.

6. Janji Allah memiliki syarat

Yaitu iman dan amalan shalih sebagaimana juga termuat dalam taurat "sedangkan mereka telah kufur dan murtad beribadah kepada selain Allah oleh karena itu musibah bencana dan kemurkaan dari Allah ditimpakan kepada mereka dan semua ini termuat dalam kitab-kitab suci mereka, bahkan dalam kitab mereka terdapat keterangan yang melarang memasuki Baitul maqdis lantaran kekufuran dan kemaksiatan mereka dengan pengingkaran ini maka janji tersebut tidak terwujudkan sebaliknya siksa dan benca dari Allah mereka dapatkan.

Baca Juga: Inilah Kemuliaan Tanah Palestina Sebagai Jantungnya Dunia

Bumi ini milik Allah diwariskan kepada hamba-hambanya yang menegakan agama dan mengikuti ajaran-ajaran nya bukan diwariskan kepada orang-orang yang melakukan kerusakan di bumi.

Alah berfirman yang artinya:"Musa berkata kepada kaumnya mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah sesungguhnya bumi ini kepunyaan Allah dipusakakan nya kepada siapa saja yang dikehendaki nya dari hamba-hamba nya dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa"(QS: Al-Arof ayat 128).

Itulah ulasan sejarah tentang tanah Palestina terkait klaim Yahudi atau Israel itu tidak lah benar dan terbantahkan, dan siapakah yang palibg berhakb atas tanah Palestina yang penuh berkah itu tidak lain adalah kaum musliminlah yang paling berhak atas tanah Palestina, semoga informasi ini bermanfaat.***

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube Alfaidah

Tags

Terkini

Terpopuler